Jalan Berliku Belajar Daring
Oleh : Nani Purwati Ningsih, S.Pd.SD
Guru SDN Kunden 01 Bulu Sukoharjo
Mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya kita akan mengalami masa seperti ini. Masa di mana terjadi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang masih belum berlalu.
Pemerintah masih menerapkan pembatasan bagi warga negara agar virus tersebut tidak semakin menyebar. Pembatasan tersebut mulai dari jarak fisik (Social Distancing), bekerja dari rumah (Work From Home), belajar dari rumah (Study From Home) dan beribadah di rumah (Pray at Home). Bahkan di daerah zona merah sudah mulai diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB).
Pemerintah melaui kemdikbud juga membuat kebijakan bahwa pembelajaran dilakukan melalui sistem pembelajaran jarak jauh atau daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran dalam jaringan internet antara guru dengan siswa tanpa ada batasan jarak.
Menurut Paul Gilster (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. UNESCO pada tahun 2011 mengemukakan bahwa kegiatan literasi, seperti membaca dan menulis, serta matematika yang berkaitan dengan pendidikan tidak bisa dilepaskan. Literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital.
Pada kenyataannya masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan sebelumnya belum pernah melaksanakan pembelajaran daring ataupun mungkin belum banyak memahami tentang apa saja hal yang harus dilakukan. Sejalan dengan kondisi saat ini yang menuntut guru melakukan pembelajaran daring, guru pun harus mulai berusaha untuk meningkatkan kemampuan literasi digital. Guru dituntut memiliki kemampuan yang lebih dalam memanfaatkan IT untuk pembelajaran. Banyak pelatihan atau diklat virtual khusus guru yang diselenggarakan saat ini untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya.
Pelatihan virtual adalah pelatihan yang diselenggarakan secara daring semacam pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi pembatasan sosial yang sedang diberlakukan. Pelatihan tersebut memberikan ilmu kepada guru untuk mempelajari aplikasi – aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan pembelajaran daring misalnya Google Classroom, Zoom, Teams, dll. Dengan bekal ilmu yang diperoleh dari pelatihan tersebut guru bisa menerapkannya dengan siswa – siswinya.
Guru yang sudah paham bisa langsung menerapkan pembelajaran tersebut bersama siswa dengan media android maupun laptop yang terkoneksi jaringan. Dengan demikian siswa pun akan bertambah ilmu dan pengalaman belajarnya. Secara tidak langsung siswa juga telah meningkatkan kemampuan lierasi digital. Dengan bimbingan dan pengawasan orang tua di rumah siswa bisa meningkatkan literasi digital yang positif. Peran orang tua juga tidak kalah penting dalam melaksanakan pembelajaran daring dari rumah.
Siswa tidak hanya berkutat dengan game online di android tapi juga mampu menggunakan aplikasi yang ada untuk terus belajar bersama guru dan orang tua. Pemilihan aplikasi yang digunakan disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada. Untuk siswa kelas tinggi bisa menggunakan aplikasi Google Classroom, Zoom, ataupun Teams. Sedangkan di kelas rendah pembelajaran daring yang sangat sederhana bisa dilakukan melalui aplikasi Whatsapp.
Guru bisa memberikan materi pembelajaran berupa video ataupun audio visual beserta tugas tugasnya, sedangkan siswa diminta untuk mengerjakan dan mengirimkan hasil belajarnya di rumah. Materi belajar yang diberikan guru tidak hanya materi pelajaran yang sesuai kurikulum. Guru boleh memberikan tugas yang berkaitan dengan pengetahuan siswa mengenai virus corona sesuai dengan arahan dari Kemdikbud. Siswa bisa diarahkan untuk berkreasi membuat poster ataupun karya yang lain. Hasil belajar siswa bisa dikirimkan kepada guru berupa file foto maupun video.
Pelaksanaan pembelajaran daring juga tak lepas dari kendala. Masalah yang timbul ketika ada siswa ataupun orang tua siswa yang belum memiliki android. Ada pula yang sudah memiliki namun terkendala jaringan yang tidak stabil dan kuota data yang dimiliki belum tentu cukup untuk mengunduh file yang dikirimkan guru. Orang tua juga harus menyediakan kuota data yang lebih sehingga bisa digunakan untuk belajar.
Seperti yang penulis alami saat ini 14% orang tua siswa belum memiliki android sedangkan 86% nya sudah memiliki. Guru selalu berpesan agar para siswa membantu memberitahukan tugas apa yang harus dikerjakan kepada siswa lain yang belum memiliki android. Hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk terus belajar dalam kondisi keterbatasan yang ada sambil berdoa semoga keadaan cepat membaik.
Editor: Cosmas