Konten Populer Perekat Nilai Kemasyarakatan

Spread the love

Solo, Poskita.co – Pentingnya menanamkan butir-butir Pancasila pada generasi muda menjadi perhatian banyak pihak. Namun penanaman jiwa Pancasila pada generasi muda tidak mudah dan tidak bisa menggunakan cara yang konvensional lagi seperti menghafal maupun penataran.

Situasi saat ini, generasi muda disebut sebagai generasi 4.0 dengan segala kecanggihan teknologi komunikasi sehingga pengetahuan yang mereka dapat dari kemajuan zaman ini sangat susah dibendung.

Dalam kondisi yang penuh tantangan akibat pandemi Covid-19 ini, makna dan nilai-nilai Pancasila juga harus tetap diamalkan dalam kehidupan kita, agar keberadaannya tidak hanya dijadikan sebagai simbol semata.

Berdasarkan hal-hal tersebut, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan senantiasa menggandeng anak-anak muda yang eksis di media digital untuk bersama-sama menularkan hal-hal positif tentang kecintaan pada budaya bangsa kita sendiri.

Ditemui pada Workshop Produksi Konten Trik membuat Video Kreatif dan Menarik “Pancasila dan Seni Budaya Sebagai Perekat Nilai – nilai Sosial Kemasyarakatan”, Rabu (16/02/2022), salah satu konten kreator yang menjadi pembicara pada workshop tersebut, Cindy Gulla mengatakan membuat konten dengan tema Pancasila tanpa harus menggurui adalah tantangan tersendiri.

“Ini chalenge tersendiri. Zaman sekarang anak muda maunya cepat viral jadi upload yang aneh-aneh. Menjadi tantangan saat bagaimana upload hal yang populer tapi tetap dengan konten yang sehat,” ungkap Youtuber muda dengan 500 ribu follower ini.

Cindy menjelaskan tujuannya bermedia sosial adalah memberikan keceriaan pada orang yang melihat kontennya.

“Saya membranding diri sebagai orang yang ceria, penuh optimisme sehingga orang akan mendapatkan hal yang bahagia, ceria, menyenangkan setelah melihat konten saya,” tuturnya.

Cindy juga mempunyai cara tersendiri dalam menyampaikan pesan-pesan keberagaman, toleransi, nilai-nilai Pancasila tanpa harus menjelaskan isi Pancasila.

“Saya selalu berusaha berkontribusi di hari-hari besar keagamaan seperti ikut puasa, masak untuk dibagi-bagi pasa buka puasa. Dari sini nilai-nilai Pancasila tidak harus dijelaskan tapi menunjukkan dalam tindakan nyata. Menunjukkan toleransi dan berbagi,” jelasnya.

Mantan anggota JKT 48 ini pernah menabung untuk membeli 240 ayam goreng yang dimakan bersama di Kampung Pemulung saat hari ulang tahunnya.

“Anak muda penting untuk memberikan konten yang bisa berdampak pada orang lain. Tidak cuma ngajarin tapi melakukan. Ini mindset yang harus diubah anak muda agar lebih peka pada sekitarnya,” jelasnya.

Gadis berusia 25 tahun ini juga mengajak konten kreator muda untuk membuat hal-hal simpel namun bisa berdampak bagus bagi follower dan masyarakat.

“Buat generasi muda kitalah penerus bangsa, kemajuan, budaya semua di tangan kita. Penerus semangat Pancasila ini di tangan kita. Jangan jadi pengamat tapi jadilah dampak, ikut berpartisipasi dan bergerak,” tandas Cindy.

Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Stafsus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menyampaikan kreativitas anak-anak muda yang luar biasa ini bagaimana bisa memaknai Pancasila dan dijadikan konten agar bisa diserap oleh generasi Z.

“Anak-anak yang jago kreator ini mencoba membunyikan Pancasila dalam konteksnya sesuai dengan mereka melihat realitas di lapangan,” tutur Romo Benny.

Romo Benny menjelaskan, karya konten-konten kreator ini bisa dikemas dalam bentuk film-film pendek animasi ataupun karya lainnya.

“Sehingga akan memberikan suasana di ruang publik sehingga ruang publik itu diisi dengan air positif bagi kemajuan bangsa dan negara,” kata Romo Benny.

Romo Benny juga mengajak konten kreator ini untuk membuat konten dari peristiwa sehari-hari khususnya rasa gotong royong dan solidaritas di masyarakat.

“Kita memiliki para youtuber, anak-anak muda yang global. Tetapi bagaimana mereka berpikir global bertindak lokal. Jadi tradisi kita bisa membuat konten makanan khas, kebudayaannya, sejarah kampungnya. Itu menarik, ada wisatanya. Banyak cerita rakyat yang bisa dikemas dengan baju Pancasila agar pesan kita sampai pada masyarakat,” pungkas Romo Benny.

cosmas