Dosen ISBI Aceh dan ISI Surakarta Ajak Warga Rayakan Pengakuan UNESCO atas Gamelan Lewat Kolaborasi Seni

Spread the love

Perbedaan bidang keilmuan seni dan asal kampus tidak menghalangi untuk saling mengisi antara satu dengan yang lain sehingga mampu memberikan sajian yang unik khususnya warga yang berada di lokasi event tersebut. Kolaborasi ini terwujud salah satunya bahwa keduanya sebagai mahasiswa Doktoral Pengkajian Seni Paska Sarjana ISI Surakarta.

Beberapa warga saat berada di depan pintu Pasar Gedhe, Solo sangat antusias dalam merespon aksi kreatif kolaborasi seni dalam rangka menyambut pengakuan gamelan oleh UNESCO. Dengan enam desain poster yang berukuran 60 x 90 cm karya Basnendar Herry Prilosadoso dari Komunikotavisual berpadu, bersanding dengan diiringi gerakan pertunjukkan pantomim dari seniman Aceh, Rasyidin Wig Maroe.
Beberapa warga masyarakat, seperti rombongan siswa sebuah SMA swasta di Solo yang sempat terkejut saat memasuki pintu utama Pasar Gedhe Solo, dimana seniman pantomim mendekati dan menawarkan untuk ikut memukul salah satu  perangkat gamelan, namun sambil tersenyum warga tersebut malah memukul berkali-kali sebagai bentuk apresiasi atas pengakuan Gamelan oleh UNESCO sebagai tujuan event yang diselenggarakan pada pada Kamis, 22 September 2022.

Rasyidin Wig Maroe yang juga dosen Prodi Teater ISBI Aceh ini menjelaskan bahwa pertunjukan pantomim yang merespon karya desain poster tema gamelan dan sesekali memukul alat musik gamelan untuk menarik masyarakat mendekati pertunjukan di ruang publik ini sebagai aksi rasa syukur dan kegembiraan atas pengakuan gamelan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Sejumlah karya poster yang ditata berjajar di depan jalur pedestrian depan pintu utama Pasar Gedhe, Solo sebagai lokasi aksi kolaborasi yang ditujukan untuk mengajak masyarakat umum dalam menikmati sajian karya seni rupa dan desain diiringi gerakan pantomim. Beragam tampilan poster yang berisi ajakan dan bertemakan untuk bangga dan selalu berupaya melestarikan seni budaya tradisi, khususnya gamelan di masa depan.

Selanjutnya Basnendar Herry Prilosadoso selain co founder Komunikotavisual, juga dosen Prodi DKV FSRD ISI Surakarta menyatakan bahwa aksi kolaborasi ini diharapkan semakin mendekatkan masyarakat untuk lebih peduli dan rasa memiliki gamelan lebih meningkat lagi, juga sebagai media informasi atas pengakuan gamelan oleh UNESCO.

Cos/*