Etnomatematika Aplikasi Bangtar Jaka Sekolah 

Spread the love

Oleh: Tri Yuni K  SPd

Guru SD Negeri Pandean 02 Grogol Sukoharjo

Etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu, kelompok buruh/petani, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu, kelas-kelas profesional, dan lain sebagainya (Gerdes, 1994). Dari definisi seperti ini, maka etnomatematika memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya sekedar etno (etnis) atau suku. Jika ditinjau dari sudut pandang riset maka etnomatematika didefinisikan sebagai antropologi budaya (cultural anropology of mathematics) dari matematika dan pendidikan matematika. Dapat disimpulkan, etnomatematika sering juga disebut sebagai etnomatika merupakan budaya dalam matematika. Etnomatematika berasal dari kata etno dan matematika. Etno dapat diartikan sebagai budaya, lingkungan. Matematika dan budaya merupakan hal yang sangat berkaitan, karena budaya merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masyarakat, sedangkan matematika merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan manuasia dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian terkadang matematika dan budaya sering dianggap sebagal hal yang tidak ada kaitannya, tidak bersinggungan . Bahkan dianggap terpisah serta berdiri sendiri-sendiri. Aplikasi. Kata aplikasi menurut KBBI artinya penggunaan, penerapan, dapat disimpulkan etnomatika aplikasi adalah penerapan atau penggunaan budaya dan matematika.

Bangtar? Secara langsung timbullah pertanyaan apa itu bangtar? Bangtar adalah singkatan dari bangun datar. Menurut Imam Roji (1997: 44), bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Menurut Julius Hambali, Siskandar dan Mohamad Rohmad (1996: 32), menyatakan definisi bangun datar sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal. Kesimpulan dari pendapat ahli tersebut mengenai bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi garis lengkung. Salah konsep mengenai bangun datar sering terjadi pada siswa kelas dua SD dalam kurikulum 2013. Hal itu dialami oleh siswa kelas dua SD Negeri Pandean Dua Kecamatan Grogol.

Jaka Sekolah adalah jajanan kantin di Sekolah. Berasal dari jajanan kantin sekolah dapat dipergunakan untuk belajar geometri bangun datar maupun bangun ruang. Permasalahan yang pernah dialami siswa kelas dua SD Negeri Pandean 02, adalah bangun datar. Jajan kantin sekolah dapat dipergunakan untuk memudahkan pembelajaran bangun datar, diantaranya adalah tahu bakso, klepon, kerupuk, roti, brem, dan masih banyak lagi.

Salah konsep bangun datar tentu berpengaruh pada prestasi belajar, yang tentu saja perlu untuk diluruskan. Hal ini dialami siswa kelas dua SD Negeri Pandean 02. Upaya meningkatkan prestasi belajar bangun datar dengan etnomatika jajanan kantin sekolah. Siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih terasa hidup, siswa pun jauh dari salah konsep, baik bentuk, sudut bangun datar, maupun luas bangun.

Standar Kompetensi Bangun Datar kelas dua adalah “Geometri dan Pengukuran Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana”. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah “Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsur”. Pembelajaran matematika bangun datar melalui etnomamatika berbasis CTL akan membuat siswa belajar lebih aktif. Dengan keaktifan siswa dalam belajar bangun datar akan meningkatkan hasil belajar matematika bangun datar.

Berawal dari etnomatematika akan mengarahkan siswa lebih aktif dan kreatif, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata. Etnomatematika merupakan jembatan konsep matematika dan budaya, dengan pengalaman anak sehari-hari perlu diperhatikan matematisasi pengalaman sehari-hari.

Kedua, etnomatematika jajanan kantin sekolah membawa pengalaman yang lebih bermakna bagi siswa kelas rendah. Nyata bukan hanya banyangan. Siswa kelas rendah dalam belajar akan lebih bermakna bila melalui pengalaman nyata bukan abstrak. Kelemahan etnomatematika jajanan kantin sekolah ini adalah, sebelum pembelajaran harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan meliputi perangkat dan benda riil, serta persiapan siswanya. Guru pun harus lebih mempersiapkan diri. Namun hal itu bisa juga disikapi dengan membawa siswa ke Kantin Sekolah.

Editor: Cosmas