Wow… Antusiasme Peserta Literasi Digital di Polres Klaten Luar Biasa!
Klaten (Poskita.co) Peserta literasi digital di Polres Klaten sangat antusias, terbukti berbagai pertanyaan langsung menyeruak ke pembicara. Ada yang bertanya tentang bagaimana melacak akun anomim, hingga pelaporan tentang penyebaran hoax.
Pertanyaan itu dijawab dengan tuntas relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Solo Raya, Siti Zuhrotun Nisa, saat Pelatihan Literasi Digital di Polres Klaten.
“Apakah Mafindo bisa memberi saran soal bagaimana melacak dan memberantas akun-akun anonim? Mafindo fokus pada edukasi, fungsi penegakan hukum wilayahnya polisi dan pasti polisi sudah memiliki kemampuan untuk melacaknya. Hanya saja mungkin secara internal, alih teknologi pelacakan itu juga perlu waktu sampai bisa dilakukan juga di tingkatan terbawah,” kata Anis, panggilan akrab Siti Zuhrotun Nisa.
Ada pula pertanyaan tentang, apakah Mafindo juga pernah melakukan pelaporan terhadap penyebar hoax?
“Pelaporan dilakukan atas nama individu, bukan atas nama Mafindo,” demikian jawaban Anis.
Pelatihan Literasi Digital ini dilaksanakan untuk anggota Ditbinmas, Bidhumas, BID TI dan Bhabinkamtibmas jajaran Ekswil Surakarta dan Ekswil Kedu, oleh Ditbinmas Polda Jateng di Polres Klaten, Rabu, 11 April 2018. Turut hadir dalam acara pelatihan yaitu M. Said Hasibuan, Sekjen Relawan TIK Keminfo; Dirbinmas Polda Jateng, Kombes Budi Utomo; Siti Zuhrotun Nisa, relawan Mafindo; Kasubdit Bin Polmas Binmas Baharkam Polri, Kombes Pol. Muhammad Elia Wasono Mastoko; dan Asep Syaripudin, relawan ICT Watch.
Anis lebih lanjut menjelaskan, ia membawakan materi tentang regulasi di dunia digital, termasuk pasal-pasal terkait. Dikatakannya, pentingnya mengenali domain website agar tidak terjebak ke web abal-abal.
Anis juga menekankan pentingnya pemahaman dunia digital dan menekankan ulang tugas-tugas utama kepolisian yang perlu dibuat rancangannya segera. Program-program itu di antaranya silaturahmi dengan berbagai unsur, membuat FGD, menggalakkan kegiatan di rumah ibadah, hingga menyokong sepenuhnya gerakan antihoax dalam bentuk dukungan deklarasi.
Dalam kesempatan ini, Anis menjelaskan secara gamblang tentang pengertian hoax, bahaya hoax, hingga bagaimana cara melawan hoax.
“Penekanan cara melawannya adalah dengan menguatkan literasi (baca tulis, sains, digital), memperbanyak silaturahmi dan diskusi untuk memecah echo chamber akibat medsos, dan menjadi hoax buster, dimulai dari lingkungan terdekat, serta pentingnya konten positif di internet serta menjabarkan cara-caranya,” ujar ibu manis yang didampingi Niken Satyawati, Ketua Masyarakat Anti Hoax Surakarta kepada Poskita.co.
COSMAS