Jejak Perjalanan di KBRI Quito Ekuador: Gamelan dari Kampung ke Dunia, untuk Peradaban

Spread the love

Foto-foto: Dok Joko Ngadimin


Oleh : Joko Ngadimin, S.Sn / Rumah Budaya INDONESIA SATU-Sekar Jagad

Joko Ngadimin / foto dok penulis

Dari Sukoharjo ke Ekuador: Gamelan sebagai Duta Budaya Agraris

Sejak tahun 2021, langkah gamelan Jawa tidak hanya menggema di balai desa atau pendopo kampung. Ia telah menapakkan suara khasnya hingga ke benua Amerika Latin, tepatnya di Quito, Ekuador, melalui kerjasama budaya antara Joko Ngadimin/Rumah Budaya INDONESIA SATU-Sekar Jagad dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Quito – Ekuador. Kegiatan ini atas undangan dan dukungan langsung dari Duta Besar RI untuk Ekuador, Bapak Agung Kurniadi, bersama Ibu Rani Kurniadi.
Dengan membawa misi kebudayaan agraris, ekologi, diplomasi budaya, dan ekonomi kreatif, gamelan menjadi alat diplomasi lunak (soft diplomacy) yang menyentuh bukan hanya telinga, tetapi juga hati dan kesadaran masyarakat internasional.

Joko Ngadimin sedang mengajar teknik dasar gamelan Imbal di kampus UArtes GYE

Gamelan di Jantung Diplomasi: Mengajar di KBRI Quito
Sejak tahun 2021, saya berkesempatan mengajar gamelan Jawa secara rutin di kantor KBRI Quito, sebagai bagian dari penguatan diplomasi budaya Indonesia di wilayah Amerika Latin. Program ini menjadi langkah awal penting dalam memperkenalkan warisan budaya Nusantara kepada publik Ekuador dan komunitas diplomatik.
Tidak hanya mengenalkan alat musik, namun juga menyampaikan nilai spiritual agraris, harmony alam, dan filosofi hidup masyarakat Jawa, yang hidup dalam tiap alunan gamelan dan tembang tani.

Berlatih Gamelan di Kantor KBRI Quito

Menyemai Nilai Agraris di Universitas Ekuador.
Saya selama tahun 2021 – 2025, telah memberikan berbagai workshop dan kelas budaya di sejumlah Perguruan Tinggi ternama, antara lain; Universidad de las Artes- Guayaquil, Universidad San Fransisco de Quito (USFQ), dan Universidad Tecnica de Ambato. Di Perguruan Tinggi ini saya memberikan workshop gamelan dan tembang Jawa, dengan beberapa lagu atau gendhing gamelan antara lain; Lagu Manyar Sewu, Ilir-ilir, Lesung Jumengglung, Gareng Pung, Menghibur Diri di Quito (Karya cipta sendiri), Si Kancil, Lancaran AGUNG, Menthog-menthog, Gundul Gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dll. Lagu lagu dan gending-gending tersebut berpijak pada tema dan filosofis nilai ekologi-pertanian agraris, harmoni alam –Dewa kesuburan Dewi Sri, yang semua itu sangat relevan dengan tradisi budaya masyarakat pertanian di wilayah pegunungan Andes, Ekuador. Selain itu saya juga memberi Tutorial “Meditasi Gamelan” dengan media be-bunyian, suara mulut, tembang, doa, dan mantra. Semua kegiatan ini sangat memperkuat nilai spirit ecology dan warisan budaya Nusantara.

Seni, Alam, dan Kuliner: Ekspresi Budaya Indonesia.
Didukung oleh Ibu Rani Kurniadi, selama kegiatan berlangsung juga digelar berbagai acara pendukung seperti: workshop dan pameran kuliner makanan tradisional Indonesia, pameran batik dan lukisan Indonesia, presentasi budaya, serta dialog lintas budaya di berbagai ruang publik, termasuk galeri seni dan forum kampus. Program ini memperlihatkan bahwa budaya Indonesia tidak hanya tampak dalam seni panggung, tapi juga terasa melalui cita rasa, warna, dan makna.

Forum Bisnis & Budaya: Diplomasi yang Menyentuh Dunia Usaha.
Salah satu bentuk sinergi yang menonjol adalah program FORUM BISNIS & BUDAYA, yang diinisiasi oleh KBRI Quito, dan acara ini didukung pula oleh pertunjukan gamelan serta tari tradisional. Acara ini mempertemukan pelaku usaha, pengamat budaya, duta besar, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor – menghadirkan KADIN Indonesia (Bapak Reza) sebagai negara dengan kekayaan budaya yang juga relevan secara ekonomi. Diplomasi budaya terbukti mampu membangun citra, mempererat kerjasama, dan membuka peluang ekonomi kreatif antar negara.

Workshop gamelan di Universidad USFQ, Universidad San Fransisco de Quito


Meditasi Gamelan: Menyentuh Jiwa Global.

Saya juga memberikan workshop meditasi gamelan, yaitu di Sekolah Menengah musik Republica De Francia Colegio, dan komunitas spiritual di Guayaquil, dengan menghadirkan suara alam, tembang macapat, dan gamelan sebagai media penyatuan kesadaran, menenangkan pikiran, penyembuhan dan kontemplasi. Resonansi bunyi gamelan menjadi ruang perjumpaan antar manusia, alam,dan kesadaran terdalam – menjadikan seni sebagai jembatan yang universal. Program ini ternyata juga sangat menarik dan diminati oleh warga di Guayaquil, baik dari kalangan pemerintah, usaha, mahasiswa, anak-anak remaja, dan masyarakat umum.

Forum Budaya di Universidad Tecnica de Ambato di Quito


Diplomasi Budaya, Harmoni Dunia
Dari tahun 2021 hingga 2025, kerja budaya ini telah menjadi tonggak kuat bagi diplomasi lintas nilai dan lintas benua, antara Jawa-Indonesia (Pegunungan Merapi ) dan Ekuador (Pegunungan Andes), antara sawah dan gunung, antara tembang dan ritual. Melalui dukungan penuh dari Duta Besar RI Bapak Agung Kurniadi dan Ibu Rani Kurniadi, Indonesia tidak hanya hadir sebagai bangsa yang besar secara ekonomi, tetapi kaya secara jiwa dan budaya.


Gamelan Untuk Peradaban Dunia.
Sebagai seniman dan penggerak budaya desa dari Polokarto, Sukoharjo, saya percaya bahwa suara gamelan dari kampung dapat menembus batas dunia dan menyentuh nilai terdalam kemanusiaan. Gamelan bukan sekedar musik . ia adalah doa, diplomasi, dan detak jiwa Nusantara. Gamelan “Dari kampung…..menuju dunia…untuk peradaban manusia”.
Guayaquil- Ekuador, 22 Juni 2025

Ditulis oleh: Joko Ngadimin, S.Sn
Rumah Budaya INDONESIA SATU-Sekar Jagad
Perjalanan Budaya 2021 -2025, di KBRI Quito Ekuador

Editor: Cosmas