Disdik Klaten Nyatakan Dukungan IKM Dipercepat

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Sejumlah 260 peserta seminar pendidikan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022 terlihat hadir di pendopo, Rabu (23/11/2022). Agenda seminar pendidikan ini diadakan oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Klaten yang dinakodai Kamidi, SPd MPd.

Kepada redaksi, Kamidi yang juga Kepala SMPN 4 Klaten mengatakan, ada 65 SMP Negeri se Klaten yang ikut seminar pendidikan terkait percepatan implementasi kurikulum merdeka (IKM). Acara dimulai pukul 08.00-12.00 WIB yang dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Drs. Yunanta, MM didampingi Kabid Pembinaan SMP Disdik Klaten Guntur Sri Wijanarko, SPsi MM dan pejabat Disdik lainnya.

“Seminar pendidikan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional tahun 2022 ini disampaikan dua orang pemateri dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP), yaitu Sutar, MPdSi dan Tri Haryatmo, MPd. Kita dukung agar informasi terkait IKM benar-benar diserap para peserta,” ungkap Kamidi.

Karena acara ini sangat penting, maka setiap sekolah mengirimkan 5 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan 3 orang guru. Penyampaian materi dari BBGP Jawa Tengah ini memakai layar pendukung videotron. Hal ini diharapkan akan memudahkan para peserta dalam menangkap pesan atau materi yang disampaikan.  Kata Kamidi, para peserta juga memperoleh buku modul terkait IKM dari BBGP.

Kepala Sekolah berada di paling depan tampak semangat mengikuti acara seminar pendidikan dengan pemateri dari BBGP Jawa Tengah.

Dengan adanya seminar ini, lanjut Kamidi, program kurikulum merdeka belajar bisa mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Dan kepala sekolah juga mampu menjadi leader dan memotivasi para guru dalam menerapkan merdeka mengajar.

Sementara itu Yunanta menambahkan, Disdik Klaten akan terus mendorong pelaksanaan IKM di sekolah. Pastinya, semua sekolah harus bisa melaksanakan IKM dengan sebaik-baiknya. Dan seminar ini sangat penting dalam mendukung percepatan IKM dan untuk memudahkan koordinasi, perlu ada semacam kelompok kerja atau Pokja merdeka belajar.

”Antar sekolah itu mempunyai karakter yang berbeda atau kearifan lokal. Seperti daerah Bayat dan Cawas itu terkenal dengan batik liriknya, maka bagaimana sekolah juga mampu mentransfer ilmunya. Kurikulum merdeka ini baik guru dan siswa bisa mengoptimalkan diri dalam belajar mengajar. Saya kira mampu setiap sekolah dengan menerapkan 6 karakter merdeka belajar,” pesan Yunanta. (Kim)