Modin Haryoko Impikan Wisata Petik Buah Jambu Kristal di Jonggrangan

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Kepala Desa Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Sunarna, SE, sangat mendukung dengan komitmen dan semangat Haryoko, Kaur Umum dan Perencanaan Desa Jonggrangan dalam mengelola usaha menanam jambu kristal.

“Ternyata dari hasil tanah bengkok Pak Modin Haryoko ini bisa menambah pendapatan bagi keluarga. Dan warga bisa datang langsung dengan memilih buah jambu kristal yang disukainya. Luar biasa Pak Modin Haryoko ini, tak kenal lelah dan usahanya menanam jambu kristal lebih menjanjikan,” jelas Kades Sunarna, Selasa siang (5/7/2022).

Sunarna sendiri untuk tanah kas bengkoknya ditanami tebu yang berada di sisi timurnya kebon jambu kristal yang dikelola Haryoko. Dibandingkan tebu, hasil daripada jambu kristal memang lebih menguntungkan dan ke depan Sunarna berharap bisa terwujud wisata petik buah di Jonggrangan.

Seperti diberitakan di berbagai media, Desa Jonggrangan ini juga punya potensi sebagai Kampung Roti, karena ada puluhan warga Jonggrangan yang membuat usaha bikin roti. Antara lain Roti Bu Basuki, Roti Bu Menuk, dan lainnya.

Terpisah, Haryoko mengaku ingin wujudkan wisata petik buah jambu kristal yang dikembangkan di lahan seluas 6.000 meter persegi dengan total ada 500 pohon jambu kristal.

”Pengembangan buah jambu kristal ini sudah lima tahun ini. Tapi sebelumnya disewakan untuk ditanami tebu kemudian ditanami ketela. Tapi akhirnya pilih mengembangkan buah jambu kristal yang lebih menjanjikan. Bismillah, mohon doa restunya usaha ini semakin sukses ke depannya dan berkah,” ungkap Haryoko.

Mengelola jambu kristal dipandang cukup menggiurkan dan Modin Haryoko sangat menikmati usaha ini.

Haryoko menjelaskan, dipilihnya buah jambu kristal karena tidak mengenal musim. Sehingga bisa panen setiap tahunnya. Setidaknya dalam satu tahun bisa panen hingga tiga kali dengan total 100 kilogram (kg) setiap panennya. Bahkan dia bisa mendapatkan omzet dari penjualan panen buah jambu kristal hingga Rp 15 juta.

”Dulu kalau lahannya disewakan untuk tebu hanya Rp 3 juta per tahun. Sedangkan saat ditanami ketela hanya mendapatkan sekitar Rp 5 juta. Baru dikembangkan buah jambu kristal ini bisa naik berlipat omzetnya,” jelas Haryoko.

Setiap kali panen, Haryoko menjualnya tepat di tepi jalan lahan yang ditanami buah jambu kristal atau 100 meter utara SMA 1 Muhammadiyah Klaten timur jalan. Harganya dibanderol mulai Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kg tergantung kualitasnya. Bahkan belum lama ini menarik rombongan wisatawan asal Trucuk yang datang untuk memetik buah jambu kristal.

”Jadi hanya saya tunggu dipinggir saja sambil menunggu mereka selesai memetik buah jambu kristalnya. Lalu ditimbang yang harganya sudah ditetapkan Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per Kg. Memang cukup berpotensi untuk dikembangkan menjadi wisata petik buah jambu kristal karena di Klaten masih jarang,” katanya.

Dikatakan pula, untuk mengembangkan wisata petik buah jambu kristal tidak mudah. Dia memulai belajar menanam buah tersebut secara otodidak melalui media sosial, termasuk melihat YouTube. Ditambah lagi harus berhadapan dengan lalat buah yang bisa membuat jambu kristal bisa busuk jika terlambat dibungkus plastik ketika hendak matanng. (Kim)

Caption Foto HL:
Modin Jonggrangan Haryoko (41 th) tunjukkan jambu kristal yang dikelolanya.