Cak Nun: Urip Wes Susah, Aja Ditambah Pikiran Susah

Spread the love

Karanganyar(Poskita)- Hebatnya kelompok Kyai Kanjeng memainkan musik modern dan tradisi lewat instrumen gamelan kontemporer tidak diragukan. Kyai Kanjeng yang selama ini malang melintang menyertai Cak Nun mengisi acara pengajian Ibarat dua keping mata uang yang menyatu dan menguatkan.
Dimata Dalang Kondang Ki Manteb Sudarsono, nama Kiai Kanjeng yang kerap hadir menghibur dan memberi ketenteraman banyak orang layak di tambah dengan nama Kyai Kanjeng Lokananta.
Gagasan mencuat saat acara pengajian bersama Emha Ainun Nadjib dan Kyai Kanjeng di Dusun Toya, Bangsri, Karangpandan, Karanganyar, Sabtu 12 Agustus 2017.
Menurut Manteb yang kondang dengan sabetan setan, Lokananta berarti tempat yang memberi ketenteraman. Bahkan nama Lokananta di Solo juga menjadi bagian cukup penting dalam industri rekaman musik.
Pengajian Cak Nun di gelar di lahan persawahan kering. Dihadiri lebih dari ribuan jamaaah warga Bumi Intanpari. Tampak hadir Bupati Karanganyar Yuliatmono beserta pejabat jajaran Muspika.
Ribuan orang tersihir memadati bibir panggung maupun yang melihat dari layar monitor yang terpasang.
Dalam ceramahnya, apa yang disampaikan Cak Nun tentang apa arti pentingnya manusia menata hati demi ketenteraman hidup. Ketenteraman hati di dapat darimana? Dari pikiran tiap manusia. Bahwa kerangka pikiran itu tidaK berupa kotak kotak namun harus bunder alias lingkaran. Kalau kotak kotak akan melahirkan satu sudut pandang. Namun jika lingkaran setiap titik pijakan di bumi memiliki beragam sudut pandang.
Karena beragam sudut pandang dalam konteks hidup bermasyarakat pada akhirnya setiap orang bisa mengetahui dan membedakan apakah itu hukum wajib, hukum Sunnah, makruh dan mubah.
Bukan Cak Nun namanya jika dalam ceramah tak menyinggung masalah sosial politik. Contohnya, sejalan momentum pilkada di Bumi Intanpari yang tidak lama lagi. Warga masyarakat jika dihadapkan pada sejumlah sosok calon yang menjadi pilihan pemimpinnya untuk masa depan. Sebagian warga yang suka dengan calon pemimpin tertentu bisa beranggapan bahwa calon pemimpin yang menurutnya baik tentunya “wajib” dipilih. Sedangkan warga yang lain jika memandang calon pemimpin itu dipandang kurang baik, hanya di sikapi sebagai “Sunnah” saja. Artinya orang bebas memilih. Mana yang sunnah dan mana yang wajib sesuai pilihannya.
Permasalahan hidup bangsa Indonesia sudah kompleks. Siapapun pemimpinnya akan memiliki tugas besar tanggung jawab mengatasinya. Tugas warga yang paling sederhana adalah membangun dan menata dari rumah tangganya sendiri.
“Wis toh, hidup ini sudah susah jadi jangan di tambah pikiran susah. Lebih baik awake dewe noto ketenteraman ati dari keluarga masing masing,” urai Cak Nun.

Gunung Lawu Tak Usah di Utik Utik

Malam semakin larut, menanggapi penanya soal apa tujuan hidupnya, Cak Nun menjawab dengan santai bahwa dirinya tidak punya tujuan hidup. Cak Nun Hanya merasa semua perjalanan dan aktivitas hidupnya merupakan bagian dari garis Allah SWT. Cak Nun merasa wajib menjalaninya. Tak ada target khusus untuk menjadi orang penting. Jabatan, kekuasaan dan hal yang berkaitan duniawi, Cak Nun merasa tak begitu berurusan.
“Aku hadir disini karena lelakonku dari Allah selain juga karena sesama saudara dulur Karanganyar,” terangnya.
Yang menarik saat forum tanya jawab, seorang peserta menanyakan seputar isu akan adanya eksploitasi Gunung Lawu untuk kepentingan air dan listrik yang di tujukan kepada Bupati Yuliatmono.
Menanggapi pertanyaan, Yuliatmono mengemukakan wewenang pengelolaan Gunung Lawu bukan dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar, namun dari pusat. Saat ini lagi proses pengkajian dan sudah ada tamu yang berkunjung untuk membahas hal itu. Namun hal itu tidak begitu diresponnya. Bahkan Yuliatmono sudah menyatakan menolak rencana eksploitasi Gunung Lawu kepada pemerintah pusat.
“Gunung Lawu biarkan tetap memberi energi kehidupan secara alami. Jangan sampai ada yang mengotak-atik gunung tersebut,” ungkap Bupati dengan lantang yang di sambut gemuruh tepuk tangan.
Variasi dari ceramah sinau bareng dengan suami artis Novia Kolopaking ini adalah juga di warnai hiburan lagu yang kemudian di terjemahkan akan kandungan maknanya. Seperti lagu Lir-ilir dan beberapa lagu tradisional Jawa yang penuh nuansa tuntunan dan tontonan. (yes)