Santri Al Hikmah Tolak Golput

Spread the love

SRAGEN (poskita.co) – Tim mabes Polri didampingi Kapolsek Tanon, AKP Heru Budiarto, melakukan kegiatan menangkal hoax dan ujaran kebencian di Sragen. Tim bersama sekitar 300 santri Ponpes Al Hikmah di Dukuh Bedono Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, kemarin sepakat menangkal berita hoax dan ujaran kebencian. Selain itu para santri berkomitmen menggunakan Hak Pilih dan Tidak Golput.

Tim mabes Polri terus mengajak masyarakat menangkal berita hoax dan ujaran kebencian. Selain itu, menjelang pemilu ini menggugah kesadaran para santri untuk menggunakan hak pilihnya.

Salah satu santri Ponpes Al Hikmah, Dedek Agus Nur Hidayat,18, mengatakan kalau hoax itu hanya merugikan diri sendiri. Karena jika ikut menyebar berita bohong, malah bisa terkena sanksi sesuai UU ITE. Selain itu  Dedek mengatakan sebagai pemilih pemula dalam Pileg dan Pilpres 17 April 2019 nanti, dia juga akan menggunakan hak pilihnya. ”Kalau kami sebagai santri, golput itu haram, saya pasti pakai hak pilih saya”  tutur Dedek Agus Nur Hidayat.

Dia menandaskan kesempatan nyoblos dalam Pileg dan Pilres secara serentak itu hak suaranya akan dia gunakan sesuai dengan hati nuraninya. Ratusan santri nampak antusias mengikuti kegiatan sosialisasi yang berlangsung santai dan ditingkahi humor segar.

Dalam sempatan yang sama, pengasuh Ponpes Al Hikmah Tanon, KH. Mazida Iqbal, kepada awak media menyatakan mendukung kegiatan Polri dalam upaya menangkal dan melawan berita hoax dan ujaran kebencian. ”Para santri yang mendapat kabar, saya himbau untuk tidak perlu disebarkan. Karena kabar itu belum tentu mengandung kebenaran,” tutur KH Mazida Iqbal.

Para santri dan pengasuh ponpes juga sepakat deklarasi anti menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian, serta mendukung pemerintah dalam rangka mensukseskan Pemilu 2019. ‘’Kami juga mendukung aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta mendukung tetap tegaknya NKRI,’’ tutur  KH Mazida Iqbal.

Dia menegaskan Hasil sosialisasi itu akan terus didengungkan kepada para santri agar mereka memahami kalau ikut menyebarkan berita hoax atau kabar bohong itu juga salah. (Cartens)