Guru Pembelajar di Masa New Normal

Spread the love

Wardah Umi Barokah, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Biologi
MAN 2 Sragen

Masa Pandemi Covid 19 di Indonesia sudah memasuki semester ke dua, semenjak merebaknya Virus Corona di bulan Maret tahun 2020. Pandemi Covid 19 di Indonesia tidak hanya berdampak secara mikro ataupun local melainkan berdampak secara makro dan pada semua lini, tak luput pula pada dunia pendidikan. Saat ini, masa New Normal pun, masih belum ada perubahan yang signifikan.

Dunia pendidikan turut merasakan dampak yang luar biasa pada masa Pandemi. Mulai ditiadakannya pembelajan tatap muka, dikuranginya beban belajar peserta didik dan berkurangnya capaian kompetensi tiap mata pelajaran. Hal ini bukan merupakan hal yang mudah, karena semua terjadi dalam waktu yang serba mendadak. Semua lini dalam dunia pendidikan, mulai dari lembaga, komponen pendidikan dan masyarakat, semua ikut mengolah pikir untuk mensikapi masa pandemi ini.

Salah satu komponen pendidikan yang sering jadi sorotan adalah peserta didik. Tetapi saat ini kita akan melihat dampak Pandemi Covid 19 dari sisi pengajar atau guru.
Guru sebagai ujung tombak di dunia pendidikan mendapatkan tantangan yang luar biasa saat Pandemi ataupun masa New Normal. Guru yang biasanya dapat berinteraksi, mengkomunikasikan segala sesuatu dengan seluruh komponen pendidikan, saat ini tidak mungkin. Maka guru harus mencari cara untuk tetap melakukan fungsinya secara optimal dengan segala keterbatasan dan protokol kesehatan yang ketat.
Tantangan Guru di Indonesia saat ini tidak saja keluar dari kebiasaan, tetapi harus membuat kebiasaan baru yang tidak kalah kualitasnya. Bagaimana guru harus tetap mengajar, berkualitas, menyenangkan, bermakna dan tetap menjaga ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Pemerintah telah mengatur prinsip Pelaksanaan Belajar di Rumah (PBR), sesuai edaran Sekjend Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020, yaitu : (1) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR. (2) Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tampa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. (3) BDR dapat difokuskan pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic COVID-19. (4) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik. (5) Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. (6) Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kualitatif. (7) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wa.
Membuat kebiasaan baru, yang baru saja dimulai, pasti menjadi pengalaman tersendiri bagi guru. Mengingat kenyataan yang ada bahwa tidak semua guru mahir IT. Guru usia dibawah 40 tahun, tidak begitu bermasalah dengan kecepatan perkembangan IT, tapi bagi guru usia 45-60, akan menjadi sesuatu yang tidak sederhana. Yang membahagiakan adalah ada dalam istilah jawa “dalang ora kurang lakon” yang bisa kita ibaratkan pada guru kita saat ini. Guru akan selalu mencari cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kondisi apapun. Nyatanya guru kita tidak hanya mengajar atau menyampaikan ilmunya pada peserta didik, tapi guru harus selalu belajar dimanapun dan kapanpun.
Belajar bagi guru saat pandemi menjadi pengalaman indah, membahagiakan yang sangat bermanfaat. Tidak hanya memperkaya pengalaman tapi sekaligus meningkatkan kompetensi guru. Saat ini, Guru disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara virtual untuk menambah ilmu, pengalaman dan kompetensi diri. Kegiatan virtual, mulai webinar, workshop, diklat ataupun pelatihan yang ada sekarang ternyata banyak diikuti oleh guru di seluruh Indonesia. Ini adalah kebiasaan baru guru yang sangat luar biasa dan membahagiakan di tengah kondisi yang serba terbatas. Guru selalu belajar untuk menjadi lebih baik, agar dapat memberikan yang terbaik pada peserta didiknya. Lebih tepatnya, guru kita adalah “Manusia Pembelajar” yang sangat luar biasa.
Hasil belajar guru secara virtual ternyata sangat membantu dalam pembelajaran Daring saat pandemi. Kreatifitas guru ini sangat membantu menjaga kualitas pembelajaran itu sendiri. Kecilnya kesempatan tatap muka secara langsung, membuat guru lebih kreatif untuk tetep dapat menyapa peseta didik dengan berbagai cara secara virtual. Kebiasaan ini ternyata dapat menjadi solusi bagi guru untuk tidak kenal usia dalam membuka cakrawala dunia maya, sehingga guru kita tidak “Gaptek” lagi.
Kebiasaan baik, diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Semangat guru untuk selalu belajar, memanfaatkan waktu luang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik pada peserta didik adalah bukti usaha bersama kita untuk menjaga ruh dunia pendidikan di masa sulit saat ini.
Dunia pendidikan akan tetap optimis dengan guru pembelajar untuk menghantarkan peserta didik ke masa depan yang gemilang. Guru Pembelajar akan selau memberikan contoh ataupun tauladan yang baik pada peserta didiknya.

Editor: Cosmas