Peduli Sesama, Espalga Menyapa Umat di Dawung Serut

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Lega dan bahagia rasanya. Demikian ungkapan yang disampaikan Anastasia Dyah Swari Pramastuti, S.Pd, Kepala SMP Pangudi Luhur Gantiwarno, Klaten, usai mengadakan bakti sosial di daerah dawung, Serut, Gunungkidul, Yogyakarta saat ditemui redaksi di sekolah, Minggu (19/2/2023) siang.

“Espalga Menyapa Umat,” demikian tema yang diusung keluarga besar Espalga. Dalam kegiatan yang bernuansa menjalin kebersamaan, saling menolong sesama, peduli sesama dan cinta kasih sesama ini sangat berkesan. Espalga atau SMP Pangudi Luhur Gantiwarno, jelas Dyah Swari, selama pandemi Covid-19 tidak mengadakan baksos kepada umat.

Baru setelah keadaan membaik seperti saat ini, Espalga berupaya hadir kembali dengan menemui umat yang berada di daerah Dawung, Serut, Gunungkidul. Betapa senang umat di daerah Dawung yang selama dua tahun lebih ini tidak pernah ada baksos seperti biasa dilakukan Espalga.

“Puji Tuhan, acara begitu khidmat dan umat sangat terkesan dengan kehadiran kita. Kami bersama guru dan siswa hadir dengan membawa senyum kebahagiaan dan dengan suka cita umat menyambut kami begitu ceria,” ungkap Dyah Swari.

Dalam acara Espalga Menyapa Umat ini, ikut serta sekitar 40 siswa, termasuk pengurus OSIS Espalga dan pelayan koor didampingi sekitar 10 guru. Suasana begitu nyaman, penuh suka cita dan telah terjadi interaksi positif dengan adanya baksos ini. Kehadiran keluarga besar Espalga ini sungguh bermakna dan sungguh luar biasa sambutannya.

“Kita tetap ingin menjalin persaudaraan yang sejati dan kita menyebut ada kolaborasi antara reksa pastora di Paroki Santa Rawan Maria Diangkat ke Surga nDalem. Motivasi dalam gerak pendidikan ini melayani dengan semangat cinta kasih dan ini terwujud dengan motivasi tersebut. Banyak umat yang merindukan kami, bahkan saat mau pulang saja, umat masih senang mengajak ngobrol dengan kami,” kesan Dyah.

Kepala SMP PL Gantiwarno, Anastasia Dyah Swari Pramastuti foto bersama jajaran guru usai acara baksos.

Para guru yang hadir juga dihimbau mengajak keluarga mereka masing-masing dengan suasana yang penuh kekeluargaan. Dengan hadirnya keluarga para guru, hal ini dipandang menjadi kekuatan dan motivasi sekolah dalam melangkah. Hadirnya keluarga di acara Espalga Menyapa Umat ini, kata Dyah Swari, bisa menjadi gumbreget atau motivasi melangkah lebih baik ke depannya dalam melayani umat.

Saat bertemu dengan Ketua Lingkungan, tokoh masyarakat di Dawung, Serut, Dyah mengaku sangat berkesan. Rasa paseduluran dan kekeluargaan antar umat sangat kental. Masyarakat atau umat yang tinggal di Dawung ini masih kental dengan rasa kepedulian. Mereka memang jauh dari kota besar dan luar biasa persaudaraan mereka.

“Tujuan kegiatan kami yang dikemas dengan Espalga Menyapa Umat begitu bermakna dan sangat didambakan umat. Bayangkan selama dua tahun tak ketemu kita, saat acara diadakan, langsung sambutannya luar biasa. Kita harapkan rasa kepedulian dan cinta kasih sesama akan terus terawat dalam mendukung pembangunan. Satu sisi gerak pendidikan di Espalga juga akan lebih maju berkembang dan siswa juga lebih berkarakter,” harapnya.

Dyah mengakui kalau sebagian besar siswanya berasal dari daerah Dawung, Serut, Gunungkidul. Bukan berarti desa lainnya tidak ada, hanya saja kebetulan saja siswanya memang berasal dari daerah Serut. Sebelum acara dimulai, jauh-jauh hari, Dyah yang tinggal di daerah Prawatan, Jogonalan, mengaku menyampaikan surat atau secara lisan ke mitra kerja di bawah Yayasan Pangudi Luhur atau YPL.

“Luar biasa, Puji Tuhan, ternyata aksi kami ini juga didukung dan ada gayung sambut dari YPL. Dan dari hasil koordinasi dan kepedulian YPL dan mitra kerja, kita bagikan kembali kepada warga di wilayah Dawung Serut ini. Mereka sangat butuh uluran tangan kita dengan senang peduli sesama tanpa pamrih,” ujarnya.

Sembako yang dibagikan itu merupakan berkat dari orang lain dan disalurkan kembali kepada umat yang membutuhkan. Espalga ingin nguwongke dan menyapa umat dengan tetap sinergi menjalin kolaborasi. Kata Dyah Swari, orang-orang di sana (Serut) masih jauh dari kebahagiaan dan masih kurang terpenuhi kebutuhan sehari-hari. (Kim)