Peranan Dunia Pendidikan dalam Melestarikan Budaya Batik sebagai
Warisan Asli Indonesia

Spread the love

Oleh : Wahyuningsih, S.Pd
Guru Kelas VI SDN 03 Dawung

Warisan budaya memiliki komponen pendidikan yang dapat menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menghargai budaya sendiri. Penghargaan atas budaya sendiri akan menuju pada tumbuhnya rasa untuk melestarikan warisan budaya tersebut. Salah satu warisan budaya yang terdapat di Surakarta tersebut adalah seni kerajinan batik. Kain batik bukan hanya merupakan selembar kain sebagai penutup tubuh melainkan sebuah hasil karya seni budaya yang tinggi serta mengandung sebuah keindahan visual maupun spiritual ( Oetari Wibisonono, 1992 ).


Istilah kata kebudayaan secara etimologi bersal dari bahasa Sanskerta: buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dalam konteks ini budaya dapat diartikan sebagai perbuatan atau perbuatan yang berkaitan dengan akal budi.Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia.Kebudayaan dalam arti ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan , tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar ( Kontjaranigrat, 1985 : hal 181-182 ).
Adapun menurut beberapa pakar pengertian kebudayaan, yakni :
a. Tylor ( 1871 ) Kebudayaan merupakan sebagi suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan , kepercayaan seni, kesusilaan, hukum, adat-istiadat , serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Linton ( 1940 ) Kebudayaan merupakan keseluruhan dari pengetahuan , sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu (Sapardi, 2005 : 71 dikutip dari Keesing, 1989 : 68 dalam Sapardi ).
c. Kroeber ( 1948 ) Kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak , tatacara, kebiasaan, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan dan perilaku yang ditimbulkannya.
Dalam kaitannya dengan budaya Batik, maka batik Vorstenlanden menjadi inspirasi daerah-daerah lain. Aspek yang di jadikan inspirasi adalah motif-motif , ragam hias dan simbolisnya . Hal ini berkaitan dengan fungsi keraton yang berintikan tiga segi yakni secara historis strategis sebagai tempat raja dan pusat pemerintahan: secara sosial yakni penciptaan lapangan kerja secara hierarkhis dan segi kebudayaan merupakan sumber produk budaya. Segala tradisi yang di berlakukan di kraton akan menjadi panutan bagi masyarkat dan berlaku sebagai tradisi. Demikian pula dalam tradisi pengunaan kain batik. ( Seri Penerbitan Buku Indonesia Indah,2000 : 5 ).
Surakarta dan Jogyakarta merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah yang disebut sebagai Vorstenlanden, yang berarti ”Tanah Raja-raja” atau ” Daerah Kerajaan Jawa ”.Vorstenlanden merupakan wilayah Hindia Belanda dan pemerintahannya dibagi dalam dua Karesidenan yakni karesidenan Surakarta dan Jogyakarta. Dua wilayah kerajaan yang semi otonom ini merupakan hasil sampingan dari hubungan Belanda Jawa pada abad XVII dan awal abad XVIII ( Larson, 1990, 1 ).
Wilayah Surakarta dibagi menjadi dua, yakni Kasunanan dan Mangkunegaran Berdasarkan perjanjian Salatiga pada 1757 bagian wilayah Mangkunegaran meliputi ; Keduwang merupakan Distrik Jatisrono dan Onderdistrik Ngadiraja-Girimarto, laroh merupakan wilayah dari Onderdistrict Nambangan dan Wanagiri, Haribaya, Kepuh ( Wanagiri ), Wiraka adalah wilayah Tirtomaya, Hanggabayan merupakan wilayah Jatipura dan Jumapala, serta Sembuyan merupakan wilayah Baturetno. Matesih merupakan wilayah di sebelah lereng Gunung Lawu, yang pada awal abad XX termasuk dalam kabupaten Anom ( Onderregentschap ) Kabupaten Karangnyar Wasino, 2008 : 14 ). Dengan demikian, daerah Girilayu yang masuk dalam wilayah Matesih merupakan bagian dari daerah kekuasaan praja Mangkunegaran.


Awalnya batik hanya berada dalam kalangan lingkup keraton saja. Namun dengan munculnya pembatik dan pedagang batik di kalangan abdi dalem memberikan peluang bagi perkembangan batik di luar istana, yakni perusahaan batik Cina dan perusahaan batik di Laweyan. Sentra-sentra batik mulai bermunculan di Bekonang dikenal dengan batik kasar, Matesih di kenal dengan batik magel atau dagel yang kemudian di sebut sebagai batik Matesihan, dan batik Gedung Gudel daerah Sukaharjo dengan batik alusan, serta daerah Tembayat sebagi batik kelengan atau trenyan ( Sariyatun, 2005 : 10 ). Dengan demikian penelitian tentang eksistensi kerajinan batik di Girilayu-Matesih yang berada jauh di luar sentral keraton, tepatnya di bawah kaki Gunung Lawu sangat penting dalam kaitannya melestarikan warisan budaya batik Surakarta, khususnya di Kabupaten Karanganyar.
Dalam pembuatan batik klasik terdapat empat aspek yang diperhatikan , yakni motif, warna, teknik pembuatan dan fungsinya. Batik memilki keindahan visual karena semua ornamen, isian dalam pola atau ”carik ” tersusun dengan rapi dan harmonis.Batik juga memiliki keindahan spiritual karena pesan, harapan, ajaran hidup , dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa dari pembuat batik dituangkan dalam pola ( Seni Penerbitan Buku Indah, 2000 : 5 ).
Pendidikan selalu berkembang dan berinovasi untuk kemajuan bangsa. Pendidikan mampu mendorong berbagai sektor baik di bidang peningkatan SDM dan potensi wisata di Indonesia. Pendidikan yang tinggi akan mendorong terwujudnya generasi emas penerus bangsa dan karakter yang kuat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pendidikan di SD juga bisa di tingkatkan misalnya melalui peningkatan kerajinan seni anak, salah satunya melalui kreatifitas seni anyam. Kreatifitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik dan berguna bagi masyarakat.

Pendidik mempunyai peranan penting dalam melatih dan mendorong anak untuk memiliki kreatifitas. Anak sejak dini akan mampu menyadari kemampuan seni dan bakatnya untuk dikembangkan. Pendidik mempunyai peranan penting dalam membangkitkan semangat siswa. Salah satu bentuk kerajinan yang bisa diberikan di sekolah misalnya untuk proses pembuatan batik sebagai warisan asli budaya Indonesia. Hasil kerajinan batik tersebut berpotensi untuk dipasarkan juga. Dengan demikian, guru mempunyai peranan penting juga dalam pengembangan bakat dan minat siswa untuk mendorong perekonomian dan pariwisata.
Diharapkan kedepannya siswa semakin berprestasi dan mampu berdaya saing di masyarakat. Batik di sekolah dasar sebagai bekal dini untuk peningkatan bakat dan minat siswa dalam bentuk ketrampilan selain akademis dan sikap. Batik sangat potensial untuk dikembangkan sejak dini agar anak-anak mencintai budaya asli Indonesia agar tetap lestari dan semakin dikagumi dunia. Indonesia mempunyai potensi wisata yang sangat potensial, maka dari pendidikan sangat berperan penting bagi peradaban dan kemajuan bangsa. Ranah pendidikan mencakup kognitif, afektif dan psikhomotorik semoga kedepannya semakin baik dan maju untuk mewujudkan manusia yang unggul, cakap, berkarakter dan berdaya saing.
Pengenalan batik ke anak-anak agar kelestarian batik dapat diwariskan secara turun temurun ke generasi berikutnya, sehingga budaya batik tidak luntur meskipun perkembangan zaman dan teknologi terus berkembang. Indonesia harus bangga dengan berbagai ragam motif batik yang ada baik klasik maupun yang modern sekarang ini. Berikut ini langkah-langkah pengenalan batik ke anak-anak, yaitu :
Alat/ bahan batik, aktivitas buruh batik dan hasilnya . **

Editor: Cosmas