Pentingnya Media Origami dalam Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Anak Kelompok A

Spread the love

oleh : Sri Suyamtini, S.Pd.AUD
Guru Kelompok A TK Pertiwi 02 Lalung Kabupaten Karanganyar

Taman Kanak-kanak (TK) sebagai jenjang pendidikan anak usia dini ( usia 6 tahun atau dibawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan berperan penting terhadap kemajuan suatu bangsa.

Siswa Taman Kanak-kanak (TK) mengalami kesulitan dan kurang menguasai materi pembelajaran bentuk-bentuk Geometri. Guru-guru juga merasa kesulitan dalam mengajari materi bentuk-bentuk Geometri terutama pada Kelompok A, karena keterbatasan media pembelajaran, pengalaman mengajar, keaktifan siswa yang minim dan lain-lain, sehingga kualitas pembelajaran bentuk-bentuk Geometri tidak optimal.
Pendidik memaknai konsep Badru Zaman, dkk (2008 : 4.13) yang menerangkan bahwa secara harfiah media berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran pada dasarnya merupakan media pesan dari guru yang ingin diteruskan kepada anak. Pesan yang disampaikan adalah isi pelajaran dalam bentuk tema atau topik pembelajaran dengan tujuan agar terjadi proses belajar pada diri anak. Media pembelajaran terdiri atas 2 unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software).
Media pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa menjadi aktif dan bersemangat. Pendidik dapat menggunakan media kertas origami. Kertas origami digunakan untuk seni melipat kertas. Origami berasal dari bahasa Jepang “ori” yang memiliki arti lipatan dan “kami” yang berarti kertas. Pendidik mengenal nilai-nilai media pembelajaran, di antaranya :
1) Menyederhanakan konsep-konsep yang abstrak.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep dapat dijelaskan secara langsung kepada anak TK yang bisa disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Siswa dikenalkan penyederhanaan konsep yang abstrak misalnya: untuk menjelaskan tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin dan sebagainya, bisa menggunakan media gambar.
2) Media dapat menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sulit didapat di dalam lingkungan belajar siswa.
Guru menjelaskan kepada anak TK dengan menggunakan gambar tentang binatang-binatang buas. Siswa dapat memahami dan memaknai pembelajaran secara tepat dan cepat dengan bantuan media.
3) Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Melalui media, guru bisa menyampaikan gambaran mengenai objek-objek yang terlalu besar, seperti : sebuah kapal laut, pesawat udara, candi, dan lain-lain di depan kelas. Demikian halnya objek yang terlalu kecil, seperti : semut, nyamuk, virus dan sebagainya.
4) Media dapat diterapkan melalui gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Guru bisa memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat kepada siswa melalui video slow motion, seperti : melesatnya anak panah, atau proses sebuah ledakan. Gerakan yang terlalu lambat, seperti : pertumbuhan kecambah dan mekarnya bunga (Badru Zaman, dkk, 2008 : 4.11-4.12).

Menurut Wina Sanjaya, kualitas baik atau buruknya suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1) Faktor Guru
Dalam sistem pembelajaran, guru merupakan faktor penentu. Guru sebagai subjek yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Guru berperan sebagai perencana pembelajaran dan sebagai implementator perencanaan pembelajaran. Sebagai perencana pembelajaran, guru dituntut untuk bisa memahami dengan baik kurikulum yang berlaku, karakterisitik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada. Guru juga sebagai implementator perencanaan pembelajaran, guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi sebagai pengelola pembelajaran. Pentingnya peranan guru ditunjukkan melalui efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru (Wina Sanjaya, 2008 : 15).
2) Faktor Siswa
Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi kecepatan perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek berbeda beda.
3) Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, seperti media, alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kesimpulannya sarana dan prasarana menjadi komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2008: 18).
4) Faktor Lingkungan
Dilihat dari sisi lingkungan, ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.

Penerapan media origami pada pembelajaran materi pelajaran berupa bentuk-bentuk geometri bagi anak kelompok A dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, hal ini bisa diterapkan pada pembelajaran materi lainnya dalam area kognitif yang sejenis. Dengan demikian penggunaan media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran anak kelompok A TK Pertiwi 02 Lalung kecamatan Karanganyar kabupaten Karanganyar.
Editor: cosmas