Sasis Sapot Usaha Menciptakan Sekolah Hijau
oleh: Binar Kustanti
SD Negeri Polokarto 01
Menjaga bumi, istilah yang sering kita dengar dan baca. Sebagai penghuni planet bumi, seharusnya kita sadar kewajiban kita untuk menjaga bumi. Bukan hanya mengambil hak kita atas bumi, namun harus lebih nyata dalam menjaganya.
Dampak yang paling kita rasakan akan kerusakan bumi adalah terjadinya pemanasan global. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan suhu bumi yang dapat mengakibatkan melelehnya gunung es di kutub yang berakibat naiknya permukaan laut. Selain itu, akan berdampak langsung bagi kehidupan makhluk hidup sebagai akibat dari perubahan cuaca yang ekstrim, kekeringan hingga berakibat punahnya spesies tertentu.
Kerusakan dari bumi tidak lain merupakan hasil dari ulah manusia. Manusia tanpa sadar telah merusak yang dapat berakibat fatal bagi kelangsungan bumi. Bumi sebagai tempat tinggal kita perlu dijaga seperti kita menjaga kesehatan tubuh kita. Perlu dirawat dan dijaga isinya.
Kita terlalu terlena dengan fasilitas yang disediakan oleh bumi sehingga lalai dalam merawatnya. Seringnya kita berlebihan dalam mengeksploitasi tapi lupa dalam mengembalikan pada keadaan semula. Dalam hal menjaga kelestarian bumi dapat kita lakukan mulai dari diri sendiri, keluarga, sahabat, dan masyarakat luas.
Berdasarkan ulasan di atas, hal kecil yang dapat kita lakukan sebagai pendidik adalah mengajak siswa kita untuk menjaga kelestarian bumi. Banyak ditemui di sekolah-sekolah gersang akan tanaman-tanaman hijau. Sebagian sekolah-sekolah tidak banyak menanam tanaman bunga dan pohon. Sehingga didapatkan suasana di sekolah menjadi panas dan kurang nyaman.
Seperti juga Sekolah Dasar tempat penulis mengajar, suasana sekolah kurang hijau dan sejuk karena halaman dan lingkungan sekitar sekolah sudah dipasang paving. Sehingga didapatkan suasana panas ketika siang hari. Hal ini membuat penulis tergerak untuk merubah lingkungan sekolah menjadi hijau, sejuk, dan asri sebagai salah satu upaya mengurangi pemanasan bumi.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan program Sasis Sapot atau Satu Siswa Satu Pot. Pot di sini yang dimaksudkan adalah pot yang ditanami berbagai tanaman, baik tanaman bunga, apotik hidup maupun pot yang ditanami pohon buah. Setiap satu siswa diharapkan menanamkan satu buah tanaman dalam pot, jika siswa menghendaki lebih dari satu pot maka akan sangat baik. Hal ini dimulai dengan siswa membawa satu buah pot dari rumah beserta dengan media tanam dan tanaman yang akan ditanam. Untuk kelas I dan kelas II, siswa membawa tanaman bunga sehingga mudah dalam penanaman. Untuk kelas III dan IV boleh membawa tananam bunga, apotik hidup ataupun tanaman buah yang lain. Untuk kelas V dan kelas VI diharapkan siswa membawa tanaman buah.
Dengan kegiatan siswa-siswa tersebut, diharapkan dapat menciptakan sekolah hijau. Dalam makna luas, sekolah hijau sebagai sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk mengaktualisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas siswa (Lina Susanti). Sekolah hijau adalah konsep yang mengajak seluruh warga sekolah untuk membentuk gaya hidup agar lebih peduli dan melestarikan lingkungan.
Kegiatan menciptakan sekolah hijau dilaksanakan dengan siswa membawa tanaman dan pot. Setelah siswa membawa pot dan tanaman, siswa akan menanam tanaman tersebut dan diletakakan sesuai dengan baris kelas masing-masing. Tanaman akan ditata di tempat-tempat yang cukup sinar matahari. Selain bertugas menanam tanaman tersebut, setiap siswa juga berkewajiban untuk menjaga tananam itu. Menyiram dan merawatnya hingga tumbuh subur.
Apabila di kemudian hari tanaman tersebut mati, siswa akan mengantinya dengan tanaman baru. Untuk merubah suasana sekolah menjadi sejuk dan rindang, pot yang ditanam siswa diperbolehkan lebih dari satu, sehingga akan dihasilkan jumlah tanaman yang banyak.
Dengan adanya program Sasis Sapot, maka didapatkan suasana sekolah yang semula panas dan gersang, menjadi asri dan hijau. Sehingga hal ini merupakan salah satu tindakan mencegah adanya pemanasan bumi dan juga dapat sebagai usaha untuk memasok oksigen bagi bumi. Sehingga dari hal kecil ini, siswa dapat berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan kelangsungan bumi.
Editor: Cosmas