Implementasi Sekolah Ramah Anak Melalui Pembelajaran Menyenangkan
Oleh: Yani Puji Hastuti, S.Pd
SMKN Jumantono, Karanganyar
Sehubungan dengan program Sekolah Ramah Anak yang di telah dideklarasikan pada tanggal 28 September 2021, maka pada Kamis, 11 November 2021 dilaksanakan workshop implementasi SRA ke dalam perencanaan RPP yang dituangkan ke dalam beberapa metode pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran menyenangkan diimplementasikan dalam wujud kegiatan Gerakan Sekolah Menyenangkan. “Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan, kebermanfaatan bagi dirinya, bangsanya dan masyarakatnya, juga untuk kebahagiaan yang setinggi tingginya. (Ki Hadjar Dewantara 1965)”
Sehingga dalam mendidik dan mengajar hendaknya kita mempertimbangkan dari berbagai aspek siswa (peserta didik), dilihat dari aspek psikomotorik, emosi, kognitif dan social.
Semua aspek tersebut harus bisa di penuhi dan dijaga sesuai perkembangan usianya. Karena perkembangan peserta didik (PD) akan sangat dipengaruhi oleh keempat aspek tersebut.
Berkenaan dengan keempat aspek tersebut yang sesuai adalah GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) yang lebih menekankan pada kegiatan “Merdeka Belajar”. GSM menciptakan budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri dan menyenangkan di sekolah. Gerakan ini berupaya membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan yang menyenangkan untuk belajar.
Konsep Sekolah Menyenangkan diwujudkan dengan
- Learning Environment
Adalah lingkungan belajar yang merujuk pada kondisi fisik, konteks, dan budaya tempat siswa belajar meliputi susunan bangku dan meja, warna ruangan kelas, ketersediaan tong sampah, dan hal terkait benda fisik lainnya, juga meliputi budaya sekolah, etos dan karakteristik kepala sekolahnya, interaksi antar individu serta bagaimana cara guru melaksanakan kegiatan pembelajarannya.
Secara fisik nampak bangku dan meja yang mempunyai sudut lancip harus ditumpulkan, lingkungan sekolah yang bersih dengan budaya pembiasaan yang baik dari seluruh civitas akademika. Ada keterjalinan hubungan yang harmonis kepada seluh penghuninya di mulai dari petugas satpam yang siap memberi pengamanan dan pelayanan. Petugas kebersihan yang melaksanakan tugas membersihkan lingkungan sekolah tanpa mengganggu aktivitas peserta didik. Selain itu, peserta didik juga perlu ditanamkan kesadaran menjaga kebersihan dan kerapian lingkungannya. Petugas kantin yang menjaga kesehatan makanan dengan memberikan menu sehat. Guru, tenaga pendidik dan kepala sekolah yang memberikan perlindungan dan pelayanan pembelajaran tanpa kekerasan dan ancaman. Pembelajaran bisa dilaksanakan baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan disesuaikan dengan tujuan pembelajarannya. - Pedagogical Practices
Merupakan praktik mengajar dengan model dan inovasi pembelajaran melalui pengenalan langsung (bisa melihat tayangan video atau pengamatan suatu peristiwa dan simulasi). Mendengarkan suara siswa (siswa diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya dan guru harus berpedoman bahwa setiap anak itu cerdas sehingga kita tidak apriori dengan pendapatnya). Pembelajaran berbasis project (beberapa pembelajaran yang menghasilkan karya bisa berhubungan dengan karya akademik maupun karya berupa barang yang bisa dipasarkan). Pembelajaran proses pebentukan pengetahuan sendiri (menemukan teori baru menurut pengamatan dan eksperimen siswa) - School Connectedness
Adalah perasaan seorang siswa merasa nyaman saat berada di sekolah, merasa diperhatikan dan dipedulikan oleh orang-orang yang berada di sekolah dan berpengaruh pada keterlibatan siswa di sekolah. Hubungan siswa dengan orang-orang di sekolah serta akademik siswa (aktif mengikuti semua aktivitas di sekolah). Dengan artian bahwa siswa akan merasa selalu kangen untuk pergi ke sekolah atau ada keterkaitan batin, bangga dan mencintai sekolahnya. Sekolah harus memenuhi sebagai lingkungan yang sehat dan aman. Sekolah harus memberikan dukungan penuh perkembangan siswanya baik kecerdasan akademik maupun non akademik. Siswa pun perlu ditumbuhkan perasaan tertantang untuk berubah menjadi lebih baik tampa adanya perundungan, serta ada keterlibatan orang tua pada program sekolah. Dalam arti bisa keterlibatan langsung menjadi salah satu pengurusnya atau secara tidak langsung melalui dukungan memberikan ijin kepada putra putrinya untuk mengikuti program sekolah karena di anggap aman dan sehat untuk perkembangan putra putrinya. - Character Development
Adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila. ***
Editor: Cosmas