HAMI Mensinyalir Kelompok 212 Produksi Pembungkaman Pers
SOLO, POSKITA.co – Para aktivis muda tergabung dalam Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAMI) mengutuk persekusi kebebasan pers. Dalam dialog publik, aktivis ini membaca ada ancaman kebebasan pers dengan pola baru yakni datang dari kekuatan “Islam militan”. Setidaknya ini disampaikan para aktivis dalam acara yang digelat di Pondok Makan Mbak Yum, Solo, Sabtu (16/03/2019).
“Intimidasi, persekusi dan penganiayaan terhadap awak media sering dilakukan oknum yang sering menampilkan agama secara demonstratif di jalanan,” jelas Sekretaris Jendral HAMI, Muchlas Samorano.
Serentetan aksi kekereasan terhadap pers terjadi sejak 2016 silam yang dilakukan FPI saat meliput aksi bela Islam 212. Bahkan salah satu media TV swasta dianggap musuh yang selalu mengapresiasi pemerintah sehingga kelompok 212 dan FPI memposisikan opisisi berujung penganiayaan. Dan masih banyak lagi kejadian di daerah, dimana profesi mereka dilindungi UU No 40 Tahun 1999 tentang pers.
“Dulu masa orde baru kebebasan pers dibungkam dan dikontrol oleh rezim. Namun pasca reformasi bergulir justru ancaman datang dari kelompok militan 212. Bentuk kekuasan sipil baru yang banyak hal mengangkangi pemerintah dan memproduksi kebenaran versi mereka,” tegas Muchlas.
Peliputan pada kelompok 212 maupun FPI bukan memojokkan mereka tapi memberikan informasi bagi khalayak dan memperjuangkan kepentingan umum. Lantas pihaknya terus ikut memperjuangkan hak pers dengan berupaya melaporkan kekerasan kepada pers kepada kepolisian untuk diusut tuntas. (Agung Santoso)
Caption Foto:
Para aktivis muda tergabung daa Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAMI) mengutuk persekusi kebebasan pers. Mereka berdialog publik sekaligus mendukung kebebasan pers dan mengutuk kelompok militan 212.