Literasi dan Strategi untuk Menaklukkan SNBT
Oleh: Hastutik, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar
Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan berliterasi siswa SMA masih minim. Minat siswa dalam membaca buku masih rendah, sementara siswa harus paham tentang teks literasi dan teks sastra. Guru membutuhkan inovasi agar siswa cepat menguasai materi bacaan, salah satunya dengan teknik skimming.
Persoalan darurat literasi masih menjadi bagian dari persoalan primer yang belum juga teratasi sepenuhnya. Meskipun berbagai strategi telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk meningkatkan minat membaca siswa agar nantinya mampu menjadi pribadi yang memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap informasi serta dapat berpikir kritis. Sebab, kebutuhan di masa yang akan datang para lulusan harus mampu bersaing secara global.
Salah satu tuntutan yang kini mengharuskan siswa harus meningkatkan kemampuan berliterasi adalah diujikannya soal literasi Bahasa Indonesia pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2023 mendatang. Bisa jadi ini adalah tolok ukur baru untuk menyeleksi calon mahasiswa yang melek literasi.
Jika melihat minat baca siswa di Indonesia yang masih rendah maka perlu kiranya siswa dapat melatih dan mempersiapkan diri agar tidak kewalahan menghadapi soal literasi Bahasa Indonesia. Meski tidak seutuhnya merupakan hal yang baru, soal literasi Bahasa Indonesia menyajikan berbagai jenis teks yang panjang karena teks yang digunakan adalah teks yang utuh bukan hanya sebatas penggalan teks.
Untuk dapat menghadapinya, tentunya hal ini harus ditingkatkan melalui strategi khusus agar bisa menaklukkan soal literasi Bahasa Indonesia. Adapun jenis teks yang muncul, yaitu teks informasi dan teks sastra. Teks informasi yang meliputi berita, artikel, ulasan, dan laporan sedangkan teks sastra seperti cerpen dan puisi. Teks yang disajikan pun meliputi konteks sosial-budaya dan saintifik.
Jika siswa tidak memiliki kebiasaan membaca maka akan merasa kesulitan menun¬taskan bacaan tersebut. Dengan demikian, selain meningkatkan kemampuan berliterasi, siswa juga harus memiliki kemampuan membaca cepat atau yang sering disebut dengan metode skimming.
Menurut Farida Rahim dalam buku Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (2008), skimming adalah teknik membaca dengan cepat untuk mengetahui isi buku atau bagian suatu bacaan. Artinya skimming merupakan membaca keseluruhan bacaan secara cepat untuk mendapatkan gambaran umum keseluruhan isi.
Soedarso dalam buku Sistem Membaca Cepat dan Efektif (1991), skimming berarti mencari hal-hal penting dari bacaan itu, yakni ide pokok dan detail penting dalamhal ini tidak selalu di permukaan tetapi kadang di tengah atau di dasar. Artinya, skimming yaitu teknik membaca cepat untuk mendapatkan ide pokok yang mungkin berada di awal,tengah, ataupun akhir bacaan. Skimming dilakukan dengan membaca keseluruhan tulisan secara sekilas dengancepat namuntepat dalammendapatkan gambaran umum (Apa itu Teknik Membaca Skimming, Kompas.com).
Penulis menyimpulkan, dalam membaca, tidak semua bacaan dibaca dengan seksama. Metode membaca cepat dapat diimplementasikan untuk mengerjakan teks informasi maupun teks sastra untuk mengetahui isi informasi secara cepat.
Kemampuan membaca cepat ini dapat dilatih agar siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat menghambat proses pengerjaan soal literasi Bahasa Indonesia seperti membaca dengan suara, menggerakkan bibir, menggelengkan kepala, bahkan menunjuk teks dengan jari. Hal ini perlu dipahamkan kepada siswa bahwa tingkat kemampuan membaca cepat untuk siswa sekolah menengah atas sudah seharusnya memiliki kecepatan membaca yang ideal. Sebab, hal ini bisa menjadi bekal untuk menaklukkan soal literasi ketika SNBT. Bahkan, tidak hanya itu saja, kemampuan membaca cepat juga harus diimbangi dengan ketepatan memahami informasi. ***