Se Abad Gesang di Omah Sinten
SOLO (poskita.co) – Maestro musik Keroncong Indonesia, Gesang memang telah tiada. Namun buah karyanya berupa lagu-lagu keroncong rasanya tidak mudah untuk dilupakan. Minggu malam (1/10) bertempat di resto Omah Sinten, digelar acara pentas musik keroncong menikmati lagi alunan tembang-tembang ciptaan Gesang yang melegenda. Acara ini cukup memberi hiburan sekaligus melepas kangen masyarakat terhadap karya besar almarhum Gesang, saat cuaca cerah minggu malam di kota Solo.
Relawan yang tergabung dalam #Kotasolo sengaja menggelar acara ini bertepatan dengan se abad musisi keroncong asal kota Solo, bernama lengkap Gesang Martohartono, yang lahir pada tanggal 1 Oktober 1917 dan meninggal pada 20 Mei 2010, atau tepat di usianya yang ke 92 tahun. Sejumlah lagu keroncong ciptaan Gesang dipertunjukkan, termasuk lagu ‘Bengawan Solo’ yang mampu membawa nama Indonesia berkibar di negeri Sakura. Karya lainnya seperti lagu Jembatan Merah, Tirtonadi, Sapu Tangan, juga terasa enak untuk dinikmati. Seakan kita dihadapkan kembali pada kenangan masa lampau lewat lagu-lagu ciptaannya.
Salah satu panitia acara, yang juga penyanyi keroncong asal Solo, Sruti Respati, menjelaskan, acara mengenang satu abad Gesang bertujuan untuk lebih mengapresiasi karya-karya Gesang yang melegenda. Ini adalah bentuk kepedulian masyarakat Solo terhadap musik keroncong, terutama karya Gesang yang dinilai mampu memberi kontribusi cukup besar dalam mengenalkan Indonesia di negara lain dalam bidang kesenian.
Sementara itu, keluarga besar almarhum Gesang yang turut diundang dalam acara tersebut, mengaku sangat bangga. Salah satu keponakan almarhum Gesang, Yani Efendi, mengungkapkan, sosok almarhum Gesang dikenal sebagai orang tua yang baik. Tidak pernah marah, sederhana, dan selalu berusaha untuk tidak mengecewakan siapa pun. Almarhum Gesang sendiri menghabiskan masa tuanya di rumah keluarga besarnya di kawasan Kemlayan, Pasar Pon, Solo. (endang paryanti)