Pembinaan Agama dan Akhlak Mulia Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Tiyaran 02 Bulu

Spread the love

Oleh: Sukamti, S.Pd

Kepala Sekolah SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kab. Sukoharjo

Persoalan karakter menjadi perhatian di masyarakat, termasuk di dunia Pendidikan sejak tahun 2016 kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah menggulirkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). pendidikan karakter bangsa dapat dibangun melalui kegiatan rutin sehari-hari maupun keteladanan. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah juga dapat diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, kokurikuler, dan intrakurikuler. 

Selaras dengan usaha pemerintah dalam memperbaiki karakter individu, visi yang dicanangkan oleh SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo adalah “Unggul dalam prestasi, berbudi luhur berdasarkan iman dan taqwa” Guna mencapai visi tersebut, sekolah melaksanakan  misi utama yaitu  Menyiapkan SDM yang cerdas, terampil, berkualitas, berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ dan budaya bangsa melaui pengngkatan mutu layanan Pendidikan dan optimalisasi kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan visi dan misi tersebut, dapat dilihat bahwa tujuan utama pendidikan adalah membentuk dan membangun karakter siswa sehingga menjadi siswa yang Cerdas, Terampil, Berprstasi, dan berbudi luhur. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila tidak didukung degan program sekolah yang mampu mendukung ke arah tujuan tersebut.

Pengamatan terhadap beberapa nilai-nilai karakter di sekolah kami yang meliputi: religius, ketertiban, disiplin, kreatif, peduli lingkungan dan  kerja keras, sebagian besar siswa masih belum menunjukkan karakter sesuai yang diharapkan. Pengamatan pada aspek religius, sebagai contoh, belum berkembang optimal. Hal ini diindikasikan ada anak yang belum bisa menunaikan ibadah dan membaca Al Quran serta kurangnya perilaku ramah tamah.

Hasil pengamatan pada aspek ketertiban dan kedisiplinan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang mematuhi tata tertib, khususnya pada butir yang menyatakan bahwa kurang lebih 15 menit sebelum jam sekolah sudah harus hadir di sekolah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang datang ke sekolah tepat menjelang bel tanda masuk berbunyi, bahkan ada beberapa yang terlambat masuk sekolah. Hal lain yang ditemui adalah bahwa masih banyak anak yang belum terbiasa membuang sampah di tempatnya, sehingga saat selesai jam pelajaran banyak ditemui sampah bertebaran dimana-mana. Pengamatan pada aspek yang lain yaitu menunjukkan bahwa banyak siswa yang sering malas untuk mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan, kurang percaya diri dengan sesuatu yang menjadi hasil karyanya.

Berpijak dari hal tersebut di atas, kepala sekolah di SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo, melalui fungsi kepala sekolah sebagi inovator, berupaya menanamkan pendidikan karakter guna mewujudkan karakter unggul pada siswa. Program tersebut disinkronisasikan dengan pencanangan “Bangkitnya generasi emas untuk mengisi capaian Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaan tahun 2045”. Guna mewujudkan visi dari pencanangan tersebut, maka pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini baik di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian kelak ketika mereka dewasa, yaitu pada tahun 2045, anak-anak tersebut sudah menjadi pemimpin yang berkarakter.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan adalah suatu proses, peraturan, cara membina dan sebagainya atau usaha, Tindakan dan kegiatan yang dilkaukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan menurut Mangunhajana (1991, hlm 12) pembinaan didefinisikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hak-hak yang sudah dimiliki dan dipelajari hal-hal yang baru yang belum dimiliki dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sudah dijalani secara lebih efektif.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang artinya tabiat, adat. Secara sosiologis kata akhlak di Indonesia mengandung kondisi baik, jadi orang yang berakhlak dapat diartikan orang yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata akhlak berarti budi pekerti, kelakuan. Sedangkan secara terminologi akhlah adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Ali Muhtadi (2010:32) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Pada konteks tersebut pendidikan tidak dapat diartikan sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan yang memiliki peradaban. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, budaya, pancasila, dan tujuan pendidikan nasional tersebut telah dikembangkan Kemendiknas (2011) dan diidentifikasi menjadi 18 nilai karakter yaitu : 1) religius; 2) jujur; 3) toleransi; 4) disiplin; 5) kerja keras; 6) kreatif; 7) mandiri; 8) demokratis; 9) rasa ingin tahu; 10) semangat kebangsaan; 11) cinta tanah air; 12) menghargai prestasi; 13) bersahabat/komunikatif; 14) cinta damai; 15) gemar membaca; 16) peduli lingkungan; 17) peduli sosial; 18) tanggung jawab.

Maka dari itu dengan sengaja, penulis mencoba untuk membuat atau menganalisa pendidikan karakter di SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo agar karakter-karakter baik dapat mendarah daging pada diri anak-anak semua hingga mereka dewasa nanti.

Adapun langkah-langkah dalam strategi pemecahan masalah tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: Menyusun program kegiatan, bentuk-bentuk kegiatan, dan rencana anggaran kegiatan yang dilakukan. Mengorganisasikan kegiatan dan membagi tanggung jawab kepada guru penanggungjawab kegiatan. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan anggaran yang sudah disusun sebelumnya. Melakukan evaluasi kegiatan yang dilakukan.

Program pembinaan Agama dan Akhlak Mulia yang dilaksanakan di SD Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo  terdiri dari 4 kegiatan. Keempat kegiatan tersebut adalah : 1) Menanamkan akhlak dan budi pekerti, 2) Budaya disiplin, 3) Budaya peduli lingkungan, 4) Menanamkan kreatifitas. Hasil-hasil dari kegiatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

Pelaksanaan kegiatan “Pembinaan Agama dan Akhlak Mulia” telah mampu menciptakan suatu perubahan positif pada karakter siswa, yaitu menumbuhkan akhlak dan budi pekerti, meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan siswa, meningkatnya rasa kepedulian lingkungan, serta merangsang kreatifitas siswa di SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri tentang adanya kendala-kendala yang dihadapi ketika pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung.

Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam menanamkan akhlak dan budi pekerti, budaya disiplin, dan budaya peduli lingkungan, serta menanamkan kreatifitas pada siswa di SD Negeri Tiyaran 02 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo, tentunya tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung yaitu Sikap kooperatif dari para guru maupun komite sekolah yang mendukung pelaksanaan kegiatan, baik secara materi maupun non materi. Dukungan yang tinggi dari orang tua siswa untuk meningkatkan sikap disiplin putra-puri mereka. Adanya motivasi tinggi dari siswa dalam melaksanakan kegiatan.

Editor: Cosmas