Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi dengan Problem Based Learning Materi Keanekaragaman Hayati

Spread the love

oleh: Meli Hartini, S.Pd.
Mengajar Kelas X Mata Pelajaran Biologi
SMAN 1 Maronge Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pendidikan adalah fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan individu serta masyarakat. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan motivasi belajar siswa. Dalam konteks pembelajaran biologi, salah satu aspek penting yang perlu ditekankan adalah pemahaman mengenai keanekaragaman hayati, yang melibatkan studi tentang keragaman makhluk hidup di Bumi dan perannya dalam ekosistem. Keanekaragaman hayati merujuk pada keragaman spesies makhluk hidup di Bumi, termasuk variasi genetik dalam spesies yang berbeda (Ericka Darmawan, 2021).
Pentingnya memahami konsep keanekaragaman hayati tidak hanya terbatas pada pemahaman ilmiah, tetapi juga pada kesadaran akan keberagaman lingkungan hidup yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang inovatif dan memotivasi, seperti Problem Based Learning (PBL), menjadi sangat relevan dalam mengajarkan materi keanekaragaman hayati. PBL menawarkan pendekatan pembelajaran yang aktif, di mana siswa diajak untuk mengidentifikasi, menyelidiki, dan memecahkan masalah nyata melalui kolaborasi dan pemecahan masalah kelompok (Rian Vebrianto, 2021).
SMAN 1 Maronge, sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas, memahami perlunya mengadopsi metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. Oleh karena itu, akan dilakukan investigasi dampak penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi, khususnya pada materi keanekaragaman hayati di kelas X MIPA. Studi ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 1 Maronge.
Model Pembelajaran PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dirancang untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, penalaran, dan kerja sama tim. Pendekatan ini menekankan pembelajaran aktif di mana siswa memainkan peran aktif dalam merumuskan, menganalisis, dan memecahkan masalah nyata dalam konteks pembelajaran mereka (Reni Susanti, 2021). PBL didasarkan pada teori konstruktivisme, yang mengemukakan bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dan refleksi. Dalam konteks PBL, siswa aktif mengonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pemecahan masalah dan diskusi kelompok (Syarifah, 2022).
PBL menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran. Masalah ini kompleks, memerlukan analisis mendalam, dan mendorong siswa untuk mencari informasi yang relevan dan merumuskan solusi. Proses ini membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam model pembelajaran PBL, guru menghargai keunikan siswa dan memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat mereka. Siswa memiliki kontrol atas pembelajaran mereka sendiri, memilih arah penyelidikan mereka sendiri, dan menilai hasil kerja mereka sendiri dan rekan-rekan mereka (Asti Febrina, 2022). Dengan mendasarkan diri pada konsep-konsep ini, PBL memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam, berpusat pada siswa, dan relevan dengan kehidupan nyata. Pendekatan ini mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mandiri dan pemecah masalah yang kreatif dalam berbagai konteks kehidupan.
Dalam mengimplementasikan model PBL pada pembelajaran Biologi di SMAN 1 Maronge, ada beberapa langkah dan strategi yang digunakan. Pertama adalah guru memperkenalkan masalah kompleks dan relevan kepada siswa. Masalah ini harus menantang, memerlukan pemikiran kritis, dan terkait dengan materi keanekaragaman hayati dalam konteks biologi. Kemudian, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Siswa melakukan penelitian independen untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan masalah yang diberikan. Mereka melakukan analisis mendalam tentang solusi yang mereka ajukan, mempertimbangkan implikasi, manfaat, dan dampaknya terhadap masalah yang ada. Kemudian, setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian dan solusi yang mereka temukan kepada kelas. Pada bagian akhir guru mengevaluasi dan merefleksikan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran PBL di kelas X MIPA SMAN 1 Maronge terlihat bahwa siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa terlibat secara aktif dalam merumuskan, menganalisis, dan memecahkan masalah nyata yang terkait dengan keanekaragaman hayati. Interaksi kelompok, penelitian mandiri, dan presentasi hasil penelitian secara kolektif memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan bermakna bagi siswa. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan pada situasi dunia nyata yang memerlukan pemecahan masalah. Hal ini memotivasi mereka untuk mencari informasi, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan mengembangkan solusi yang kreatif dan relevan. Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didorong untuk berkontribusi.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Biologi, terutama dalam memahami materi keanekaragaman hayati. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran PBL menunjukkan peningkatan motivasi intrinsik, minat belajar, serta kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan pembelajaran. Mereka juga mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, penelitian, komunikasi, dan kerja sama tim. Oleh karena itu, disarankan agar pendekatan pembelajaran ini dapat diterapkan secara lebih luas dalam pembelajaran Biologi dan mata pelajaran lainnya. ***

Editor: Cosmas