Pembelajaran CTL Meningkatkan  Kualitas Belajar

Spread the love

Oleh: Sularmi SPd SD MPd

SDN Polokarto 01 Polokarto

 

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada hakikatnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulis (Zulela, 2012: 4). Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki beberapa tujuan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulis.

Menurut Solchan, dkk. (2008: 7.17) agar siswa memiliki kemampuan menulis, siswa tersebut dituntut untuk memiliki: (1) kemampuan mendengarkan yang tinggi, (2) gemar membaca, (3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca, dan (4) penguasaan kaidah penulisan.

Kegiatan menulis tegak bersambung dapat melatih kemampuan berpikir dan motorik halus siswa.  Kemampuan motorik halus siswa akan semakin terasah ketika siswa menulis   tegak bersambung. Kegiatan menulis tegak bersambung akan merangsang kerja otak, terutama otak kanan siswa yang merupakan tempat mengatur berbagai macam seni dan estetika. Kemampuan otak siswa usia SD terutama siswa kelas awal sedang berkembang dengan sangat baik.         Pembelajaran menulis tegak bersambung secara tidak langsung akan mengajarkan ketelitian dan kesabaran pada siswa. Fungsi lain dari menulis tegak bersambung adalah menulis akan menjadi lebih cepat dan memicu daya kreativitas siswa (Sela, 2012).

Arthur Ellis, dkk. (1989: 243) menyatakan bahwa menulis tegak bersambung adalah suatu bentuk tulisan dengan huruf yang saling bersambung dan sudut yang membulat.

Salah satu  materi pokok pelajaran bahasa Indonesia yang dipelajari kelas II SD Negeri Polokarto 01 pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 adalah menulis  tegak bersambung. Keterampilan menulis tegak bersambung dipelajari di kelas I dilanjutkan di kelas II. Pelajaran menulis huruf tegak bersambung kurang diminati siswa. Hal itu disebabkan oleh  sebagian besar siswa masih kesulitan: (1)  menentukan   huruf kapital di awal kalimat, penulisan nama tempat atau kota, dan tanda baca, ( 2)  kesulitan dalam merangkaikan dan menggabungkan huruf sambung, (3) siswa merasa bosan sering menulis tegak bersambung.

Di samping itu, kurangnya perhatian dari orang tua, serta penerapan model pembelajaran yang salah disaat guru menyampaikan materi. Guru cenderung lebih sering menggunakan model ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa.

Hasil belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengalaman tertentu dalam proses pembelajaran yang diharapkan.   Menurut Dimyati (2002: 3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan perolehan nilai dari proses evaluasi hasil belajar.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar menulis tegak bersambung bagi siswa kelas II SD Negeri Polokarto 01 pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Menurut Suprijono (2009:7879) pembelajaran kontekstual atau contexstual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mennyajikan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan social dan budaya masyarakat.

Menurut pandangan CTL sebuah proses pembelajaran harusnya; (a) menekankan pada pemecahan masalah (berbasis inquiry); (b) menyadari kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti di rumah, masyarakat, dan pekerjaan; (c) mengarahkan siswa agar dapat memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri; (d) mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda; (e) mendorong siswa untuk belajar dari sesame teman dan belajar bersama; (f) menerapkan penilaian autentik (Amri, 2013:107).

Penelitian  model pembelajaran Teaching And Learning (CTL) dilaksanakan dua siklus. Adapun hasil dari penelitian sebagai berikut:

Kualitas Proses Pembelajaran

         Pada kondisi awal kualitas proses pembelajaran dengan indikator komponen huruf nilainya adalah  60 (60%), indikator Bentuk dan ukuran huruf nilainya adalah  65 (65%), indikator Penggunaan huruf  kapital nilainya adalah 50 (50%), indikator Penggunaan tanda baca 60 (60%), indikator Kerapian penulisan 65 (65%).

Pada siklus I, kualitas proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada indikator komponen huruf nilainya adalah  80 (80%), indikator Bentuk dan ukuran huruf nilainya adalah  75 (75%), indikator Penggunaan huruf  kapital nilainya adalah 80 (80%), indikator Penggunaan tanda baca 70 (70%), indikator Kerapian penulisan 70 (70%).

Pada siklus II, kualitas proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada indikator komponen huruf nilainya adalah  90 (90%), indikator Bentuk dan ukuran huruf nilainya adalah  85 (85%), indikator Penggunaan huruf  kapital nilainya adalah 80 (80%), indikator penggunaan tanda baca 85 (85%), indikator Kerapian penulisan 85 (85%).

 Hasil Belajar

Melalui model pembelajaran Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkn menulis tegak bersambung dari kondisi awal niali rata-rata 68 dengan ketuntasan 45% ke siklus I nilai rata-rata 70,83 dengan ketuntasan 60%.Meningkat lagi pada siklus II nilai rata-rata 75,83 dengan ketuntasan 83% bagi siswa kelas II SD Negeri Polokarto 01 pada semerter 2 tahun pelajaran 2019/2020.

Model pembelajaran Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan menulis tegak bersambung dari kondisi awal niali rata-rata 68 dengan ketuntasan 45% ke siklus I nilai rata-rata 70,83 dengan ketuntasan 60%. Meningkat lagi pada siklus II nilai rata-rata 75,83 dengan ketuntasan 83% bagi siswa kelas II SD Negeri Polokarto 01.

Kesimpulannya adalah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)  dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Polokarto 01 Kecamatan Polokarto Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menulis tegak bersambung. Foto ilustrasi: Int

 

Editor: Cosmas