Meskipun Tuna Netra, Mas Edy Mbedud Mahir Ciptakan Lagu

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Allah SWT berikan kanugrahan kepada hamba-Nya yang sabar dan tetap tawakkal. Kondisi fisik yang tuna netra, tak membuat ciut nyali Sarono alias Mas Edy Mbedud, warga Dukuh Jiwan, RT 1/RW 11, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, yang mahir menciptakan lagu.

Sudah ada sekitar 40-an lagu yang diciptakannya. Dengan dukungan istri tercinta, Mbah Roinah, sampai saat ini Mas Mbedud terus berkarya ciptakan lagu.

“Saat saya mood membuat syair atau lirik lagu, saya kan tak bisa menulis, maka istri saya yang bantu menulisnya. Bagi saya tak jadi kendala untuk terus berkarya dan ini sudah takdir dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus saya jalani dengan ikhlas,” jelas Mas Edy Mbedud.

Mbak Roinah sendiri terlihat tegar dan sabar melayani suaminya dalam berkarya membuat lagu. Materi lagunya sesuai potensi wisata yang ada di Klaten atau permintaan masyarakat. Termasuk membuat lagu bertema tentang Rowo Jombor, Bukit Sidoguro, Girpasang, Angkringan JTG atau Jimbung Tebing Gebyok dan lainnya.

Untuk harga pembuatan lagu dari pesanan masyarakat, antara Rp 1,5-2 juta hingga fix masuk dapur rekaman atau studio musik. Ke depan, Mas Edy Mbedud berharap bisa berkolaborasi dengan Ardha, penyanyi cilik asal Kalikebo, Trucuk, yang memang butuh dukungan para pencipta lagu.

“Ya, semoga ke depannya saya bisa berkolaborasi dengan menciptakan lagu khusus untuk Ardha, penyanyi cilik yang sudah dikenal masyarakat. Siapa lagi kalau bukan kita sendiri yang ikut peduli dengan bakat penyanyi cilik seperti Ardha ini,” celethuk Mbedud.

Terkait kisahnya, Mbedud mengatakan, sekitar tahun 2007 menderita sakit, sehingga membuatnya tidak bisa melihat atau tunanetra sampai saat ini. Bagi masyarakat yang belum mengenal, bisa menyaksikan karya lagunya di channel YouTube dengan title atau nama “Sarno Edy Mbedut”.

“Saya sudah membikin sekitar 40-an lagu. Seperti Prahara 1, Prahara 2, Bukit Sidogura, Rawa Jombor Jadi Saksi, JTG (Jimbung Tebing Gebyok) yang baru syuting, Gombal Gambul, dan sebagainya. Saya juga pernah rekaman. Rekaman pertama tahun 2013 di Solo. Lagunya Prahara 1, Penyesalan, Belenggu Cinta, Ijinkanlah, Pengemis Tua, dan lainnya. Ada 10 lagu di album ini. Lagu ini menceritakan tentang peristiwa Bom Bali dan bencana alam di Indonesia,” ujarnya.

Didampingi istrinya, Mas Edy Mbedud ciptakan lagu-lagu yang menginspirasi masyarakat. Termasuk mengangkat potensi wisata yang ada di wilayah Kabupaten Klaten.

Sebelum mengalami kebutaan, ia bejualan pakaian di kompleks Parkiran Makam Sunan Pandanaran, Paseban, Bayat bersama istrinya. Ada pakaian daster, kaos, dan lainnya. Lokasi kiosnya persis ada di depan SDN 1 Paseban paling ujung utara menghadap ke barat.

“Saya membuat lagu itu untuk hiburan, menambah wawasan dan pergaulan dengan teman-teman. Dan kalau bisa, untuk menambah penghasilan. Karena lagu itu adalah karya. Entah kapan dikenal orang, kita tidak tahu,” kata Mbedud.

Sarno menjelaskan, dalam proses mencipta lagu, ia memakai gitar. Ia menyanyikan lirik lagunya. Sedang istrinya yang menulis dan merekam memakai handphone (HP). Dulu waktu belum punya HP, memakai tape recorder kecil. Selama ini, Mas Edy Mbedud mengandalkan feeling (perasaan) saja. Saat ada feeling, Mbedud mengambil gitar dan istrinya yang menulis lirik lagunya di buku tulis.

Diungkapkan pula, setelah mengarang lagu, biasanya, aransemen musiknya itu lalu digarap oleh teman-temannya. Penggarapan aransemen hingga menjadi lagu ini dengan biaya sendiri atau mandiri dan membutuhkan waktu sekitar seminggu.

“Saya pernah membuat album. Kaset dan CD-nya juga ada. Album pertama saya itu title-nya Prahara 1. Di album pertama ini, saya menggandeng tiga penyanyi wanita, yaitu Julia Axelia, Ririn Emyliana, dan Kings Samudra,” kisahnya.

Untuk karakter karya laguya itu sangat komplit. Ada dangdut murni, campursari, DJ, rock, rock dangdut, dan lainnya. Bahkan KADIN Klaten dan Channel YouTube Kabarepiye juga akan dibuatkan lagu khusus yang menginspirasi atau memotivasi masyarakat bangkit untuk kemajuan Klaten. (Kim)

Caption Foto HL:
Para wartawan saat kunjungi Mas Edy Mbedud didampingi istrinya Mbak Roinah di rumahnya, Jimbung, Selasa siang (12/7).