SDK Keprabon 02: Rayakan Imlek dalam Kebhinekaan
SOLO, POSKITA.co – Perayaan imlek terlihat meriah di SD Kanisius keprabon 02 Surakarta. Selain dihibur atraksi barongsai dari Tripusaka, siswa-siswi sekolah juga menampilkan kepiawaiannya dalam bentuk pentas seni. Untuk perayaan Imlek kali ini, sekolah mengambil tema Kebhinekaan menyatukan komunitas sekolah. Sekolah ini terdiri dari berbagai suku, etnis, latar belakang sosial, namun tetap dalam kebersamaan dan kerukunan.
“Sesuai kondisi terkini Indonesia, panitia sepakat mengambil tema kebhinekaan. Dimana dalam kebhinekaan tersebut dapat menyatukan semua lapisan di sekolah. Mereka dari berbagai suku, budaya, bersatu padu merayakan Imlek,” kata Stevanus Suhartono.
Dikatakan Suhartono, tahun ini menampilkan berbagai atraksi seperti Barongsai, Liong dari Tripusaka. Selain itu menampilkan segala potensial yang ada di SD Kanisius Keprabon 2 mulai dari seni, budaya, vocal grup, kulintang, angklung, musik dari barang bekas (musik rangkas) dan juga melibatkan dari anak-anak KB-TK Kanisius Purbayan Surakarta.

“Tentu saja kebhinekaan itu mempersatukan segala lapisan di komunitas SD Kanisius Keprabon 02 Surakarta khususnya menyangkut anak didik, guru, dan orang tua murid. Semua bersinergi satu sama lain untuk menyukseskan kegiatan imlek tahun 2019,” ujar Suhartono.
Menurut Kepala SD Kanisius Keprabon 02 Surakarta Sutrisno SPd, perayaan Imlek sudah menjadi agenda tahunan. Imlek sudah menjadi suatu tradisi di sekolah, para siswa dari berbagai latar belakang budaya berbaur menjadi satu, dalam kebhinekaan.
“Harapan ke depan kegiatan ini semakin maju, semakin semarak, dan semakin mempersatukan semuanya,” kata Sutrisno.
Adapun perayaan imlek dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan di antaranya: musik angklung, penampilan hip hop, musik rangkas, dan terakhir hiburan barongsai. Untuk hiburan dari TK Kanisius Purbayan berupa gerak dan lagu.
Barongsai Tripusaka dengan atraksinya yang heboh mampu menghibur dan memberikan pembelajaran tentang keberagaman budaya di Indonesia. Betapa tidak, para pemain barongsai berasal dari berbagai suku dan agama.
Adjie Chandra, Koordinator dari Tripusaka menyatakan bangga atas dilibatkannya Barongsai Tripusaka menjadi agenda tahunan di SD Kanisius Keprabon 02 Surakarta.
“Kami bukan sekadar memberikan hiburan, tetapi juga melestarikan budaya, dan anggota kami beragam dari agama, suku, dan kebudayaan,” kata Adjie kepada Poskita.co.
Dikatakan Adjie, yang tergabung dalam Barongsai Tripusaka berlatar belakang agama dan suku yang berbeda. Ada yang beragama Kristen, yang lain beragama Islam. Mereka juga datang dari berbagai suku Jawa, Tionghoa, dan lainnya. Namun, saat pentas Barongsai, segala suku agama dan budaya lebur menjadi satu, berpadu dalam tarian kebhinekaan.
Itulah gambaran keberagaman dunia pendidikan di kota Solo, sebuah kota yang telah “melahirkan” Presiden RI dari Solo, Joko Widodo, lebih dikenal dengan Jokowi. Wajar saja, jika kota Solo dijuluki sebagai kota yang ramah, kota yang indah dan rukun dalam perbedaan. Semua perbedaan melebur dalam satu kesatuan dalam pentas budaya yang beragam etnis dan agama. Luar biasa…
COSMAS