Discovery Learning Dukung Peningkatan Belajar Siswa Pada Teks Anekdot

Spread the love

Oleh: Gatot Tri Widodo,S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
SMA Negeri 1 Wuryantoro

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah ukuran atau tingkatan keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa berdasarkan pengalaman yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya diwujudkan dengan nilai atau angka-angka tertentu serta menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Melalui pendidikan yang baik, kita akan mudah mengikuti perkembangan jaman dimasa yang akan datang, khususnya perkembangan dalambidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Menulis merupakan suatu jenis keterampilan berbahasa yang dipergunakan oleh seseorang sebagai alat untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Laksmini, 2020). Dengan menulis seseorang dapat menuangkan ide dan gagasannya di dalam tulisan. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan yang sangat sulit dan tidak banyak orang yang menyukaiketerampilan menulis. Kebanyakan peneliti yang menyatakan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sukar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik dari siswa maupun guru.
Pada pembelajaran di sekolah pun terdapat mata pelajaran yang menuntut siswa harus bisa menulis. Salah satu pembelajaran keterampilan menulis yang ada di dalam kurikulum Merdeka adalah menulis teks Anekdot. Teks anekdot merupakan teks yang berbentuk cerita, di dalamnya mengandung humor dan kritikan. Karena berisi kritik, anekdot sering kali bersumber dari kisah-kisah faktual dengan tokoh nyata yang terkenal. Teks anekdot tidak semata-mata menyaediakan hal yang lucu, ataupun humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain dibalik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak (Kosasih, 2014, hlm. 2).
Menurut (Kemendikbud, 2017, hlm. 103) menyatakan bahwa teks anekdot adalah teks cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritikan melalui sindirian lucu mengenai suatu kejadian yang menyangkut terhadap orang banyak atau perilaku tokoh publik lainnya kepada pihak yang dikehendaki dalam mendapatkan persetujuan maupun bantuan dalam penelitiannya.
Kurangnya minat peserta didik dalam menulis teks anekdot disebabkan oleh kesadaran penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik, belum profesionalnya kinerja pengajar, serta penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang kurang tepat. Hal tersebut, berujung pada peserta didik merasa terbebani, kurang antusias, dan kurangnya latihan mengarang.
Demi meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot serta hasil belajar Bahasa Indonesia,penulis memilih menggunakan model pembelajaran yang efektif. Salah satu model pembelajaran yang bisa penulis terapkan di kelas X adalah model pembelajaran discovery learning.
Model pembelajaran discovery learning ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara independen (Laksmini, 2020). Dalam hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi seorang ilmuwan. Dengan pembelajaran ini para siswa kelas X SMA Negeri 1 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri tidak hanya berperan pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya sampai memahami dan menguasai yang biasa disebut pembelajaran aktif. Sehingga siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.
Penerapan model discovery learning dalam pembelajaran menulis teks anekdot dapat dilakukan dengan cara siswa belajar aktif, berorientasi pada proses pembelajaran, untuk mencari pengetahuan sendiri, mengarahkan sendiri dan reflektif. Dalam penerapannya,penulis memulai pembelajaran di kelas X dengan menjelaskan konsep tentang menulis teks anekdot, menjelaskan alat-alat yang mendukung terwujudnya tulisan yang baik, seperti kalimat dan ejaan, memberikan contoh anekdot dan cara mengembangkannya menjadi sebuah paragraf agar pemahaman siswa tentang menulis teks anekdot dengan metode discovery semakin meningkat.
Pembelajaran materi menulis teks anekdot pada tingkatan siswa kelas X menggunakan model discovery learning ini menjadi kombinasi yang efektif. Dengan demikian siswa dan guru dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang kondusif serta produktif. Terlebih lagi, hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama materi menulis teks anekdot memberikan hasil sesuai dengan capaian pembelajaran. Discovery learning dukung peningkatan belajar teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 1 Wuryantoro. **

editor: cosmas