Pembangunan Oksigen Generator Telat 2 Bulan Bupati Marah
SRAGEN, POSKITA.co – Proyek Generator Oksigen akhirnya dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Hanya saja, pengerjaan proyek senilai Rp 6,4 miliar yang tak sesuai target membuta Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati kecewa. Bahkan kekecewaan Bupati Yuni ditumpahkan dalam pidato peresmian proyek generator oksigen tersebut, Jumat (17/9). Lantaran proyek yang ditarget 3 minggu kelar untuk menangani krisis oksigen Juli lalu baru terealisasi pertengahan September ini.
Bupati mengaku tidak bahagia meski kabupaten Sragen saat ini memiliki oksigen generator. Lantaran dana yang dikelurkan tidak sedikit. Padahal kebijakan membeli oksigen generator tersebut melihat situasi puncak krisis oksigen. ”Saya tekan betul pada penyedia. Pada saat itu saya bilang kerjakan dan selesaikan dalam waktu 3 minggu. Itu jawabannya siap di depan. Tapi baru hari ini baru selesai. Saya nggak happy pokoknya,” bebernya.
Padahal saat ini situasi kebutuhan oksigen sangat landai. Saat ini sudah PPKM level 3 dan angka kematian menurun drastis. Tapi oksigen generator baru selesai. ”Teman-teman di DPRD pun bakal akan tanya, penting nggak ini. Saya tegaskan penting! Karena saya perlu persetujuan Ketua DPRD untuk membeli ini,” ungkapnya.
Yuni membeberkan alasan keterlambatan tersebut akibat suku cadang yang terbatas. Meskipun oksigen generator buatan Indonesia. Namun tetap saja ada sejumlah komponen yang diimport dari luar negeri. ”Karena pandemi arus pengiriman barang terganggu, ini juga terganggu,” ujarnya.
Bupati menyampaikan pada saat ini posisi landai alat tersebut akan tetap dimanfaatkan. Karena difungsikan untuk memenuhi kebutuhan oksigen internal RSUD Sragen. Sedangkan pemanfaatan untuk pengisian oksigen ke instansi kesehatan lain seperti Puskesmas dan RS Swasta memerlukan payung hukum. Sehingga akan dibahas dengan DPRD Sragen.
Sementara Direktur RSUD Sragen, dr Soehadi Prijonegoro dr Didik Haryanto bersyukur mesin tersebut saat ini bisa dimanfaatkan. Kebijakan membeli alat tersebut sejak awal bulan Juli di massa puncak kasus covid-19 dan kelangkaan oksigen.
”Inilah yang mendasari pembelian itu. Sehingga kami mengajukan nota dinas ke bupati dan disetujui kemudian ditindaklanjuti kita memberitahukan ke ketua DPRD dan mendapatkan dukungan Kajari. Kita konsultasi ke beliau dari kejaksaan dan Kapolres. Saat Pengadaan degan proses e katalog produk proses dilakukan 23 Juli dihadiri pak Kapolres,” ungkapnya. (Cartens)