Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Spread the love

Dra. Ety Suhaety, M.Pd.

Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Cirebon

 

Pembelajaran daring merupakan alternatif penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk tetap menjalin pembelajaran yang masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat diselenggarakan dengan lebih luas dan peserta yang tidak terbatas.

Pembelajaran daring dapat dilakukan secara gratis ataupun berbayar. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan menggunakan jejaring web. Setiap pembelajaran, guru sudah menyiapkan materi, baik dalam bentuk tulisan slideshow dari PPT maupun rekaman video. Peserta didik juga diberikan tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu pengerjaan yang sudah ditentukan.

Semakin pesatnya zaman, tidak dapat dipungkiri  kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam tataran kehidupan manusia. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin penting dirasakan dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini, terutama dalam sektor pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi, mengharuskan guru dan peserta didik tidak melakukan tatap muka di kelas dan beralih dengan melakukan pembelajaran daring. Sebelum melaksanakan pengajaran pembelajaran jarak jauh/ daring, peserta didik diberitahu dan dibekali mengenai metode yang akan dipelajari dan media yang digunakan selama pembelajaran daring.

Penyebaran pandemi Covid-19 mampu melumpuhkan hampir semua sektor kehidupan. Sesuai dengan surat edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 mengimbau untuk melaksanakan proses pembelajaran melalui daring.

Kesiapan dari pihak guru maupun peserta didik menjadi tuntutan pada saat pembelajaran daring. Pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti laptop, gawai, dan koneksi internet. Tak jarang, peserta didik dituntut untuk mahir dalam menggunakan alat komunikasi tersebut.

Dengan demikian, upaya dalam menyelenggarakan pembelajaran daring dirasa sangat efektif sebagai langkah solutif untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan. Guru hanya memberikan soal yang nantinya dikirimkan melalui aplikasi google classsroom yang ada pada gawai peserta didik. Setelah peserta didik mengerjakan tugas, hasilnya dikirimkan kembali kepada guru secara daring melalui aplikasi tersebut. Kemudian guru akan memeriksa kembali hasil pekerjaan peserta didiknya.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring yang diadakan selama pembelajaran tergantung dari kedisiplinan peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu, pihak sekolah juga perlu menyusun aturan dan manajemen yang baik di dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Dengan demikian, peserta didik diasah keterampilan dan kemampuannya untuk melihat dunia nyata dan membuktikan bahwasannya nilai pendidikan menjadi aspek ungkapan bela rasa maupun empati kepada sesama.

Penerapan pembelajaran daring beberapa bulan ini ada yang berjalan lancar dan ada juga yang tidak berjalan lancar. Meskipun demikian, dari sekian lama perjalanan waktu ternyata terjadi banyak permasalahan. Mulai dari peserta didik yang mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dan mengenai kuta internet yang sering mereka beli itu mahal. Banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta didik dan keluhan mereka yang tak jarang membuat saya sebagai guru merasa terenyuh. Meskipun dalam hal ini, antara guru dan peserta didik harus mempunyai kesatuan yang kuat.

Sudah barang tentu hal tersebut bukan menjadi bukti mutlak bahwa orang tua menyalahkan guru. Dalam situasi yang seperti sekarang ini, guru harus bertindak secara cepat agar pembelajaran dapat kembali berjalan dengan efektif. Gawai yang sebelumnya menjadi alat komunikasi, sekarang dapat beralih fungsi dan bermulti fungsi. Pada gawai, guru dapat memberikan materi dalam durasi yang singkat, karena hanya mengupload saja. Dengan demikian, apresiasi yang sangat tinggi perlu diberikan kepada guru dan peserta didik karena telah mampu beradaptasi dengan cepat. Di sisi lain, evaluasi pembelajaran perlu dilaksanakan agar pembelajaran daring dapat dicapai dengan maksimal.

Walaupun pembelajaran yang digunakan itu jarak jauh, tidak boleh meninggalkan etiket selama mengajar. Pembelajaran yang dilakukan secara daring, hal terpenting mengenai respons, sapaan, dan umpan balik terhadap tugas yang dikerjakan menjadi hal yang tidak boleh dilupakan. Ada peserta didik yang bertanya “Ibu, kok selama daring ngerjain soal terus tugasnya, jadi bosen”. Saya hanya memberikan semangat dan dorongan agar peserta didik tetap mengerjakan tugas dan semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Banyak sekali tugas dari guru yang seringkali dirasakan oleh peserta didik menjadi suatu hal yang menakutkan. Beban belajar peserta didik tentunya harus diperhitungkan baik secara materi maupun waktu. Hal tersebut perlu diingat pada setiap pembelajaran daring tidak seutuhnya hanya mengerjakan tugas dan mengerjakan soal dalam jumlah banyak. Guru tersebut bisa memberikan tugas mengamati, mencoba, dan menganalisis serta lebih menarik atau memberikan soal yang lebih menantang.

Salah satu tujuan pembelajaran pada proses daring yaitu pencapaian kompetensi peserta didik yang lebih dikenal dengan 4 C, yaitu berpikir kreatif, bekerja sama, berkomunikasi dan berpikir krtitis dengan harapan peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan. Selain itu, tugas pembelajaran daring yang diberikan kepada peserta didik, seharusnya menuju kecakapan abad 21. Aplikasi yang ada pada ponsel, seperti Whatssapp bukan lagi menjadi komunikasi searah, melainkan untuk membangun dalam melaksanakan 4C.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, peserta didik dilatih untuk membuat puisi, cerpen, artikel yang diaplikasikan pada sitausi yang baru terjadi. Untuk itu, keberhasilan dalam pembelajaran daring, perlu adanya kekuatan atau sinergi yang tinggi antara pihak sekolah, orang tua, dan peserta didik. Ketika ada peserta didik yang tidak mampu membeli kuota, maka sekolah perlu merasakan kepedulian dan memfasilitasi agar pembelajaran daring dirasa sudah mampu berjalan normal seperti yang telah ditetapkan.

Harapannya, pada saat pembelajaran daring bukan berarti mencetak peserta didik menjadi robot dan hanya mengerjakan tugas yang telah diberikan, melainkan menjadi agen perubahan di dalam meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat menemukan dan mengembangkan keterampilan sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. Artinya, dengan mereka lebih memahami dan lebih memaknai pengetahuannya, maka semakin tinggi pula mereka mengamalkannya.

 

Pembelajaran Daring

Gheytasi, Azizifar & Gowhary (dalam Khusniyah dan Hakim, 2019: 21) mengemukakan bahwasannya beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran. Internet telah dikombinasikan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk melengkapi aktivitas pembelajaran (Martins, 2015). Pembelajaran daring menjadi sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak tatap muka, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh.

Ada banyak aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi Covid19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.

Menurut Hadisi & Muna (2015: 131) pembelajaran daring mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar. Pembelajaran daring yang dilaksanakan saat ini menjadi hal baru yang dirasakan oleh guru maupun peserta didik.

Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Dabbagh (dalam Hasanah, dkk., 2020: 3) menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu :

  1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau tinggi guna pembelajaran mandiri.
  2. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan digunakan.
  3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : dalam ciri-ciri ini pelajar harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring.
  4. Berkolaborasi: memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri.
  5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring.  (Kirkman dalam Hasanah, 2020). Ketika belajar secara mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara daring.

Pada penelitian terdahulu oleh Hasanah, dkk (2020) tentang analisis pelaksanaan aktivitas belajar secara daring mahasiswa pada masa tanggap darurat Covid-19, sehingga dengan melihat fenomena tersebut peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran daring selama adanya kebijakan study from home selama pandemi covid 19.

 

Kebijakan Pemerintah Daerah Pada Sektor Pendidikan Pasca Pandemi Covid19

Pasca pandemi Covid19 masuk ke Indonesia dengan jumlah yang terdampak positif penderita Covid19 semakin bertambah, maka kemudian pertengahan Maret 2020 untuk menekan angka penderita Covid19, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran online (Fey dalam CNNIndonesia, 2020). Kebijakan dari pemerintah yang mengatur hal tersebut ialah Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran Covid19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran tersebut Kemendikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing. Penyediaan materi pembelajaran yang dilakukan secara online serta materi tersebut dapat diakses oleh siapapun yang membutuhkan dapat menjadi salah satu pelayanan pendidikan lain yang dapat diakses melalui sarana internet.

Study From Home

Status kedaruratan kesehatan dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah ditetapkan pemerintah. Dengan keluarnya aturan tersebut, diminta kepada seluruh kepala daerah tidak membuat kebijakan sendiri yang tidak terkoordinir. Pembatasan sosial ini merupakan salah satu upaya untuk menghadapi wabah Covid19 dalam memutus mata rantai penyebarannya. Pembatasan sosial berskala besar tersebut tertuang dalam Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 Ayat 2 pada tahun 2020 yang menyebutkan tujuan dari peraturan ini adalah untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit, kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.

Selanjutnya Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 Ayat 3 tahun 2020 menjelaskan bahwa “pembatasan sosial berskala besar ini paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.”

Hal tersebut mengakibatkan untuk sementara waktu pembelajaran tidak dapat dilakukan di rumah. Oleh karena itu, pembelajaran harus dilakukan di rumah masing-masing (study from home). Salah satu hal yang harus dilakukan adalah pembelajaran daring supaya kegiatan belajar tetap berjalan. Penggunaan virtual learning dalam proses pembelajaran jarak jauh diyakini memberikan lebih kemudahan belajar, dapat berkomunikasi secara langsung sehingga materi mudah untuk diterima.

Riyana (2019: 1.14) pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep pembelajaran daring memiliki konsep yang sama dengan e-learning. Selama pembelajaran daring berlangsung banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi selama peserta didik belajar dirumah, diantaranya terlalu banyak tugas yang diberikan dan guru yang belum mengoptimalkan teknologi. Disamping banyaknya keluhan orang tua mengenai pembelajaran daring, namun ternyata pembelajaran juga memiliki beberapa kelebihan.

 

PEMBAHASAN

Selama wabah Covid19 masuk ke Indonesia, ada beberapa peraturan pemerintah yang diterbitkan guna untuk pencegahan penyebaran wabah tersebut. Salah satu yang digalakkan adalah adanya social distancing. Social distancing merupakan upaya jaga jarak, misalnya seperti menghindari kerumunan, dan kontak fisik. Adanya social distancing tersebut sudah jelas sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah telah diliburkan mulai bulan Maret 2020.

Bahkan hingga bulan Oktober 2020 saat ini pun pembelajaran masih dilakukan dari rumah masing-masing. Sesuai dengan Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 Ayat 3 tahun 2020 menjelaskan bahwa “pembatasan sosial berskala besar ini paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.” Tantangan tersendiri untuk dunia pendidikan supaya pembelajaran dapat terus berjalan di tengah pandemi Covid19 ini. Salah satu jalan keluar untuk menangani masalah tersebut adalah pembelajaran dilakukan secara daring. Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dengan bantuan internet. Dalam pembelajaran daring dibutuhkan sarana dan prasarana, berupa laptop, komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Selain sarana dan prasarana, seorang guru juga harus mampu menyesuaikan dengan keadaan siswa.

Proses pembelajaran daring selama ini banyak dilakukan pemberian tugas melalui whatsapp, video conference, google form, ataupun melalui aplikasi khusus yang tersedia. Namun banyak siswa yang menyatakan mengaku lebih senang mendapatkan penugasan melalui whatsapp, lalu ditulis di buku dan difotokan untuk dikirim ke guru. Penugasan melalui aplikasi google form juga dilakukan, dimana setelah selesai mengerjakan tugas akan langsung muncul nilainya.

Namun pembelajaran daring juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketersediaan jaringan internet. Beberapa mengaku kesulitan untuk mengikuti pembelajaran online karena tidak semua wilayah mendapatkan jaringan internet dengan akses lancar. Hal tersebut membuat mereka kesulitan ketika akan mengumpulkan tugas. Selain tantangan mengenai layanan internet, tantangan lainnya adalah kendala biaya.

Untuk mengikuti pembelajaran online , para siswa harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kuota internet. Hal lain yang harus diperhatikan dalam penggunaan smartphone guna menunjang pembelajaran daring adalah adanya kecanduan penggunaan smartphone. Beberapa penelitian menunjukkan adanya indikasi kecanduan gadget akibat penggunaan yang berlebihan. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran akan efek negatif pada penggunaan gadget dan media sosial seperti kemungkinan terpapar informasi yang salah dan tidak perhatian selama belajar akibat bermain media sosial. Selain itu, orang yang kecanduan gadget cenderung memiliki masalah sosial dan akademik.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring ini merupakan satu-satunya solusi untuk menekan penyebaran Covid19. Covid19 merupakan penyakit yang sangat mudah terjadinya penyebaran, dimana virus ini secara khusus menyerang sistem pernafasan manusia. Pengendalian penyakit menular dapat dilakukan dengan meminimalisasi kontak antara orang yang terinfeksi dengan orang yang rentan. Menjaga jarak untuk mengurangi kontak fisik yang berpotensi menularkan penyakit dikenal dengan istilah social.

Adapun kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan sejak mengajar daring yaitu:

Kelebihan

  1. Dapat membangun suasana belajar yang baru.
  2. Pembelajaran daring akan membawa suasana baru bagi peserta didik yang biasanya hanya belajar di kelas saja.
  3. Dapat menumbuhkan antusias peserta didik dalam belajar.
  4. Adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan si kamar, ruang tamu dan sebagainya serta waktu yang diseseuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam.
  5. Dapat mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah dahulu untuk belajar.
  6. Tidak ada batasan dan dapat mencakup area yang luas.

Kekurangan

1. Sulit untuk fokus pada pembelajaran, karena suasana rumah yang tidak kondusif.

2. Peserta didik akan kecanduan dengan gawai.

3. Menghabiskan kuota yang cukup banyak.

4. Peserta didik akan tertinggal pelajaran tidak akses internet tidak memadai.

5. Koneksi jaringan yang tidak stabil.

6. Banyak keluhan yang disampaikan pada saat pembelajaran daring.

KESIMPULAN

Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi untuk menerapkan social distancing guna mencegah mata rantai penyebaran wabah covid 19. Karena pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online dengan jarak jauh atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik dimanapun dan kapanpun saat dibutuhkan. Sehingga dapat menghindari kerumunan yang dianggap sebagai salah satu cara untuk menerapkan social distancing.

Study from home (SFH) merupakan salah satu akibat dari adanya wabah covid 19, yang menyebabkan pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah menjadi diliburkan dan belajar di rumah masing-masing. Namun sesuai dengan tanggapan sebelumnya, bahwa sebagian besar peserta didik ingin segera kembali untuk bersekolah.

Dalam pembelajaran daring membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti laptop, komputer, smartphone dan jaringan internet. Hal itulah yang menjadi salah satu tantangan untuk melakukan pembelajaran daring. Namun seorang siswa meskipun tidak semua memiliki laptop atau komputer, sebagian besar mereka memiliki smartphone.  Pembelajaran daring membuat siswa menjadi lebih mandiri, karena lebih menekankan pada student centered. Mereka lebih berani untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya. Serta pemerintah juga telah menyediakan beberapa platform yang dapat digunakan peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan, bahwasannya mengajar secara daring mendapat nilai lebih, karena disisi lain kita dituntut sebagai seorang guru, tapi di sisi lain kita mampu menjadi motivator belajar peserta didik. Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilakukan secara daring dapat berjalan optimal dan mampu menjadikan bahan acuan di dalam mengajar nanti. Selain itu, perjuangan yang dilakukan selama proses pembelajaran itu menjadi bagian sejarah yang tidak terlupakan.

 

Editor: Cosmas