Pemanfaatan Media Pembelajaran PJOK Berbasis ICT

Spread the love

Oleh: Agus Krisnawan,S.Pd
SD N 1 Semarang Kec. Banjarnegara

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam abad ke 21 mempunyai ciri eksponensial perkembangan teknologi semakin lama semakin cepat tidak terkendali, karena hasil dari suatu tahap menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya yang menjadikan perubahan lebih cepat.
Dilihat dari peran pendidikan teknologi merupakan pendorong utama bagi penciptaan nilai tambah untuk kemudahan dalam pendidikan. Nilai tambah ini dinikmati oleh para pelaku pendidikan yang harus memiliki kualitas yang baik, sehingga menaikkan kualitas pendidikan di daerahnya. Dengan naiknya kualitas kehidupan maka semakin besar pula dorongan untuk penciptaan pendidikan yang modern dan lebih memudahkan yang akan menerima pendidikan tersebut.
Tidak mengherankan nantinya bahwa bukan saja perkembangannya yang akan semakin cepat, akan tetapi peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkup masyarakat modern lama-kelaman bertambah penting.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan aktif di segala bidang dalam hal ini pada bidang pendidikan yang berada di Indonesia. Menurut Redhana(2019) Abad 21 dapat dikatakan sebagai abad pengetahuan dengan yang mengedepankan hasil riset ditandai dengan terjadinya transformasi besar-besaran dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri modern dan berlanjut pada masyarakat yang berpengetahuan tinggi Proses perubahan ini juga ditandai dengan adanya seperangkat perubahan sosial dan budaya masyarakat yang diakibatkan munculnya globalisasi dan derasnya arus informasi yang semakin bebas.
Di tengah ketat dan ketidakpastian serta tantangan yang akan dihadapi setiap orang ini, dibutuhkan perubahan paradigma berfikir dalam system pendidikan yang harus dapat menyediakan dengan seperangkat keterampilan abad 21 yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam pendidikan guna menghadapi setiap aspek kehidupan global dan secara luas.
Pada Laporan BSNP(2011) Di Indonesia kesadaran tentang pentingnya keterampilan pada abad 21 sendiri dapat ditemukandan dijelaskan dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan tahun 2010 dengan menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya”.
Kemudian Juga BNSP (2011) merumuskan paradigma pendidikan nasional abad 21 yang meliputi: (1) pendidikan yang berorientasi pada lmu pengetahuan dengan keseimbangan yang wajar,(2) pendidikan harus dibarengi dengan penanaman sikap-sikap luhur,(3) Pendidikan setiap jenjang harus memenuhi frontliner ilmu; (4) perlu ditanamkan jiwa kemandirian,(5) perlu konvergensi ilmu,(6) perlu memperhatikan aspek kebhinekaan,(7) pendidikan untuk semua, (8) perlu monitoring dan evaluasi pendidikan.
Menurut Muslich dan Zainal, (2011) Pendidikan karakter adalah sesuatu yang harus dilakukan dalam upaya menghadapi berbagai tantangan pendidikan dengan pergeseran karakter yang dihadapi saat ini. Pendidikan karakter memiliki tujuan pengembangan kemampuan seseorang untuk memberikan keputusan yang memilih dengan keputusan yang tepat, memelihara apa yang baik dan terbaik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehar-hari dengan sepenuh hati tanpa mengedepankan timbal balik dalam pengorbanan.
Menurut Redhana(2019)Persiapan dalam menjadikan sumber daya manusia yang menguasai keterampilan abad ke-21 akan lebih efektif jika ditempuh melalui jalur Pendidikan dari setiap tingkat dengan kemampuan yang dibekali. Perubahan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pada jenjang sekolah menengah ke bawah telah diterapkan Kurikulum 2013 dengan berbagai perbaikannya yang memakan waktu lama. Kurikulum 2013 sesungguhnya telah sebagian besar mengakomodasi keterampilan abad ke-21, yang dilihat dari standar isi, standar proses, maupun standar penilaian. Pada standar proses,misalnya pendidik diharuskan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifikhal itu juga dilakukan dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya.
Masalah yang dihadapi kebanyakan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang masih berpusat pada pendidik (teacher-centered)atau dalam arti pembelajaran dengan metode ceramah. Akibatnya, peserta didik tidak dapat menguasai keterampilan abad ke-21 secara optimal. Oleh karena itu, SD N 1 Semarang melakukan reformasi pembelajaran khususnya pada Mata pelajaran PJOK. Pembelajaran yang dirancang diharapkan dapat menggeser dari pembelajaran yang berpusat pada pendidik ke pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada peserta didik yang pada kehidupan sekarang sudah mengetahui pengetahuan dan teknologi lebih dini. Karena adanya teknologi yang memudahkan mengakses dan mengetaui segala hal yang ada. Pemanfaatan ICT dalam hal ini adalah internet telah dimulai di sejumlah institusi pendidikan. Secara konsep pembelajaran dengan ICT bisa di lakukan dengan kelas maya atau dalam arti Virtual learning memiliki potensi yang tidak sederhana dalam meningkatkan kualitas.
Menurut Yusuf(2010) Pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan mutlak dilakukan untuk menjawab permasalahan di bidang pendidikan terutama akses dan pemerataan serta mutu pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu pendidikan menjadi pondasi yang harus dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis ICT yang efektif dan efisien. ***

Editor: Cosmas