Covid-19 Berdampak Bagi 6,5 Juta Pelaku Wisata

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Sekitar 50 persen dari 13 juta pelaku wisata di Indonesia terpuruk akibat dampak pandemi covid-19. Pasalnya, selama corona seluruh industri pariwisata tutup total. Bahkan untuk menggerakan pelaku wisata, pemerintah gelontorkan bantuan hingga Rp 3,3 triliun. Selain itu, dengan menyesuaikan protokol kesehatan, perlahan mulai bangkit dan ada perubahan minat wisatawan. Peluang ini yang segera dikelola untuk kembali memulihkan sektor pariwisata.

Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kementerian Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekreaf) Alexander Reyaan menyampaikan ada 13 juta pelaku wisata di Indonesia. Lantas yang bertahan tinggal sekitar 6,5 juta akibat pandemi Covid-19. Keterpurukan sudah dirasakan sejak Maret 2020. Bahkan wisatawan dari Tiongkok sudah turun jauh sebelumnya.

Lantas dalam upaya pemulihan, pemerintah unit usaha wisata harus bangkit. Pihak pemerintah menggelontorkan dana hibah secara langsung pada pemerintah kabupaten/kota dan Industri pariwisata.

”Hari ini sedang tahapan pembahasan terakhir untuk pendistribusian, nilainya Rp 3,3 trilyun,” ujar dia usai memberi sambutan pengarahan Bimbingan Teknis wisata dengan protokol CHSE Kamis (23/10).

Dia menjelaskan semua sektor pariwisata merasakan dampaknya. Namun saat ini mulai bangkit perlahan. Menurutnya sektor ini akan cepat pulih tergantung pada kebijakan terkait vaksin Covid-19 dari pemerintah. ”Bagi kami, vaksin semakin cepat, semakin baik,” tandasnya.

Alex menyampaikan pada saat ini ada pergeseran minat wisatawan akibat pandemi. Dari sebelumnya sebagian minat wisata pada kunjungan ke luar negeri. Akibat covid-19 ada perubahan ke wisata alam, petualangan dan minat khusus. Kondisi ini seharusnya ditangkap sebagai peluang di daerah.

”Kita harapkan perjalanan domestik. Sejauh ini ada dampak baru. Perubahan tren wisata ke wisata alam, petualangan dan minat khusus. Ini keuntungan di balik resiko maka dari itu kita susun panduan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau cleanliness, health, safety, environment (CHSE),” terangnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan, dampak covid-19 bersifat karambol. Karena pariwisata berkaitan dengan banyak usaha, seperti jasa, transportasi, kuliner hingga budaya yang melibatkan banyak orang.

Namun promosi pariwisata harus terus berjalan. Kalau Indonesia tidak berkelanjutan, nanti akan direbut oleh negara lain. ”Masyarakat harus ikut mempromosikan, milenial juga berperan. Misalnya mempromosikan bantaran waduk kedung ombo, dan sebagainya,” terangnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen, Yusep Wahyudi, dalam sambutannya menyampaikan kondisi pandemi memang memberatkan para pelaku wisata di Sragen. ”Di masa pandemi kami sangat prihatin, dampaknya dirasakan semua termasuk pelaku wisata,” terangnya.

Pihaknya berharap kondisi pandemi segera melandai, agar obyek wisata di Sragen dapat buka sesuai dengan protokol CHSE. Sedangkan saat ditanya terkait bantuan hibah kementerian, Yusep mengaku belum mendapat secara detail perihal rencana tersebut. (Cartens)

Caption Foto:
Bimtek berdayakan dunia pariwisata ditengah pandemi covid-19 diikuti pegiat wisata Sragen di Swissbel hotel, Solo.