“Timnas Efek“ Sekolah Sepakbola Diserbu Pendaftar
SRAGEN (poskita.co) – Penampilan berturut-turut tim nasional di ajang Sea Games dan Piala AFF usia 18 yang selalu disiarkan langsung televisi, membuat gairah sepakbola dikalangan anak-anak meningkat tajam. Efek aksi timnas tersebut, banyak orang tua di Kabupaten Sragen berbondong-bondong mendaftarkan anaknya ke sekolah sepakbola SSB.
Tak bisa dipungkiri animo masyarakat terutama dikalangan anak-anak terhadap sepakbola akhir-akhir ini meningkat tajam. Hal itu salah satunya disebabkan oleh penampilan tim nasional yang akhir-akhir ini selalu disiarkan televisi baik diajang Sea Games maupun Piala AFF di Myanmar. Apalagi televisi nasional hampir setiap hari menayangkan siaran langsung sepakbola liga satu maupun liga dua.
Salah satu yang tampak dari efek aksi tim nasional bisa terlihat di Kabupaten Sragen. Beberapa orang tua mengaku akhir-akhir ini mempunyai kesibukan baru yaitu mengantarkan anaknya untuk berlatih sepakbola di sekolah sepakbola atau SSB. Di kabupaten Sragen SSB Indonesia Muda yang berlatih di Stadion Taruna menjadi sasaran bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Pada setiap jadwal latihan, ratusan orang tua terlihat menunggui anak-anaknya yang sedang berlatih di lapangan hijau dari tribun penonton. Mereka rela mengantar dan menunggu anak-anaknya yang sebagian besar terobsesi menjadi pemain nasional. Obsesi ini muncul karena anak-anak selalu mendapatkan informasi dan tontonan tentang sosok-sosok pemain timnas yang ditayangkan di televisi.
Pendiri sekaligus pembina SSB Indonesia Muda Sragen, Hartono, menyambut positif meningkatnya antusias anak-anak untuk berlatih di sekolah sepakbola SSB. Suasana terlihat berbeda akhir-akhir ini, dengan jumlah pemain siswa SSB yang tadinya hanya sekitar 50 anak menjadi sekitar 170 anak. Keadaan itu membuat suasana di Stadion Taruna selalu ramai dengan kehadiran orang tua siswa.
“Keadaan ini dengan meningkat tajamnya jumlah siswa di SSB Sragen, adalah dampak dari tontonan timnas akhir-akhir ini. Orang tua tentu mendorong anak-anaknya yang terobsesi jadi pemain sepakbola. Sehingga wadah SSB ini sangat dibutuhkan, apalagi kita sudah sering meraih prestasi yang membanggakan,” kata Hartono, ditemui poskita.co saat menunggui para siswa berlatih di Stadion Taruna, Selasa(19/9).
Beberapa orang tua menilai jumlah pelatih di SSB Indonesia Muda Sragen tak sebanding dengan siswa yang dilatih. Setidaknya dengan jumlah siswa ini SSB IM Sragen membutuhkan empat atau lima pelatih lagi.
Dari ratusan siswa SSB Indonesia Muda Sragen ini, tentu saja mempunyai ketrampilan yang berbeda-beda. Namun setidaknya obsesi dan cita-cita mereka sangat tinggi yaitu menjadi pemain nasional. Salah seorang siswa SSB IM, Paksi Naraya, mengaku sangat mengidolakan pemain-pemain timnas yang belum lama ini tampil di Sea Games maupun Piala AFF.
“Saya pingin bisa seperti Egy Maulana, makanya saya tak pernah berhenti berlatih,”ujar Paksi, anak seorang TNI di Kodim Sragen ini.
Pembinaan anak-anak dan remaja seperti di sekolah sepakbola ini, menjadi momentum untuk membentuk karakter mereka, selain trampil sebagai pemain bola juga mempunyai sikap sportif dan menjaga persaudaraan. (udi)