DPR Desak Pendidikan Tatap Muka Dimulai
SRAGEN, POSKITA.co – Krisis di dunia pendidikan selama pandemi Covid-19 semakin memprihatinkan. Munculnya ancaman ‘learning loss’ saat ini, DPR RI mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencoba membuka sekolah tatap muka.
Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti mengungkapkan dunia pendidikan terancam ‘learning loss’ yang artinya situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis,
akibat tidak berlangsungnya pendidikan yang sangat panjang. Melihat kondisi itu, Kemendikbud harus berani mencoba sekolah tatap muka dengan segala resiko yang ada. Berbagai strategis maupun langkah harus diambil dalam keterbatasan untuk membuka proses belajar tatap muka sekaligus melindungi anak-anak sekolah dari penularan Covid 19.
“Saya sangat berharap sekolah tatap muka segera berjalan. Anak-anak kehilangan masa belajar mengenai kehidupan ketika mereka tidak bertatap muka. Banyak hal yang tidak bisa dipahami dan diajarkan guru kepada anak didiknya hanya dengan belajar secara online,” tandas Agustina Wilujeng disela memberikan bantuan jaminan masa depan anak korban covid-19 di DPC PDIP Sragen, Sabtu (28/8).
Proses sekolah tatap muka itu sendiri, kata Agustina Wilujeng, jangan bertahap hanya SMA lantas SMP baru SD, tetapi semua bisa serentak. Karen bila hal itu tidak dicoba, semakin akan keberatan. Langkah yang diambil bisa datang ke sekolah bersih- bersih dulu, kemudian baru belajar secara bertahap. Bisa lima siswa dulu secara bergiliran. Dengan begitu para siswa bisa berinteraksi di lingkungan sekolah dan temannya.
Karena dengan pembelajaran online tidak bisa menyentuh ke pendidikan moral. Belum lagi dampak lain sistem online anak didik malah bisa membuka situs- situs lain yang dilarang tanpa pengawasan dari orang tua maupu guru.
“Pendidikan moral itulah yang berat, harus melalui guru sehingga belajar tatap muka ini harus segera dilakukan,” tegas anggota DPR RI Dapil Sragen, Wonogiri Karanganyar ini.
Pembelajaran tatap muka yang dilakukan, harus selalu mengikuti protokol kesehatan.
Sedang kependulian PDIP terhadap anak dampak korban Covid, kata Agustina Wilujeng dengan memberikan pendidikan secara gratis hingga perguruan tinggi.
“Jangan sampai anak- anak yang ditinggal orang tuanya yang meninggal karena Covid harus mendapatkan perhatian untuk masa depan mereka seperti pendidikan yang layak,” tutur anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sragen Suwardi menjelaskan, di Kabupaten Sragen khususnya belum bisa menjadwalkan pembelajaran tatap muka. Lantaran program PPKM masih level IV.
“Mungkin setelah ada penurunan baru bisa dijadwalkan untuk pendidikan tatap muka,” jelas Suwardi. (Cartens)