Grebeg Syawal di Solo Safari Sebuah Tradisi Turun Temurun, Simak Keseruan Joko Tingkir Tangklukkan Bengawan Solo
SOLO, POSKITA.co – Solo Safari berkolaborasi dengan Keraton Kasunanan Surakarta menggelar Grebeg Syawal pada hari ke-7 Lebaran atau Iedulfitri, Minggu, 6 April 2025. Acara tersebut merupakan yang ke-3 kalinya sejak tahun 2023.
Acara digelar dengan penuh kemeriahan ini dihadiri tokoh penting, antara lain Wakil Walikota Surakarta, Astrid Widayani, Pengageng Parentah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Dipokusumo beserta keluarga Karaton Kasunanan Surakarta, Direktur Taman Satwa Taru Jurug Achmad Syukri Prihanto, Dewan Pengawas Perumda TSTJ Tulus Widajat, Kapolsek Jebres dan Danramil Jebres, serta tokoh masyarakat lainnya.
Grebeg Syawal merupakan bagian dari tradisi yang telah dilestarikan selama bertahun-tahun dan merupakan wujud syukur atas Hari Kemenangan atau Hari Idul Fitri yang dikemas dalam Atraksi Budaya, sehingga masyarakat luas dapat mengenal dan menikmati budaya Karaton Kasunanan Surakarta lebih dekat.

Acara ini dimulai pukul 10.30 dari Lobby dengan iring-iringan sosok Joko Tingkir yang merupakan simbul pemimpin masa depan, akan menyeberangi danau Solo Safari hingga Panggung Terbuka dan diakhiri dengan puncak acara dengan Gunungan Ketupat yang memiliki makna mendalam
Sosok Joko Tingkir dalam Grebeg Syawal 2025 ini diperankan oleh BRM. Yudhistira Rachmat Saputro, Cucu dari Pakubuwono XIII. Joko Tingkir mengendarai kuda, didampingi oleh enam pasukan Bregada atau Prajurit Karaton, yang terdiri dari Tamtama, Soro Geni, Prawiro Anom, Jayeng Astra, Doropati, dan Joyosuro.
Joko Tingkir Menyusuri Danau Solo Safari dengan “Gethek”
Legenda Joko Tingkir mengarungi Sungai Bengawan Solo bersama sahabat-sahabatnya dan menerjang rintangan saat menyusuri Sungai Bengawan Solo diceritakan kembali dengan sosok Joko Tingkir yang mengarungi danau di Solo Safari, dimana danau di Solo Safari ini merupakan tempat muara dari aliran Sungai Bengawan Solo.
“Gethek” bambu rakit yang menjadi alat transportasi Joko Tingkir, melambangkan kemampuan untuk mengatasi segala rintangan dan bahaya dalam mengarungi kehidupan. Hal ini tercermin dalam tembang Mijil “Sigra Milir Sang Gethek Sinangga Bajul,” yang berarti Joko Tingkir yang naik Gethek mampu mengatasi segala rintangan.
Tarian Penyambut Joko Tingkir
Tarian penyambut Joko Tingkir, yang melambangkan penyambutan dan rasa syukur setelah perjuangan panjang Joko Tingkir mengarungi Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan “Gethek” (perahu tradisional).
Berbagi Ketupat “Ngaku Lepat”
Filosofi Ketupat yang memiliki makna “Ngaku Lepat” atau “Mengakui Kesalahan.” Filosofi ini mengingatkan bahwa dalam kehidupan manusia, tidak ada yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Ketupat yang dibagikan kepada pengunjung Solo Safari memiliki makna kesadaran diri atas kesalahan dan kekurangan selama kehidupan serta kemudian mengakui hingga memperbaiki kesalahan tersebut, mengingatkan untuk selalu intropeksi diri.
Masyarakat Jawa percaya bahwa berbagi ketupat melambangkan keberhasilan dalam meraih kemenangan dan kebaikan setelah berpuasa, serta memperoleh kebaikan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama di Hari Raya.
“Kami merasa terhormat dapat kembali menggelar Grebeg Syawal bersama Karaton Kasunanan Surakarta. Acara ini bukan hanya sekadar tradisi yang turun-temurun, namun juga bentuk kolaborasi antara tradisi dan pariwisata, serta sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal kepada masyarakat khususnya pengunjung Solo Safari.” ujar Yustinus Sutrisno General Manager Solo Safari.
KGPH Dipokusumo menambahkan, “Grebeg Syawal adalah ungkapan syukur dan kegembiraan setelah menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Kemenangan Idul Fitri yang dikemas dalam unsur tradisi dan budaya. Kami berharap melalui acara ini, masyarakat dapat lebih memahami filosofi di balik tradisi ini dan menikmati serta semakin mencintai budaya Karaton Kasunanan Surakarta lebih dekat.” (*/arya)