Memajukan Perekonomian Melalui Ekonomi Kreatif di Kabupaten Karanganyar
Oleh: Prasetyo Adhi Tama
Mahasiswa Pascasarjana ISI Yogyakarta
Dalam perkembangan dunia, globalisasi hingga pandemi telah memengaruhi berbagai perubahan terhadap berbagai sektor. Salah satu bidang yang terdampak cukup besar dalam perubahan yaitu adalah ekonomi.
Namun dalam menanggulangi perubahan tersebut, banyak masyarakat beralih ke berbagai macam jenis dan komoditi dalam sektor ekonomi, yang seiring berjalannya waktu sudah mengalami banyak perubahan dengan teknologi dan digital sebagai rantainya. Pada masa yang telah berlalu diyakini bahwa perekonomian dalam negeri ini hanya diisi oleh komoditi sumber daya alam saja. Akan tetapi melalui pengaruh globalisasi dan juga kemajuan teknologi, sektor ekonomi sekarang diisi dengan beragam komoditi yang dihasilkan dari hasil kreativitas manusia, yang nantinya akan dapat diperjual-belikan sehingga dapat dikenal dengan istilah ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif muncul dan semakin mendapat perhatian luas di berbagai kalangan, baik di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Hal ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi, yang membuat interaksi antar manusia di berbagai belahan dunia menjadi semakin meningkat dan juga membuat perekonomian dunia lebih terintegrasi.
Kreativitas sebagai ekonomi baru dapat diketahui sejak John Howkins, menulis buku Creative Economy, How People Make Money from Ideas. Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Dapat diartikan bahwa dalam satu kalimat yang singkat, esensi dari kreativitas adalah gagasan.
Maka dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif mampu memperoleh penghasilan yang relatif tinggi. Misalnya, content creator: seorang content creator biasanya memiliki ide atau gagasan yang out of the box. Dia mampu mengemas suatu ide yang unik untuk dapat dinikmati oleh semua masyarakat, dalam hal ini dapat berupa strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan suatu produk.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah sebagai penyedia fasilitas bagi masyarakat kemudian dengan aktif mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Masyarakat yang memiliki ide-ide kreatif dan bergabung dalam komunitas UMKM mendapatkan bantuan modal dari pemerintah untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, mereka juga mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan hak cipta atas karya mereka. Peran pemerintah terhadap ekonomi kreatif juga dapat dilihat dengan terbentuknya BUMDes. BUMDes merupakan badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Merujuk pada Peraturan Presiden nomor 142 tahun 2018 tentang rencana induk pengembangan ekonomi kreatif nasional tahun 2018-2025 dalam pasal 6 ayat 1 menyebutkan terdapat 16 subsektor yaitu: (1)Aplikasi dan game Developer; (2)arsitektur; (3)desain interior; (4)desain komunikasi visual; (5)desain produk; (6)fashion; (7)film, animasi dan video; (8)fotografi; (9)kriya; (10)kuliner; (11)musik; (12)penerbitan; (13)periklanan; (14)seni pertunjukan; (15)seni rupa; (16)televisi dan radio. Peran teknologi komunikasi saat ini dapat menunjang potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara, dapat terlebih dahulu mengetahui lokasi wisata yang ada di Karanganyar melalui berbagai sarana media sosial. Selain itu, para wisatawan juga dapat melakukan reservasi sebelum menuju ke beberapa objek wisata yang telah disediakan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kabupaten Karanganyar juga memiliki potensi dalam memajukan ekonomi kreatif. Jawa Tengah adalah provinsi dimana Karanganyar memiliki luas sekitar 800 km persegi yang terbagi atas 17 wilayah kecamatan dan 177 wilayah kelurahan, sekitar 14 km sebelah timur Kota Surakarta. Secara geografis, Kabupaten Karanganyar terletak di daerah dataran rendah, yaitu di areal lembah Sungai Bengawan Solo. Walaupun begitu sebagian areal Kabupaten ini juga terletak di daerah dataran tinggi, yang menjadi lokasi dari Gunung Lawu. Selain dikenal dengan banyaknya tempat wisata, Kabupaten Karanganyar juga memiliki sajian kuliner yang selalu dirindukan oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Beberapa wilayah di Kabupaten Karanganyar masih memiliki lahan persawahan maupun pertanian yang cukup luas, yang sangat cocok dengan iklim Kabupaten Karanganyar karena memiliki curah hujan yang tinggi. Hal tersebut sangat mendukung bagi para petani karena memengaruhi hasil panen yang menguntungkan untuk berbagai wilayah. Hasil panen dari berbagai wilayah di kabupaten ini sangat beragam, sehingga dapat dijadikan olahan kuliner khas masing-masing wilayah. Sebagai contoh di Kecamatan Ngargoyoso memiliki hasil panen ubi-ubian antara lain ubi ungu, ubi madu, singkong dan talas yang dapat diolah menjadi makanan khas yaitu timus ungu goreng atau frozen, pia ungu, gethuk dan masih banyak lagi.
Pada wilayah kecamatan ini juga terdapat perkebunan teh yang dikelola oleh masyarakat setempat. Di beberapa tempat dekat perkebunan teh tersedia wisata edukasi, untuk mengajak masyarakat maupun wisatawan lebih dalam mengenal dan mengetahui bagaimana proses pengolahan the, serta memproduksinya dari bahan mentah hingga barang jadi. Teh yang dihasilkan dari perkebunan setempat, juga dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan PT Gunung Subur Sejahtera yang merupakan perusahaan pabrik teh terkenal di Kabupaten Karanganyar yaitu dengan produk andalannya Teh Gardoe.
Ragam potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar sangat menunjang kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya khususnya potensi ekonomi kreatif. Berdasarkan hal tersebut dengan terciptanya kerja sama antara pemerintah kabupaten dan masyarakat karanganyar akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat.
Editor: Cosmas