PSI Merayu Gibran Untuk Mau Jadi Cawapresnya Prabowo

Spread the love

Oleh : Tante Paku

Sebagai partainya anak muda PSI memang diisi anak-anak muda yang konsen pada politik demi menunjukkan bahwa anak muda pun punya peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
.
Sejak berdirinya partai ini cukup menarik sepak terjangnya kaum muda ini, rekam jejaknya dalam mengkritisi Prabowo Subianto.
.
Masih lekat dalam ingatan, naik-turunnya tensi politik menjelang Pemilihan Presiden 2019. Berkali-kali tensi politik memanas akibat aksi saling lempar kritik pedas antar-partai politik pendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang akan maju dalam kontestasi.
.
PSI menjadi salah satu partai politik yang kerap melempar kritik pedas. Kritik terutama dilancarkan bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, lawan politik pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Saat itu, PSI masuk dalam barisan parpol pengusung dan mendukung Jokowi-Amin.
.
Tak hanya lantang mengritik Prabowo, PSI bahkan pernah memberikan penghargaan ”Kebohongan Award” kepada Prabowo.
.
Prabowo dianggap telah melontarkan kebohongan saat menyampaikan satu selang cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, digunakan sebanyak 40 kali. Faktanya, RSCM menyebut hanya sekali pakai.
.
Gebrakan PSI dalam menyambut pilpres 2024 pun cukup menggetarkan partai-partai lainnya. Sebagai partainya anak muda pun dengan cekatan mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar Pranowo sebagai capres 2024 karena dinilainya ganjar yang paling tepat mewakili anak-anak muda sebagai penerusnya Presiden Jokowi.

Deklarasi untuk mendukung Ganjar ini jauh sebelum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menetapkan Gubernur Jawa Tengah itu sebagai bakal calon presiden, yang nyatanya BISA mempengaruhi Bu Mega untuk menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capresnya PDIP. Namun langkah PSI ini membuat meradang para elite PDIP dan menganggap PSI sebagai partai ingusan, partai gurem, partai yang tak punya etika dlsbnya.
.
Pernyataan para elite politik itu membuat pengurus inti PSI jadi geram juga, kini Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berbalik arah mulai membuka komunikasi dengan bakal calon presiden dari Partai Gerindra tersebut.
.
Perubahan sikap itu tentu menimbulkan banyak spekulasi, ke mana sebenarnya PSI akan memberikan dukungan?
.
Sepuluh bulan setelah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, PSI akhirnya bisa bertemu dengan Prabowo Subianto.
.
.
Sebelum bertemu capres Gerindra Prabowo Subianto, PSI ke Solo untuk bertemu Gibran Wali Kota Solo, ini tentu bukan suatu kebetulan tapi sudah dirancang sebelumnya, lalu bagaimana kelanjutannya?
.
Ternyata, pertemuan PSI dan Prabowo ternyata membawa dampak negatip yang cukup hebat bagi PSI, kader-kader potensialnya pada mengundurkan diri, mulai dari Ketumnya Giring hingga wakil ketua umum PSI, Guntur Romli ikutan mundur. Alasannya karena PSI dianggap sudah mengkhianati prinsip-prinsip yang selama ini dipegangnya.
.
Kita tahu selama ini Guntur Romli konsisten memperjuangkan nilai-nilai anti intoleransi dan radikalisme. Sementara Prabowo tidak pernah terlihat bersikap keras terhadap perjuangan melawan intoleransi dan radikalisme. Apa ada pernyataan Prabowo untuk memerangi intoleransi dan radikalisme?
.
Prabowo hanya mencari keuntungan sendiri dengan taktik KUDA TROYA, masuk dan mengasosiasikan dekat dengan Jokowi demi menghadapi Pilpres tahun 2024. Dan Prabowo yang menjadi kudanya, maklum Prabowo sangat dekat dengan Kuda.
.
Ketika diangkat Presiden Jokowi jadi MENHAN, disitulah peran Prabowo sebagai KUDA TROYA dengan politik penyusupannya dimulai.
.
Dan sampai saat ini Prabowo seperti membiarkan intoleransi dan radikalisme tumbuh subur di masyarakat, ini jelas membahayakan nasionalisme, persatuan dan keutuhan NKRI. Siapa sih yang lupa, pada kedekatan Prabowo pada kelompok-kelompok intoleran itu?
.
Ingat selama Pilpres 2014 dan 2019, apalagi ketika kasus Ahok menyeruak, Prabowo sangat dekat dengan kelompok itu, dan tak sedikitpun membela Ahok yang pernah didukungnya itu.
.
Dan justru Prabowo hadir di reuni 212, memakai topi berlafadzkan kalimat toyibah, akrab dengan pimpinan HTI dan FPI, 2 ormas yang sekarang telah dibubarkan pemerintah itu.
.
Menurut Guntur Romli, sebelum bertemu dengan Prabowo, PSI tidak melakukan elaborasi, tidak melakukan diskusi mendalam, serta tidak mengajukan perikatan kuat dan menyodorkan komitmen, apakah Prabowo bersedia berhadapan dengan kelompok intoleran itu?
.
Karena ini penting bagi masa depan negara bangsa. Mau sedekat apapun dengan Jokowi, jika semangat melawan radikalisme dan intoleransi tidak ada, maka potensi masyarakat terpecah belah terbuka lebar.
.
Jadi, Prabowo dan Anies itu banyak kemiripannya, keduanya bisa membuat jajaran petinggi partai pendukung koalisi perubahan ramai-ramai mengundurkan diri.
.
Hanya PKS yang relatif tidak ada aksi cabut dari kader maupun jajaran pengurus, karena bagi PKS kedua tokoh tersebut bisa dijadikan ALAT untuk menguasai Indonesia. Sementara kita tahu, sedekat apa PKS dengan kelompok-kelompok intoleran dan radikal itu.
.
Tidak bertemunya kembali Prabowo dengan kelompok intoleran, paska bergabungnya Prabowo ke pemerintah tidak menjamin hubungan mereka sudah benar-benar usai lho, lihat saja saat kampanye pilpres 2024 nanti, mereka akan muncul kembali ke permukaan untuk mendukung Anies ataupun Prabowo.
.
Kemana Fadli Zon, orang yang dekat dengan kelompok itu juga kok belum bersuara? Tentu saja si Fadli masih masuk elit penting di Gerindra dan tentu ada penugasan khusus untuk dirinya, untuk tetap mengkonsolidasi kekuatan intoleran serta radikal, yang nantinya pada saat yang tepat akan kembali di munculkan. Tidak banyak yang tahu tapi pasti skenarionya tak jauh dari itu.
.
.
Sementara itu pertemuan jajaran PSI menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebelum bertemu Prabowo pun sebagai taktik untuk “merayu” dan meyakinkan Gibran bahwa mereka mendukung Gibran sebagai Cawapres Prabowo. Apakah benar demikian? Tanyalah pada rumput yang bergoyang!
.
Yang jelas Gibran tidak semudah itu dirayu tokoh ataupun partai-partai lainnya, saya yakin Gibran masih tegak lurus dengan partainya sendiri PDIP.
.
Yang pasti, sikap Prabowo pada kelompok intoleran dan radikal selama ini belum terdengar sama sekali. Sikap Guntur Romli out dari PSI sudah jadi warning, pesan pada kita semua, untuk tidak terjebak pada kedekatan Prabowo dengan Jokowi. Kewaspadaan tinggi tetap harus dikedepankan demi ketentraman dan kedamaian rakyat negri ini.
.