Politisi dan Tokoh Ormas Deklarasi Gerakan Perubahan Sragen
.
SRAGEN, POSKITA.co – Para politisi yang tergabung dalam Gerakan Perubahan Sragen (GPS) memprihantikan lesunya gerakan partai politik dalam menghadapi Pemilihan Bupati (Pilbub) Sragen. Hal itu di sampaikan dalam deklarasi GPS yang diikuti para tokoh politisi maupun ormas di Sragen, Senin (20/5).
Kehadiran mereka hendak menggalang kekuatan dari para relawan menolak politik dinasti untuk memunculkan pemimpin baru di Sragen.
Dalam pertemuan tersebut, hadir beberapa tokoh politik. Seperti mantan Bupati Agus Fatchurrahman, Kemudian beberapa tokoh yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD. Seperti Azis Kristanto, Hery Kistoyo, Syaiful Hidayat, Rus Utaryono, Sumardi. Lantas beberapa anggota Dewan juga hadir. Seperti Mukafi Fadli, M. Haris Effendi dn Faturohman. Kemudian mantan Sekda Sragen Tatag Prabawanto.
Mereka menegaskan perlawanan pada trah ndayu yang merujuk terhadap keluarga Untung Wiyono. Seperti diketahui, ada dua nama anak mantan Bupati Untung Wiyono yang berambisi maju Bupati. Mereka antara lain Untung Wibowo Sukowati dan Untung Wina Sukowati. Namun dalam sarasehan tersebut belum ada sosok yang pasti akan didukung.
Beberapa tokoh menyampaikan orasinya. Termasuk mantan Bupati Agus Fatchurrahman yang menegaskan sikapnya berseberangan dengan Untung Wiyono dalam hal politik. Dia menyampaikan rivalnya tersebut punya banyak cara untuk melanggengkan kekuasaan dalam menjadikan anaknya sebagai Bupati.
”Kalau ada orang yang berani lahir batin maju, kita dukung. Pokoknya intelektualitas sampai uang sampai, berangkat (maju Bupati, red). Kalau Newcomer, adanya mung Adu Amplop, kalau nggak berani adu amplop, balik kanan ae,” ujarnya.
Sementara Azis Kristanto menyampaikan dalam 20 tahun, Sragen dikuasai satu keluarga. Pihaknya meminta dinasti ini dihentikan dengan mengganti pemimpin. Dia menegaskan tidak akan mendukung Bowo maupun Wina.
”Kita yang pasti mencari pemimpin diluar keluarga yang 10 tahun terakhir menguasai Sragen ini. Soal sosok kita cari, siapa yang sanggup memimpin Sragen. Pokoknya diluar dari dinasti,” ujarnya.
Rus Utaryono lebih menyoroti soal lesunya parpol yang belum ada gerakan dalam mengosongkan Pilbub Sragen.
“Sehingga perlunya sosok baru di Sragen yang harus dimunculkan parpol,” tandas Utaryono. (Cartens)