Ini Dia Guru Besar  Ilmu Kimia, Ilmu English, dan Seni Rupa Luar Sekolah

Spread the love

 SOLO, POSKITA.co – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menambah tiga Guru Besar baru yaitu Prof  Dra  Diah Kristina  MA  PhD,  Guru Besar Bidang Ilmu English for Specific Purposes (ESP) pada Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Prof  Dr  Eddy Heraldy  MSi, Guru Besar Bidang Ilmu Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof  Dr  Drs  Mulyanto  MPd,  Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Seni Rupa Luar Sekolah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Dalam sidang pengukuhan Guru Besar yang  dilaksanakan  Selasa (21/1/2020) di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS,  Diah Kristina  merupakan Guru Besar ke-24 FIB dan ke-213 UNS  menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Penciptaan “Verbal Branding” Produk dan Jasa Berperspektif English For Specific Purposes (ESP).

Diah mengatakan dalam penelitiannya tentang bahasa Inggris untuk promosi destinasi wisata secara online di Jawa Tengah, menemukan bahwa mayoritas narasi promosional tersebut masih bersifat deskriptif dan informatif. Tampak jelas kurangnya variasi dan kreatifitas bernarasi dalam bahasa Inggris. Sangat jarang ditemukan kalimat majemuk dan kalimat kompleks, rata-rata content writer lebih menyukai konstruksi kalimat pendek dan sederhana.

Narasi berbahasa Inggris lebih banyak difokuskan pada kondisi geografis, keindahan alam, dan latar belakang kesejarahan objek wisata. Padahal informasi semacam itu sebenarnya sudah banyak tersebar di berbagai sumber informasi seperti Wikipedia, Google search engine, dan buku panduan wisata lainnya.

“Idealnya narasi promosi berisi ajakan yang bersifat menggerakkan dan mempengaruhi pembaca agar mengunjungi destinasi wisata yang dipromosikan,” kata Prof. Diah  kepada media.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat seharusnya menjadikan promosi produk dan jasa berbahasa Inggris lebih leluasa menembus jarak, ruang dan waktu. Dengan lebih dari separuh penduduk bumi menggunakan akses internet, peluang berpromosi terbuka lebar. Persoalannya adalah narasi berbahasa Inggris sebagai verbal branding belum digarap secara serius. Dengan mempertimbangkan tujuan bernarasi, kebutuhan khalayak internal dan khalayak eksternal, value (nilai) yang ingin ditonjolkan secara masif dan konsisten, manfaat yang dijanjikan pada pembeli, maka branding yang kuat dapat dibuat.

Sementara itu,  Eddy Heraldy yang merupakan Guru Besar ke-17 FMIPA dan ke-214 UNS  menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Pemanfaatan Limbah Operasional Pembangkitan Listrik Tenaga Uap untuk Pembangunan yang berkelanjutan”.

“Saya memilih judul  ini didasari dari kenyataan bahwa pemerintah sampai dengan tahun 2028 masih mengandalkan Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara sebagai alternatif utama untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat,” ujar  Eddy Heraldy.

Selain itu, tema ini diangkat dalam rangka untuk membantu menguatkan perwujudan harmonisasi pengelolaan lingkungan selama kegiatan operasional PLTU. Judul pidato ini juga terkait dengan beberapa tema penelitian yang telah dan sedang Prof. Eddy lakukan selama ini tentang pemanfaatan limbah operasional PLTU menjadi material hydrotalcite-like yang telah dimulai sejak tahun 2005 hingga sekarang maupun penelitian tentang sintesis struvite serta riset tentang pembuatan zeolit W atau Merlinoite-like.

“Dari riset tentang pemanfaatan limbah operasional PLTU, saya telah menghasilkan 1 buah paten bersertifikat dengan nomor sertifikat Paten No. IDP000042132 tentang Pembuatan Senyawa Hydrotalcite-like dari Brine Water untuk Katalis Transesterifikasi Minyak Sawit menjadi Biodiesel. Serta, satu artikel yang berjudul Preparation of struvite from desalination waste termuat dalam Journal of Environmental Chemical Engineering terbitan Elsevier (Jurnal Q1) yang terindeks scopus. Selain itu, lebih dari 5 artikel yang termuat dalam jurnal/prosiding internasional terindeks scopus dan jurnal nasional terakreditasi,” katanya.

Mulyanto,  merupakan Guru Besar ke-63 dan ke-215 UNS  menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Model Pelatihan Pengembangan Desain Batik pada Usaha Kecil Menengah.

Mulyanto menyampaikan, model pelatihan pengembangan desain motif batik di usaha kecil menengah yang ditawarkan terdiri atas empat tahap, yaitu tahap analisis kebutuhan pengrajin, perencanaan program pelatihan, perencanaan sarana dan prasarana kerja, dan proses pelaksanaan kegiatan pelatihan.

“Proses pelaksanaan pelatihan perlu didukung oleh fasilitator yang relevan dan produk yang dihasilkan harus mengacu pada konsumen, sehingga dihasilkan produk dan dampak yang diharapkan,” terang Prof. Mulyanto. (*)

COSMAS