Model Pembelajaran Generative Tingkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Spread the love

Oleh: Desi Arisanti, S.Pd.

Mengajar Kelas XII TKRO (Teknik Kendaraan Ringan Otomotif) Mata Pelajaran Matematika, SMK Muhammadiyah Belik Pemalang

Dalam pembelajaran matematika, salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa adalah kemampuan penalaran matematis, sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi Mata Pelajaran Matematika. Penalaran matematis mencakup keterampilan menganalisis situasi baru, membuat generalisasi, mensintesis, membuat asumsi yang logis, menjelaskan ide, memberikan alasan yang tepat, dan membuat kesimpulan (Lestari dan Yudhanegara, 2015).

Materi matematika dan penalaran matematis dianggap sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, pemahaman terhadap materi matematika terjadi melalui proses penalaran, dan sebaliknya, penalaran dipahami dan diasah melalui pembelajaran materi matematika sesuai dengan Depdiknas. Penalaran dianggap sebagai sarana untuk memahami matematika dalam konteks memecahkan masalah (Minarni, 2010). Siswa yang memiliki kemampuan penalaran matematis cenderung lebih mudah untuk menghadapi permasalahan dengan cara mengeksplorasi informasi yang diperoleh. Dengan menggunakan penalaran, siswa dapat memahami konsep materi pelajaran secara lebih mendalam, tidak sekadar sebagai hafalan semata.
Penalaran memainkan peran penting dalam matematika, terutama dalam konteks pemecahan masalah. Penalaran sebagai alat untuk memahami matematika, dan pemahaman matematik digunakan sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah. Penalaran diartikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang bertujuan untuk menyimpulkan suatu konsep berdasarkan pada beberapa pernyataan yang telah terbukti kebenarannya (Minarni, 2010). Sedangakan, kemampuan penalaran matematika didefinisikan sebagai keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa untuk menganalisis situasi baru, membuat asumsi yang logis, menjelaskan ide, dan membuat kesimpulan (Mufidi, 2012). Kemampuan penalaran matematis melibatkan analisis, generalisasi, sintesis, atau integrasi, pemberian alasan yang tepat, dan penyelesaian masalah yang tidak rutin.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khusunya di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang, maka akan diimplementasikan model pembelajaran yang secara efektif meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Model pembelajaran yang digunakan adalah odel Pembelajaran Generative. Model Pembelajaran Generative merupakan pendekatan yang memiliki potensi untuk merangsang siswa dalam mengembangkan kemampuan penalaran matematis melalui proses kreatif dan generatif. Dengan memanfaatkan strategi pembelajaran yang mendorong analisis, generalisasi, sintesis, dan penerapan konsep matematika dalam situasi baru, diharapkan model ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman dan penerapan penalaran matematis siswa.
Model pembelajaran generatif adalah pendekatan pembelajaran yang mengacu pada konstruktivisme, di mana pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang dibentuk oleh peserta didik melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Fokus utama dari model ini adalah pada integrasi aktif pengetahuan peserta didik, menghubungkan pengetahuan awal atau pengalaman sebelumnya dengan materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran generatif, peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar penemuan, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan solusi dari masalah yang dihadapi, yang semuanya dibimbing oleh seorang pendidik.
Model ini melibatkan empat tahap utama, yaitu eksplorasi, pemfokusan, tantangan, dan aplikasi. Melalui tahapan-tahapan ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk membangun pengetahuannya secara mandiri (Wena, 2009). Aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik secara aktif diharapkan dapat membawa proses pembelajaran menuju pencapaian tujuan pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar peserta didik yang optimal setelah mengikuti model pembelajaran generatif ini.
Berdasarkan hasil studi terhadap penerapan Model Pembelajaran Generative di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang dapat disimpulkan bahwa model ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Model pembelajaran ini, yang berorientasi pada konstruktivisme, berhasil membawa siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, mengintegrasikan pengetahuan awal dengan materi baru, dan merangsang keterampilan penalaran matematis. Temuan dari studi ini konsisten dengan pandangan Alba et al. (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model generatif efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Dengan empat tahap pembelajaran generatif, yaitu eksplorasi, pemfokusan, tantangan, dan aplikasi, siswa mampu membangun pengetahuan secara mandiri. Hal ini sejalan dengan konsep konstruktivisme yang menekankan peran aktif siswa dalam konstruksi pengetahuan mereka.
Dengan demikian, implementasi Model Pembelajaran Generative di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang dapat dianggap sebagai strategi yang berhasil dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Keberhasilan ini sejalan dengan tujuan utama pembelajaran matematika, yakni mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan penalaran matematis siswa, memberikan dasar yang kuat untuk memecahkan masalah matematis, serta memberdayakan siswa sebagai pembelajar yang mandiri. Dengan demikian, model pembelajaran generatif memiliki potensi untuk diterapkan lebih lanjut dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika di tingkat SMK.**
Editor:Cosmas