Muhammadiyah dan Aisyiyah Soft Launching Logo Muktamar ke-48

Spread the love

SURAKARTA, POSKITA.co – Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 5 Juli tahun 2020 di Surakarta, Jawa Tengah. Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah mengadakan Soft Launching Logo Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada Rabu (31/7) malam di halaman Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah M. Tafsir serta Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen.

Dalam sambutannya, Taj Yasin mengatakan bahwa dengan dilaksanakannya Muktamar ke-48 oleh Muhammadiyah menjadi pertanda pemersatu umat Islam dan bangsa Indonesia dalam melewati tantangannya ke depan.

Menurutnya, Jateng sebagai provinsi  yang memiliki sejarah yang kental dengan  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai tonggak awal berdirinya organisasi pergerakan dan sebagai tempat tumbuh suburnya. Sejak zaman dahulu, Jateng juga memiliki magnet kuat dan pembentuk kokohnya kesatuan NKRI.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah bukan akan, tapi telah melakukan pencerahan kepada umat Islam sejak lebih satu abad yang lalu. Melalui syiar yang dilakukan para tokoh dan pelaku sejarah Muhammadiyah dimulai sejak periode awal kepemimpian di Muhammadiyah.

Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan dihelat di Surakarta pada tahun 2020, merupakan Muktamar yang dilakukan untuk ketiga kalinya di kota ini. Sementara untuk pertama kali kongres (muktamar) Muhammadiyah keluar dari Yogyakarta adalah pada tahun 1926, yang diselenggarakan di Surabaya.

Namun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1922 setahun sebelum KH Ahmad Dahlan wafat, Muhammadiyah sudah menjadi gerakan yang menasional dan telah menusantara.  Pada tahun-tahun tersebut, Muhammadiyah telah merambah sampai Sumatera dan Aceh dan menyebar ke beberapa Indonesia bagian Timur pada tahun 1930 an, seperti di Papua, NTT dan Makassar.

Haedar juga mengatakan, sesuai tema yang diambil, “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” diharapkan peran pencerahan Muhammadiyah lebih luas. Sehingga sayap-sayap dakwah Muhammadiyah melebar melingkupi seluruh semesta, bukan hanya Indonesia.

Haedar juga mengajak warga persyarikatan agar tetap menggelorakan semangat dakwah sehingga bisa membawa sinar gerakan Islam pencerahan dan berkemajuan untuk umat.

Berangkat dari hal tersebut Muhammadiyah ke depan harus tetap menjadi suluh pergerakan bagi umat Islam dan semesta. Sementara sebagai tantangan ke depan adalah bagaimana Muhammadiyah mengambil peran sebagai pemandu yang terus menanamkan benih semangat berkemajuan, pencerahan, yang di dalamnya membawa damai dan membangun  kebersamaan.

Sementara itu, ketua panitia pusat muktamar ke-48 Marpuji Ali mengharapkan dukungan segenap kepala daerah di Jawa Tengah agar seluruh agenda muktamar Muhammadiyah yang  recananya dipusatkan di gedung Edutorium yang akan rampung pada Februari 2020 dapat berlangsung dengan sukses.

Muktamar pada 1-5 Juli 2020 ini pembukaannya akan dilangsungkan di stadion Manahan Solo. Ketua Umum PWM Jawa Tengah, Tafsir, menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah muktamar Muhammadiyah ke-48 yang menghabiskan dana hingga 25 Milyar.

Rektor UMS, Sofyan Anif menyatakan bahwa Solo dan UMS memiliki daya tarik tersendiri, pada saat muktamar nanti akan dihadiri oleh ribuan peserta. Pelaksanaan muktamar ke-48 akan dilangsungkan di Gedung Edutorium yang memiliki daya tampung 8.500-10.000 orang. Gedung dengan kapasitas terbesar di Jawa Tengah ini juga akan dilengkapi  museum Islam Asia Tenggara.

“UMS telah siap menerima peserta muktamar Muhammadiyah ke-48,” ujarnya. (Moch. Isnaeni)