Bermain Balok untuk Meningkatkan Kognitif Anak Kelompok B TK Aisyiyah 05 Ngringo

Spread the love


Oleh: Suprapti, S.Pd
TK Aisyiyah 05 Ngringo Jaten Karanganyar

Dewasa ini banyak ditemukan dalam pembelajaran menemukan kecerdasan anak yang belum berkembang sesuai dengan usiannya. Kecerdasan dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Kecerdasan berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif. Anak biasanya menjadi tumpuan keluarga. Oleh karena itu orang tua selalu ingin mendorong anak untuk mengembangkan kecerdasan kognitifnya.
Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkannya. Untuk mendapatkan hasil tersebut, perlu dilakukan intervensi dini melalui pendidikan kepada anak-anak. Hal tersebut bertujuan agar potensi yang dimiliki dapat digali sejak dini.
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam rangka mengembangkan kognitif. Stimulus ini dapat diberikan dengan berbagai metode. Dengan metode kita dapat memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari dan mempraktekan cara baru dalam berpikir, merasakan, dan bertindak. Melalui metode ini pula, kita menjadi bagian yang menyatu dalam proses pembelajaran kognitif.
Usia TK identik dengan bermain, maka di sini metode bermain balok dapat dipergunakan untuk mengembangkan kognitif anak. Dalam permainan yang dikemas untuk pembelajaran Kelompok B. Penulis menggunakan balok yang bisa menarik untuk anak.
Kenapa balok menjadi pilihan penulis, karena balok meningkatkan daya imajinasi dan juga meningkatkan kecerdasan kognitif anak. Dalam hal ini penulis juga sebagai guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan contoh-contoh sederhana kepada anak kelompok B.
Dari sinilah penulis hanya mengamati anak yang sedang bermain balok dan melihat anak yang berhasil dalam membuat suatu bentuk kontruksi bangunan. Dengan bermain balok anak juga bisa berimajinasi, kecerdasan kognitif anak berkembang. Karena kecerdasan kognitif tidak hanya berhitung saja. Pengembangan kognitif Anak Usia Dini diarahkan pada pengembangan auditorik, visual, taktil, kinestetik dan aritmatika.
Melalui permaianan balok anak kelompok B sedang mengkoordinasikan berbagai unsur yang menentukan perkembangan kognitifnya seperti: otot, syaraf dan otak. Di sini penulis mempunyai tugas untuk melatih secara intensif agar kecerdasan kognitifnya berkembang dengan sempurna dan maksimal sesuai dengan umurnya.
Dengan bermain Balok anak bisa mengerti dan memahami konsep yang terkandung dalam permainan tersebut yaitu besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek, berat-ringan, bentuk-bentuk geometri. Dengan bermain balok anak juga bisa bercerita dengan menceritakan hasil karyanya kepada guru dan temannya.
Di sini perkembangan kognitif dalam berkomunikasi berkembang dengan sendirinya. Anak yang pendiam dengan bermain balok bisa dipancing dengan pertanyaan-pertanyaan. Penulis sebagai guru memberikan apresiasi dengan memberikan pujian yang bisa memotivasi anak untuk lebih mengembangkan kecerdasan kognitifnya. Karena kognitif anak harus kita asah dengan metode yang menyenangkan dan sesuai dengan usia anak. Karena dengan metode bermain anak tidak akan merasa jenuh, bosan tertekan tapi sebaliknya anak akan merasa senang dan tidak bosan.
Bermain balok bisa dikembangkan untuk mengenalkan belajar berhitung, seperti anak disuruh menggambil bentuk segiempat 5, segitiga 6, lingkaran 8. Ada 2 perkembangan yang bisa tercakup yaitu: berhitung dan mengenal bentuk-bentuk geometri. Bermain balok juga bisa digabungkan dengan perkembangan kogitif dan fisik motorik. Anak disuruh menggambil bentuk lingkaran setelah itu dipindah ke keranjang warna merah. Di sini anak berlomba berlari untuk memindahkan balok yang berbentuk lingkaran ke keranjang merah. Dengan berlari anak menggunakan otot kaki dengan memindahkan balok ke keranjang merah anak menggunakan otak dalam berpikir untuk mencari keranjang warna merah.
Penulis juga menggunakan balok untuk mengenalkan tinggi-rendah kepada anak. Balok yang berbentuk segiempat dan persegi dijejerkan berbaris, anak disuruh mengurutkan dari yang tinggi ke yang rendah atau sebaliknya dari yang rendah ke yang tinggi.
Untuk pembelajaran bahasa dengan menggunakan balok penulis sebagai guru mengajak anak untuk bercerita dengan kontruksi atau bentuk yang di buat anak. Di sini guru memberikan pertanyaan kepada anak “ini bentuk apa sayang?” Dengan pertanyaan itu anak akan terpancing dengan sendirinya “ ini bentuk rumahku bu guru, di rumahku ada kamar, ada dapur, ini kamar saya bu guru” kognitif berkomunikasi anak akan berkembang dengan sendirinya. Anak yang senang bercerita akan bercerita dengan menarik. Karena ada hasil yang dijadikan bahan untuk diceritakan. Bagi anak yang pendiam dia akan juga ingin menceritakan hasilnya walaupun dengan nada yang pelan. Di sini Guru berperan penting dalam mengembangkan kognitif berkomunikasi pada anak yang pendiam.
Dahulukan anak yang pemberani dan suka bercerita untuk menjadi contoh atau motivasi pada anak yang lain. Peran guru dalam mengembangkan kognitif anak sangatlah penting. Kognitif anak tidak hanya berhitung saja tapi juga mencakup perkembangan lainnya. Gunakan metode yang pas untuk anak usia TK yang identik dengan bermain. ***
Editor: Cosmas