Dampak Covid-19, Tingkatkan Literasi Digital Siswa
oleh: Nurudin ST
Guru TIK/Informatika SMP Negeri 1 Jenar, Sragen
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat.
Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan (Muhadjir, 2017).
Dampak pandemi covid-19 dirasakan sangat besar dan menghantam berbagai aspek kehidupan, covid-19 juga telah mematikan pembelajaran secara tatap muka (face to face/F2F) di ruang-ruang kelas sekolah, dan juga melumpuhkan layanan tatap muka di berbagai instansi. Akibatnya kegiatan pembelajaran maupun kegiatan rapat-rapat kerja dihentikan, digantikan dengan proses pembelajaran virtual, pertemuan virtual di dunia maya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yaitu komputer, internet dan layanan digital. Saat kondisi pandemi covid-19 seperti ini, teknologi internet menjadi sangat dibutuhkan untuk menjadi solusi bagi dunia pendidikan.
Covid-19 juga turut berdampak pada proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Jenar Kabupaten Sragen, khususnya kelas VIII (delapan) semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kelas yang penulis ampu.
Sebelum adanya pandemi covid-19, pembelajaran TIK di SMP Negeri 1 Jenar berjalan normal secara tatap muka di ruang kelas dan juga diruang laboratorium komputer. Kemudian siswa diberikan materi penugasan untuk dikerjakan di rumah menggunakan aplikasi Google Classroom, akan tetapi dalam implementasi di lapangan penggunaan Google Classroom dari rumah sebelum adanya pandemi covid-19 belum berjalan secara maksimal. Terbukti dengan persentase keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan Google Classroom dari rumah hanya 55% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII (delapan). Merujuk data tersebut lierasi digital siswa dikategorikan masih rendah.
Setelah adanya pandemi Covid-19, semua pembelajaran khususnya mata pelajaran TIK kelas VIII (delapan) di SMP Negeri 1 Jenar total dilakukan dari rumah, dengan merujuk pada Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020, tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Corona. Surat edaran tersebut berisi diantaranya, membatalkan pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2020 dan mengintruksikan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring/online.
Pada awal pemberlakuan kegiatan belajar mengajar dari rumah, pembelajaran banyak mengalami kendala, tidak terkecuali mata pelajaran TIK, kendala tersebut di antaranya faktor geografis, jangkauan jaringan internet yang belum merata, dan belum semua siswa memiliki gawai.
Terlepas dari kendala yang ada, pembelajaran harus tetap berjalan dan materi pembelajaran harus tersampaikan kepada siswa secara keseluruhan. Guru dan siswa dituntut untuk menghadapi situasi dan kondisi secara bijak. Dengan berbekal komunikasi group WhatsApp kelas VIII (delapan) khususnya mata pelejaran TIK yang telah terbentuk selama ini dan berkat bantuan semua wali kelas VIII (delapan), lambat laun kendala yang ada mulai bisa teratasi, dan terurai. Siswa yang belum mempunyai gawai disarankan untuk bergabung dengan teman yang sudah mempunyai gawai yang rumahnya terdekat, dengan catatan jumlah siswa yang berkumpul belajar bersama dibatasi dua siswa saja, dengan tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan. Siswa yang lokasi rumahnya sulit jaringan atau sinyal internetnya, disarankan untuk mencari lokasi disekitar rumah yang jaringan atau sinyal internetnya lebih baik.
Berkat perjuangan yang cukup ekstra tersebut, pembelajaran TIK kelas VIII (delapan) SMP Negeri 1 Jenar dari rumah akhirnya bisa berjalan dengan baik meskipun terkadang masih ada sedikit kendala. Pembelajaran dari rumah dilakukan dengan moda daring atau online berbantuan aplikasi Google Classroom, WhatsApp dan Youtube.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, partisipasi aktif siswa dalam pembelajan TIK kelas VIII (delapan) menggunakan Google Clasroom melalui penugasan dari rumah seperti yang telah diuraikan diatas hanya 55%, setelah adanya pandemi covid-19 partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran daring dari rumah menggunakan Google Classroom mencapai 95% dari keseluruhan jumlah siswa kelas VIII (delapan) yang berjumlah 163 siswa. Merujuk data tersebut berarti literasi digital siswa mengalami peningkatan dari sudut pandang jumlah siswa yang terlibat dan berpartisipasi, bahkan dalam hal menjawab pertanyaan, tugas review dan berdiskusi di kolom komentar Google Classroom, sudah banyak siswa yang menggunakan referensi dari berbagai sumber di internet, seperti referensi dari e-book, website, Youtube, dan blog. Dengan catatan sebelumnya guru sudah menyarankan kepada siswa untuk belajar materi TIK dengan mencari sumber belajar dari internet, tetapi wajib mencantumkan sumber referensinya, sebagai bagian dari pembelajaran literasi digital dengan tidak melakukan plagiat.
Diyakini, pandemi covid-19 menjadi triger meningkatnya literasi digital siswa SMP Negeri 1 Jenar, khususnya kelas VIII (delapan) mata pelajaran TIK dengan segala usaha dan proses yang telah dilakukan guru, wali kelas dan siswa. Hal itu sejalan dengan Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Guru dan siswa dalam melakukan literasi digital disarankan untuk menjunjung tinggi etika digital dan hak inteletual orang lain di dunia maya.
Editor: Cosmas