Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Media Benda Konkrit Pada Anak Kelas III

Spread the love

Oleh: Ribut Dwi Susanti, S.Pd., Guru Kelas 3, SD Negeri Sidomulyo 02, Kec. Jakenan Kab. Pati

Terselenggaranya suatu proses pembelajaran sangat bergantung pada kehadiran guru khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar. Eksistensi guru dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sehingga apabila dari faktor guru terdapat kekurangan dalam berbagai aspek tentunya proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Akibat faktor guru tersebut akan memengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, belajar dan belajar merupakan suatu sistem yang membutuhkan perantara (guru) untuk mengelola keseluruhan pelaksanaan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa yang kemudian mencari alternatif pemecahannya. Oleh karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk dapat menguasai materi, menyampaikan dan melaksanakan evaluasi, tetapi seorang guru harus mampu mengetahui karakteristik siswanya. Berhasil atau berhasilnya kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar dari target yang telah ditentukan.
Sebagian besar anak beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan, namun setiap orang harus mempelajarinya, karena matematika merupakan salah satu dari beberapa ilmu yang dapat digunakan sebagai sarana pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, seperti bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan dalam Mata Pelajaran Matematika harus diatasi sedini mungkin, karena matematika merupakan salah satu modal dasar dalam dunia pendidikan pada khususnya dan perekonomian masyarakat pada umumnya.
Dalam proses pembelajaran matematika, masih banyak guru yang menyampaikan materi secara abstrak, sehingga siswa diajak untuk berasumsi atau membayangkan objek yang diajarkan. Hal ini menyebabkan pelajaran matematika tidak mudah untuk dipelajari, sehingga banyak siswa yang kurang tertarik bahkan membenci atau antipati terhadap pelajaran matematika karena tidak dapat menguasai materi tersebut.
Dengan demikian, peneliti memandang perlu adanya perubahan cara pembelajaran matematika agar sedikit lebih mudah dipahami dengan menggunakan media sederhana. Karena perubahan atau pencapaian kualitas ideal tidak tumbuh secara alami sejalan dengan proses pertumbuhan. Artinya, proses belajar mengajar memang merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri, tetapi dirancang secara khusus, dan dimaksudkan untuk mencapai kondisi atau kualitas yang ideal (Chaedar Alwasilah: 18).
Matematika merupakan mata pelajaran yang harus dipelajari mulai dari tingkat dasar, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Agar siswa mampu memahami dengan baik, maka perlu ditumbuhkan konsep dasar yang baik, benar dan kuat. Menurut peneliti, upaya yang tepat untuk memfasilitasi penanaman konsep pada anak adalah dengan menggunakan media atau alat peraga sederhana untuk siswa tingkat SD yang cara berpikirnya masih konkrit.
Berangkat dari perlunya perbaikan pembelajaran untuk menemukan jawaban pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya untuk merefleksikan diri melalui peningkatan kinerja dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Keberhasilan dalam proses pembelajaran selalu didambakan oleh seorang guru. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam pembelajaran. Sering ditemukan adanya kendala yang pada akhirnya menyebabkan hasil tes siswa menjadi rendah.
Kata konkrit biasanya sering dikaitkan dengan benda-benda di rumah, di jalan atau di lingkungan sekitar. Benda adalah segala sesuatu di alam yang berwujud atau jasmani (bukan roh) seperti bola, kelereng, kayu, batu dan sebagainya. Jadi ketika digabungkan benda-benda konkret adalah segala sesuatu yang ada di alam yang berwujud, jasmani dan benar-benar ada. Biasanya benda beton bisa asli dan apa adanya atau dibuat miniatur sesuai kebutuhan dan fungsinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Asnawir dan Basyarudin Usman dalam bukunya “Media Pembelajaran” yang mengungkapkan beberapa media dalam pembelajaran, antara lain: (1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio atau media lainnya. hanya memiliki elemen suara, seperti radio dan rekaman suara. (2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, tidak mengandung unsur bunyi. Termasuk dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan cetak seperti media grafis dan sebagainya. (3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain menggunakan unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video.
Mengingat usia anak sekolah dasar yang masih suka bermain, suasana belajar diupayakan semenarik mungkin agar tidak membosankan, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga yang berbentuk beton. objek. Media pembelajaran perlu digunakan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi mudah diterima oleh siswa.
Mata pelajaran matematika Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat berpikir kritis dan teoretis serta memahami konsep perhitungan ilmiah sekitar. Dalam kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: a. Setengah pecahan, Jika suatu benda dibagi 2 sama dengan b. Pecahan sepertiga, jika suatu benda dibagi 3 sama rata. C. Seperempat pecahan, Jika suatu benda dibagi 4 sama dengan d. Pecahan seperenam, jika suatu benda dibagi 6 adalah sama besar.
Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana kelas III SD Negeri Sidomulyo 02 Kec. Jakenan Kab. Pati. Peningkatan hasil belajar pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana dapat dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar.

Editor: Cosmas