Penilaian Pendidikan Karakter Bahasa Indonesia Saat Covid-19
ARTIKEL POPULER
Vian Istriningsih, S.Pd
SMP Negeri 14 Surakarta
Ada dua fenomena yang muncul saat menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pertama, ujian berat yang mengakibatkan tekanan atau stress yang memunculkan ekspresi perilaku yang berbeda dengan sebelumnya, ketika dalam keadaan normal atau nyaman. Kedua tekanan berat memunculkan kesadaran dan kemauan untuk berubah atau move on.
Sebelum merebaknya wabah ini, begitu sulit mendorong para guru untuk bisa memulai pembelajaran dengan teknologi digital atau jaringan. Mereka sudah nyaman dengan pembelajaran tatap muka yg dijalani bertahun-tahun. Mereka dengan mudah dapat menilai setiap karakter siswa-siswanya karena bisa melihat tingkah laku dan karakter siswanya secara langsung. Lalu bagaimana sekarang para guru bisa menilai karakter para siswanya jika saat ini yang terjadi adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Serta mungkinkah pendidikan karakter bisa dengan PJJ.
Pada usia dini, sebenarnya karakter anak sudah terbentuk, kepercayaan, nilai/value, kebiasaan baik buruk, reflek, intuisi, dan persepsi. Dalam masa itu anak membutuhkan rasa aman, cinta, dan penerimaan orang tua. Orang tua tidak hanya memenuhi kebutuham fisik tetapi juga harus memenuhi kebutuhan psikis agar anak tidak kelaparan akan rasa aman, cinta dan perdamaian. Relasi yang hangat antara orang tua dan lingkungan terhadap anak menentukan motivasi anak untuk belajar serta menjadi fondasi utama untuk membangun harga diri dan karakter anak.
Pembelajaran karakter jarak jauh bisa menggunakan gabungan-gabungan antara komunikasi online, tugas mandiri anak, sistem evaluasi untuk menegaskan tingkat keterukuran pembelajaran dan pendampingan orang tua secara intensif. Suasana komunikasi dan interaksi yang menyenangkan tetap terus dibangun serta buat selalu gembira karena dengan gembira kita akan lebih produktif dan lebih efektif dalam pembelajaran.
Tugas dan kewajiban yang diberikan guru untuk siswa selama PJJ tentu saja akan membawa perubahan besar bagi kehidupan mereka. Kreativitas guru dalam memberi tugas siswa akan membuat mereka senang dengan tugas tugas yang diberikan oleh guru, karena lebih bervariasi dan tidak membosankan. Sebagai contoh, ketika guru memberikan tugas membuat puisi dan membuat video saat membaca puisi hasil karya siswa sendiri. Pada awalnya siswa mungkin malu membaca puisi dan harus divideokan. Akan tetapi, perasaan tersebut berubah menjadi bangga setelah melihat videonya dan dikomentari bagus oleh guru dan teman-temannya.
Tugas siswa yang dikirimkan ke guru sebagai bentuk tanggung-jawabnya sebagai siswa akan dapat dinilai oleh guru. Sebenarnya, dari tugas menulis puisi dan memvideokan sudah memungkinkan guru memberi pendidikan karakter kepada siswanya. Pertama karakter kejujuran siswa dengan menulis puisi karya sendiri, dan bukan mencontoh atau menyalin puisi dari penyair terkenal. Siswa akan lebih bangga jika puisi hasil karyanya dipuji oleh orang lain, dan di sinilah juga muncul karakter percaya diri.
Lalu dengan membuat video pembacaan puisi pastilah dilakukan dengan kejujuran karena otomatis akan kelihatan jika yang membaca puisi bukan siswa sendiri. Karakter menghargai hasil karya orang lain juga akan muncul saat siswa melihat tayangan video teman-temannya. Karakter kerjasama juga akan muncul dari siswa saat pembuatan video.
Menjadi dekat dengan orang tua pada saat belajar dari rumah, membuat kebanyakan siswa harus mendapat dukungan dari orangtua. Mulai dari membuka WA atau google classroom tugas dari gurunya atau mendampingi anaknya belajar di rumah. Cara seperti ini justru akan membuat siswa lebih dekat dengan keluarganya. Tanpa disadari justru akan muncul karakter-karakter positif dari anak selama PJJ.
Tidak ada yang tidak mungkin, jika semua mau bekerjasama dan saling berinteraksi untuk menumbuhkan pendidikan karakter meski lewat PJJ. Walau guru tidak bisa menilai secara langsung karakter masing-masing siswanya karena tidak tatap muka, guru masih bisa memberikan penilaian karakter pada siswanya lewat tugas yang dikerjakan siswa. Hasil karya siswa menjadi dasar bagi guru untuk menilai karakternya.
Editor: Cosmas