Lapak Ditutup, Ratusan PKL Sunday Market Manahan Demo Walikota
SOLO (poskita.co) – Pedagang kaki lima (PKL) Sunday Market yang tergabung dalam Serikat Pedagang Minggu Pagi Manahan (SPMPM) menggelar demo di Depan Balai Kota Surakarta menolak dipindahkan dari Manahan yang selama belasan tahun sudah menghidupi mereka.
Ratusan pedagang Sunday Market Manahan menggelar aksi penolakan kebijakan Pemerintah Kota Solo mengembalikan Stadion Manahan kembali pada fungsinya, sebagai kawasan olahraga. Konsekuensi kebijakan itu, seribuan pedagang Sunday Market yang berjualan setiap Minggu pagi harus berpindah lokasi.
Aksi damai yang digelar Jumat (7/9/2018) siang di awali dengan orasi di bundaran Gladak Solo, mereka menuntut Pemkot Solo membatalkan penutupan Sunday Market Manahan yang secara resmi diberlakukan Minggu (9/9/2018) mendatang.
Dan sebagai gantinya mereka akan direlokasi di tiga titik yakni car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi dan area parkir Benteng Vastenburg Solo dan jalan Ir. Juanda.
Usai melakukan orasi ratusan pedagang Sunday Market Manahan saat long march menuju Balai Kota Solo, sambil membawa poster dan tulisan Tolak Penutupan Sunday Market Manahan”, “Sunday Market Bukan Musuh Pemkot”, “Ribuan Nyawa Tlah Dikorbankan”,”Wong Cilik Butuh Makan”.
Ketua Serikat Pedagang Minggu Pagi Manahan (SPMPM) Joko Santoso atau akrab dipanggil Yuli Desantos sebut selama ini PKL Sunday Market Manahan sudah belasan tahun menghasilkan PAD yang lumayan banyak yang diperoleh dari ribuan PKL yang sudah berjualan sejak awal di Manahan. Justru sekarang malah nasibnya diabaikan padahal pihaknya telah membayar sejumlah biaya retribusi selama ini.
“Teman-teman selama ini kita menghasilkan mboten? Kalau kita menghasilkan kenapa kini kita dibuang begitu saja,” ucap Yuli dalam orasinya.
Yuli menegaskan PKL Sunday Market intinya menolak untuk dipindahkan. Seandainya sampai minggu ini belum ada keputusan kami tetap akan berupaya melakukan komunikasi dengan Pemkot Solo terkait penolakan mereka. (Uky)