Siswa Sehat Generasi Hebat
ARTIKEL POPULER
oleh: Purwani, S.Pd, Guru SMP Negeri 1 Jatipuro
Setiap tahun ajaran baru sekolah, Puskesmas Jatipuro melakukan kegiatan pemeriksaan anak didik baru yang dikenal dengan Penjaringan Anak Sekolah/skrining kesehatan. Penjaringan dilakukan kepada anak Kelas I, Kelas VII, dan Kelas X. Target Penjaringan untuk anak Kelas I 100%, anak Kelas VII 100%, dan Kelas X 50%.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan. Selain jumlahnya yang besar (25%) di antara jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada usia sekolah dasar, permasalahan kesehatan peserta didik umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakit menular yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Pada peserta didik di tingkat lanjutan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA) SLB (Sekolah Luar Biasa) pada umumnya lebih banyak terkait dengan perilaku berisiko di antaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah melalui program UKS diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) peserta didik.
Penjaringan kesehatan merupakan suatu prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memilah (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat, serta dapat dimanfaatkan untuk pemetaan kesehatan peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Untuk menentukan jenis pemeriksaan, selain memprioritaskan penjaringan terhadap gangguan kesehatan yang dapat mengganggu proses belajar juga perlu memperhatikan prinsip skrining diantaranya merupakan masalah kesehatan yang penting, tersedia pengobatan untuk kondisi tersebut, tersedia fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan. ada pemeriksaan untuk kondisi tersebut, tes harus dapat diterima oleh masyarakat, total biaya untuk menemukan kasus harus ekonomis, penemuan kasus dan pengobatan berkesinambungan
Adapun tujuan dilakukan penjaringan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam mendukung proses belajar. Tujuan Khususnya adalah terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila terdapat masalah dapat segera ditindaklnajut. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah. Selain itu, termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik
Penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan oleh : Tim Penjaringan Kesehatan di bawah koordinasi puskesmas yang terdiri dari tenaga kesehatan puskesmas, guru, dan kader kesehatan (dokter kecil/kader kesehatan remaja) dari sekolah yang bersangkutan. Mahasiswa bidang kesehatan dibawah koordinasi Puskesmas Puskesmas sebagai organisasi fungsional kesehatan di tingkat pelayanan dasar bertanggung jawab dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan peserta didik di wilayah kerjanya.
Pendanaan kegiatan penjaringan kesehatan peserta didik dibiayai oleh anggaran Kabupaten / Kota. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala peserta didik SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) meliputi: 1. Pengisian Kuesioner yang diisi oleh peserta didik/orang tua/wali peserta didik, yang terdiri dari : a. Riwayat kesehatan b. Riwayat imunisasi c. Gaya hidup (sarapan, jajan, merokok dan minum minuman beralkohol) d. Kesehatan intelegensia, e. Kesehatan mental, f. Kesehatan reproduksi 2. Pemeriksaan Kesehatan yang diisi oleh tenaga Puskesmas/guru/kader kesehatan sekolah yang terdiri dari : a. Status gizi b. Tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan dan suhu) c. Kebersihan diri d. Gangguan penglihatan e. Gangguan pendengaran f. Kesehatan gigi dan mulut g. Kebugaran jasmani
Kegiatan penjaringan kesehatan (skrining) di SMP Negeri 1 Jatipuro awalnya akan dilaksanakan pada hari Senin sampai Rabu,26-28 Oktober 2020, tetapi karena ada edaran cuti bersama pada tanggal 28 Oktober 2020, maka jadwal yang seharusnya tanggal 28 Oktober diundur tanggal 3 November 2020.
Sasaran penjaringan adalah siswa kelas VII yang berjumlah 192 siswa terbagi dalam 6 kelas. Hari pertama dilakukan pemeriksaan untuk kelas VII A dan VII B dan dibagi dalam 3 ruang. Hari kedua untuk kelas VII C dan VII D, dan hari ketiga untuk kelas VII E dan VII F.
Pemeriksaan kesehatan di masa pandemi ini sangat memperhatikan protokol kesehatan. Petugas dari puskesmas yang dikoordinatori oleh dr. Utami Setyaningsih dengan dibantu 8 personil, menggunakan perlengkapan: masker, face shield, sarung tangan, dan baju APD. Masing-masing ruang juga didampingi satu orang guru. Saat datang ke sekolah, siswa diwajibkan untuk memakai masker, cuci tangan sebelum masuk, dan jaga jarak. Pemeriksaan juga menghindari kontak fisik antara petugas dengan siswa
Kegiatan pertama siswa mengisi angket lalu mengikuti beberapa rangkaian pemeriksaan: berat badan,tinggi badan,tes mata minus,tes buta warna menggunakan buku ishihara, wawancara kesehatan gigi dan mulut.
Jumlah siswa yang seharusnya hadir untuk mengikuti pemeriksaan pada hari pertama dan kedua dari kelas VII A, VII B, VIIC, dan VII D berjumlah 128 siswa, hadir 112 tidak hadir 16 karena izin dan sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan siswa dari 4 kelas tersebut,ditemukan 14 kasus mata minus, 15 kasus gigi berlubang dan 1 kasus masalah kulit. Selanjutnya siswa yang bermasalah tersebut diberikan rujukan agar memeriksakan diri ke Puskesmas Jatipuro. Pemeriksaan untuk kelas VII E dan VII F akan dilaksanakan pada Selasa, 3 November 2020.
Dengan kegiatan penjaringan ini diharapkan masalah-masalah kesehatan siswa baru dapat terdeteksi sejak dini sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selain itu, diharapkan derajat kesehatan peserta didik dapat meningkat secara optimal sehingga dapat mendukung proses belajar. Apabila siswa sehat, maka akan lahirlah generasi yang hebat.
Editor: Cosmas