Tahun Ini WDD 24 Jam Menari ISI Solo berbeda, “Skenamenari; Bersua, Bercengkerama, Berkelana”
SOLO, POSKITA.co – Tahun ini, pelaksanaan ke-18 World Dance Day (WDD) 24 Jam Menari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, akan digelar di lingkungan kampus ISI Solo pada tanggal 29-30 April 2024.
“Sekitar 131 komunitas/kelompok tari dari seluruh Indonesia dan sebagian dari mancanegara dengan jumlah penari 3.000 orang akan tampil. Ada delapan penari dan tiga musisi yang akan menari selama 24 jam nonstop,” ungkap Dwi Rahmani, S.Kar., M.Sn., Ketua Jurusan Tari ISI Solo pada saat konferensi pers Jum’at, 25 April 2024 di Lobby Gedung Teater Besar ISI Solo.
Ketua WDD 24 Jam Menari, Hari Mulyatno, S.Kar., M.Hum., yang akrab disapa Hari Genduk menambahkan “bila sesui rencana, Tonny Broer penari asal Bandung akan mulai menari sejak turun dari kereta api Stasiun Solo Balapan dan berjalan sambil menari sampai ke rektorat kampus ISI Solo Kentingan,” Katanya.
Pelaksanaan WDD 24 Jam Menari tahun 2024 ini merupakan perayaan Hari Tari Dunia yang didesain performartif yang tidak biasa. Artinya kalau performance biasanya hanya menjadi obyek, dan penontonya sebagai subyek.
Pada tahun ini dibuat paradikma yang berbeda, sehingga “tari” menjadi bagian dari sebuah skema perjalanan kehidupan yang ujungnya menjadikan berkarya seni. Karena marwah sebagai insan tari, dan sivitas akademika lembaga seni adalah berkarya seni.
Pada tahun 2024 pelaksanaanWDD 24 Jam Menari ISI Solo mengambil tema “Skenamenari; bersua, bercengkerama, berkelana”. Tema ini terinspirasi dari tranding kehidupan kawula muda yang melakukan aktifitas “skena”, yaitu bersua, bercengkerama, dan berkelana.
“Bersua yaitu bertemu bisa di caffe, warung atau dimana saja. Mereka bertemu dengan teman, bertemu dengan banyak orang, bahkan bisa bertemu dengan banyak kehidupan baru. Selanjutnya adalah bercengkerama, yaitu berdiskusi, dialog, untuk menyelesaikan semua permasalahan, dan akhirnya tugas selesai dan berkelana,” kata Dr. Eko Supriyanto, Kaprodi Koreografi Inkuiri, yang akrab disapa mas Eko Pece.
“Terdapat dua aktifitas penting dalam pelaksanaan WDD 24 Jam Menari ke-18 yaitu “Skena” dan “Festival”. Skena; bersua, bercengkerama, dan berkelana bagi insan tari, menjadi titik point penting. Karena melalui skena maka menempatkan tari tidak saja hanya sebagai obyek, tetapi menjadi bagian penting dari sebuah siklus kehidupan tari,” Eko Pece menatambahkan.
Dengan skenamenari maka menjadi pijakan untuk bertemu dengan teman baru, lingkungan baru, karya baru, atmosfir baru, yang akhirnya menjadikan wacana kekaryaan dan keilmuan baru dalam kredo seni pertunjukan.
Sementara Festival, adalah gelar karya terbaik dari insantari dari berbagai daerah di Indonesaia bahkan dari luar negeri. Hal ini akan menambah referensi, apresiasi karya tari, serta dapat melihat barometer perkembangan kekaryaan jagat tari di Indonesia.
Secara garis besar rangkaian acara adalah sebagai berikut; Opening, Orasi Budaya oleh Hilmar Farid, Ph.D, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemenristekdikt. Panggung Skenna; Gendon Legacy, Kid Dancing, Contemporer, International, Folk Dance, Disable Dancing.
Dalam Pertunjukan Festival, akan tampil; Keraton; Kasultanan Yogyakarta, Pura Paku Alaman, Pura Mangkunegaran. Penari yang menari nonstop selama 24 Jam; Jarot Budi- Solo, Hanna Sulisyia – Bandung, Adi Putra – Jombang, Tonny Broer- Bandung, Ni Nyoman Yuliarmaheni – Solo, M. Safrizal- Aceh, Tyoba Armey – Bandung, Yuliana Meneses Orduno – Mexiko.
Pada WDD Th 2024 juga tampil pemusik nonstop selama 24 jam, yaitu; Nur Handayani – Solo, Misbahidun – Makasar, dan Dr. R. Choirul Slamet – Yogyakarta. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan pentas Closing, di Teater Kapal Kampus ISI Surakarta. (*/arya)