Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo Hadirkan Siluet, Kreativitas Seni, Dikemas Modern
Solo, Poskita.co
Pargelaran Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo lakon Siluet Bhagawat Gita yang digelar Kamis (18/04/20024) dianggap sebagai cara untuk menarik generasi sekarang untuk tertarik menonton wayang. Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo mampu mengembalikan jati diri sebagai tontonan wayang yang sebenarnya, penonton melihat bayangan, siluet pada kelir yang berukuran raksasa.

Hal ini dikemukakan Agus Murdiyanto, Solo, yang menyatakan tontonan Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo lakon Bhagawad Gita patut diapresiasi.
“Luar biasa. Sejujurnya, pentas Wayang Sandosa lakon Bhagawad Gita mengembalikan arti wayang yang sebenarnya: wayang, bayangan, siluet. Siluet/bayangan terlihat di keliar ukuran besar,” kata Agus Murdiyanto, Kamis malam (18/04/2024).
Agus melanjutkan, peranan narator, para dalang, musik, sangat bagus dan kompak.
“Excellent. Sangat kompak, solid semua tang terlibat baik naskah lakon, dalang, narrator, pengrawit, musik. Semuanya berpadu menjadi simponi yang baik,” katanya.
Agus Murdiyanto berharap, memang perlu terobosan seni pertunjukan wayang dikemas dengan teknik yang modern. Unsur-unsur teknologi sekarang bisa ditampilkan agar menarik minat generasi milineal. Ibarat film bioskop, masih terbuka luas untuk explorasi tata artistik, tata suara, background musik (gamelan) dll.
Kreatifitas Seni Luar Biasa
Edy Suprapto, Sragen, mengatakan Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo lakon Bhagawad Gita sebagai kreativitas seni yang luar biasa.
“Saya melihat Shadow Play Sandosa Sasono Mulyo lakon Siluet Bhagawad Gita ini merupakan kreativitas seni yang luar biasa. Ada harmonisasi antara seni pedalangan, karawitan dan pengembangan imajiner para seniman yang terlibat. Lakon divisualisasikan secara gamblang dalam durasi yang singkat namun mudah dicerna oleh penonton yang semalam memenuhi Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta,” ujar Edy Suprapto.
Edy Suprapto melanjutkan, penampilan kolaborasi antara naskah, dalang, narator dan gamelan menyatu pada lakon Bhagawad Gita. Dalam pementasan ini Divisualisasikan sangat indah Kunti melalui ritual yg panjang lahirnya Adipati Karno, Puntodewa, Werkudara dan Janoko (Pandawa) sampai berakhirnya perang Baratayudha. Wayang Sandosa, divisualisasikan secara siluet yang indah ditonton dan tidak membosankan karena dipentaskan tidak lebih dari 2 jam,” ucap Edy.
Dipentaskannya wayang Sandosa semacam ini, katanya, tentu layak kita apresiasi. Ke depan kita berharap bisa lebih ditingkatkan untuk pengembangan jagat pakeliran wayang di Indonesia.
Kaget dan Kagum
Sementara itu, Harjanti, Wonosari, melihat pentas wayang Sandosa kaget dan kagum.
“Setelah melihat Sandosa, saya merasa kaget dan kagum. Penonton juga sangat banyak dan serius. Melihat sampai selesai. Saya kira, pertunjukan wayang nya seperti wayang biasanya. Tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Pertunjukkan Sungguh menarik dan membuat saya kagum,” kata Harjanti.
Itulah kesan dan harapan penonton, yang sebagian besar mengapresiasi pementasan Wayang Sandosa Sasono Mulyo lakon Bhagawad Gita di Taman Budaya Surakarta.
**
Cosmas Gunharjo Leksono