Literasi Tingkatkan Prestasi Siswa Era Kurikulum Merdeka Belajar

Spread the love

Oleh: Larsi, S.Pd.
Guru Kelas 5 SDN 03 Nglebak Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar-Jawa Tengah

Pendidik memahami bahwa berkembangnya zaman dalam lingkungan sekolah banyak sekali ditemukan siswa dalam minat membaca dan menulisnya yang sudah mulai berkurang. Pendidik menjelaskan salah satunya disebabkan oleh kurangnya membiasakan diri dalam membaca, sehingga berdampak terhadap prestasi siswa dalam sekolah tersebut juga berkurang. Kepala sekolah dapat membuat terobosan dengan menerapkan program literasi untuk mengembalikan minat membaca dan menulis siswa pada sekolahnya masing-masing.
Pratiwi Retnaningdyah (2016) mengungkapkan bahwa literasi di negara Indonesia sangat mengkhawatirkan karena sangat tergolong negara yang sangat rendah dibidang literasinya. Pendidik memaknai literasi sangat penting dan dapat dikatakan sebagai sebuah keharusan bagi seseorang terlebih terhadap siswa guna meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan pengetahuannya. Pemerintah melalui kebijakan peraturan No. 23 tahun 2015 yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan yang mewajibkan setiap siswanya untuk membaca buku sebelum memulai jam pelajaran.


Pendidik mengungkapkan bahwa program literasi ini sangat penting karena sebagian besar proses pendidikan tergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Peserta diidk dapat memaknai literasi merupakan sebagai sarana dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatnya dibangku sekolah. Pendidik mengungkapkan literasi juga ada kaitannya dengan kehidupan peserta didik, baik dirumah dan dilingkungan sekitarnya. Pendidik menjelaskan bahwa membaca merupakan pintu jendela dunia, membaca diibaratkan menanam biji kepintaran bagi pembacanya, yang pada suatu saat akan tiba masanya untuk memetik hasilnya. Pendidik mendefinisikan literasi sebagai kegiatan melek pada huruf, kemudian kemampuan baca dan tulis, serta kecakapan dalam membaca dan menulis. Pengertian literasi menurut Baynham menyatakan bahwa literasi adalah merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca, serta berpikir kritis.


Zaini (2018) menyebutkan ada beragam teknik yang terkait dengan pembelajaran literasi Wray, Medwell, Poulson, dan Fox yang menjelaskan enam teknik literai antara lain: 1) Peserta didik melaksanakan pembelajaran terprogram yang membelajarkan kode-kode bahasa yang merujuk pada fitur-fitur yang ada pada kata, kalimat, dan text leveling. 2) Pendidik dapat mendukung terciptanya lingkungan melek literasi‟. 3) Literasi mendukung pentingnya penyediaan berbagai model dan contoh praktik keaksaraan yang efektif, baik yang disediakan oleh pendidik dan peserta didik. 4) Pendidik mendukung penggunaan pujian dan kritik yang membangun dalam menanggapi karya literasi anak dengan maksud untuk mengkonsolidasi keberhasilan, mengoreksi kesalahan,dan meningkatkan kemampuan literasi. 5) Pendidik membuat desain dan penyediaan tugas fokus dengan konten akademik yang akan melibatkan perhatian penuh anak-anak dan antusiasmenya. 6) Pendidik melakukan pemantauan secara terus menerus kemajuan anak-anak melalui tugas-tugas yang diberikan dan penggunaan penilaian informal.
Pendidik menjeaskan makna prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Nasrun Harahap mengartikan prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penugasan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Pendidik memaknai pengtingnya kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri pada peserta didik. Pendidik menjeaskan beberapa fungsi utama, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan, 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) kegiatan literasi di SDN 03 Nglebak kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah berperan dalam memotivasi siswa untuk menyukai kegiatan membaca dan menulis, 2) pendidik menjelaskan literasi dalam mengatasi hambatan pihak sekolah dalam meningkatkan minat membaca dan menulis siswa kelas atas. Pendidik menyebutkan kegiatan literasi tersebut melalui berbagai cara berikut: kegiatan literasi yakni kedisiplinan, pembiasaan siswa, minat, dan metode yang diterapkan guru, dan 3) pendidik mendukung upaya pihak sekolah untuk meningkatkan minat membaca dan menulis siswa kelas atas melalui kegiatan literasi, 4 ) literasi sebagai sarana mengenalkan pentingnya menumbuhkan minat dan peningkatan kegiatan lomba-lomba sebagai wadah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan prestasinya.
Pendidik dengan adanya kegiatan literasi dalam berbagai mata pelajaran yang berkesinambungan dalam pendidikan terutama dalam peningkatan pencapaian pembelajaran siswa, maka akan terus meningkatkan kompetensinya dalam pelaksanaan kurikulum merdeka secara tepat dan menyenangkan. Pendidik menyebutkan prestasi yang ditorehkan pada tahun 2023 ini antara lain: 1) Juara 2 siswa berprestasi, 2) Juara 3 LCC, 3) Juara 1 Kaligrafi MAPSI, 4) Juara Hifdil Qur’an, 5) Juara 2 Macapat Putri, 6) Juara 3 khitobah. Pendidik dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dengan baik dalam kegiatan lomba sperti yang ditorehkan SDN 03 Nglebak dalam berbagai kejuaraan lomba tingkat Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sehingga prestasi dan mutu sekolah meningkat. **
Editor: Cosmas