Konferensi Batik Nusantara Dorong Batik Sebagai Identitas Indonesia

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Pemerintah Kota Surakarta (Dinas Kebudayaan) bekerjasama   Yayasan Warna Warni mengadakan event Konferensi Batik Nusantara (KBN) bertajuk “Batik dan Perubahan Sosial” yang akan digelar 30 November 2017 di Wisma Batari.

Kepala Dinas Kebudayaan kota Surakarta Kinkin S Hakim, pada saat jumpa pers mengatakan bahwa Pemkot Surakarta akan mengembangkan dan menjadikan batik sebagai identitas Indonesia.

“Kita semua mengetahui bahwa lembaga Internasional UNESCO memberikan pengakuan batik sebagai karya Indonesia yang diakui dunia,  sangat lekat dengan kota Surakarta atau Solo.  Meski banyak kota   juga mempunyai kelompok-kelompok industri batik, tetapi batik tidak bisa lepas dari kota Surakarta. Hal ini karena motif, corak, maupun pakar-pakarnya, lebih banyak berkumpul di kota Surakarta,” kata Kinkin S Hakim di Roemahku,  Jln. Dr. Rajiman No. 510 Laweyan Surakarta, Selasa (28/11).

Oleh karena itu, lanjutnya,  tidak berlebihan bila Pemerintah kota Surakarta bekerjasama dengan yayasan Warna Warni menyelenggarakan acara tersebut dan mengundang masyarakat serta semua lapisan warga agar masyarakat lebih mencintai batik. Kemudian masyarakat  nantinya juga mempunyai  pengetahuan tentang batik, dan bisa jadi pelaku-pelaku baru di bidang batik.

Menurut ketua Yayasan Warna Warni, Nina Akbar Tanjung, tujuan dari KBN adalah membuka sejarah dan memberikan tentang keberadaan batik yang mengalami perkembangan sedemikian rupa, tanpa meninggalkan pokoknya yaitu motif-motif klasiknya dan proses penciptaannya.

“Di samping kota Surakarta sebagai kota budaya, kota Surakarta juga sebagai kota dagang, terutama tekstil. Untuk memperkaya referensi tentang bagaimana batik mengalami perkembangan seiring dengan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, akan diulas oleh seorang peneliti Rahmad Bahari, Sholikul, dan narasumber lainnya. Mengenai bagaimana batik itu perkembangannya, sejak dari jaman penjajahan Belanda, Jepang, awal kemerdekaan dan sampai sekarang,” jelasnya.

Perkembangan batik di kota Surakarta sendiri tidak lepas dari peran tokoh-tokoh setempat, seperti alm. Go Tik Swan yang menciptakan batik dengan ragam warna baru. Pada acara ini Go Tik Swan akan diwakili oleh ahli warisnya yaitu Anggraini Supiah yang akan berbagi informasi seputar batik yang telah ditekuni Go Tik Swan semasa hidup. Selain itu pada event ini juga akan digelar peragaan busana batik karya designer Itali, Mr. Milo dan kain-kain karya Iwan Tirta yang dikoleksi oleh Ibu Winni Poncosutowo.

KBN sendiri akan digelar di Wisma Batari. Venue ini dipilih karena dikaitkan dengan keberadaan koperasi Batik Timur Asli Republik Indonesia (Batari) yang berdiri pada tahun 1937 dan berakta 1948. Rangkaian acara ini akan diawali dengan workshop Batik pada tanggal 29 November di Hotel Baron Surakarta. (aryadi)