Suarakan Anti Dinasti GPS Gandeng Ketua Partai Ajak Perubahan Sragen

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Sejumlah tokoh Sragen yang tergabung dalam Gerakan Pembaharu Sragen (GPS) rangkul ketua partai ikut kampanyekan anti dinasti.Dalam kesempatan itu, Hadir Ketua DPD II Golkar Sragen Pujono Elli Bayu Effendi.

Ketua DPD II Golkar yang akrab disapa Bayu Asongan  menyampaikan kehadirannya dalam kegiatan GPS hadir sebagai undangan. Apalagi kegiatan diskusi tersebut digelar di rumah Politisi senior panutannya yakni Agus Fatchurrahman. ”Mensikapi gerakan ini saya mendukung untuk melakukan perubahan. Tokoh masyarakat di sini mengingatkan parpol untuk persiapkan kader terbaik untuk maju,” ujar dia.

Perihal slogan anti Ndayu, Bayu menolak hal tersebut. Dia menegaskan sebagai pimpinan partai politik, semua pihak harus dirangkul. Termasuk ada tokoh Ndayu yang merupakan kader Golkar.

Disisi lain, soal  partainya tidak membuka pendaftaran calon bupati maupun wakil bupati. 

“Karena saat ini yang mendapatkan surat tugas untuk maju dalam Pilkada Sragen orang dari internal partai. Sehingga kalo ada pihak yang mengaku sebagai sosok tokoh Golkar pusat, saya malah tidak tahu,” tandas Bayu 

Bayu sendiri Golkar tidak melakukan mekanisme pendaftaran seperti partai lainnya. Dia menyampaikan Golkar sudah mempersiapkan sejak 1,5 tahun lalu mendorong kader terbaiknya untuk maju dalam Pilkada. ”Golkar memiliki mekanisme sendiri. Menyerukan setiap pertemuan untuk menang pileg, Pilpres dan Pilkada,” ujar dia.    

Dalam menghadapi pilkada, seruan dari pusat untuk mendorong kader partai sendiri. Mekanisme yang dilakukan yakni sosialisasi dan konsolidasi. Setelah itu ada surat mandat untuk maju ke Kepala Daerah. Selanjutnya dilakukan survey, dan hasil survei menjadi pertimbangan dikeluarkan rekomendasi. ”Golkar pusat mendorong kader terbaiknya, tidak bisa tiba-tiba,” terang Bayu.

Sementara mantan Sekda Sragen yang gabung dengan GPS mengungkapkan dirinya sebenarnya tidak masalah dengan keluarga Ndayu termasuk Pak Untung Wiyono maupun Mbak Yuni. Namun yang membuat mengambil keputusan ikut dalam GPS, lantaran adanya orang-orang Toxic yang ada di lingkaran bupati saat ini.

“Orang Toxic ini malah bersikap melebihi bupati. Maka bila kepemimpinan Sragen saat ini bila dilanjutkan akan membuat bupati  1,5 makin menggila,” tandas Tatag.

Sedangkan Azis Kristanto menambahkan Sragen sudah dipimpin satu keluarga selama 20 tahun. Dia berharap ada pemimpin yang lebih baik daripada yang sudah-sudah. Maka pihaknya mengundang parpol untuk bergerak. ”Sragen tidak baik-baik saja,” ujarnya. (Cartens)