Inovasi Pembelajaran Tiada Henti di Masa PPKM
Oleh: Sudarsono, S. Pd
Guru IPS SMP Negeri 2 Jatiyoso
Pandemi covid 19 tidak tahu kapan berakhir. Di saat sekolah mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan berbagai skenario namun karena adanya peningkatan penularan covid-19 menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Pengumuman kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada hari Kamis tanggal 1 Juli 2021 di berlakukan sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali dijelaskan bahwa PPKM Jawa-Bali memungkinkan operasional sektor non esensial yakni dengan komposisi 75% work from home (WFH) dan 25% work from office (WFO).
Dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali mulai tanggal 3 sampai 20 Juli 2021 diperpanjang lagi sampai tanggal 25 Juli 2021 maka dunia pendidikan yang sedianya akan melakukan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akhirnya harus kembali dilakukan dengan daring (dalam jaringan).
Meskipun pembelajaran daring dirasa sudah mulai menjenuhkan oleh siswa, guru harus berupaya untuk selalu inovatif agar kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan dengan menyenangkan, menarik perhatian siswa, agar siswa selalu aktif dan disiplin mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Multi metode pembelajaran secara efektif yang menyenangkan bagi siswa masa pembelajaran daring selalu diupayakan dengan berbagai upaya salah satunya adalah metode daring dikombinasikan dengan Project Based Learning (PBL). Metode ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada siswa agar bisa berkolaborasi, gotong-royong dan empati dengan sesama. Dalam kondisi pandemi metode ini dilakukan secara sederhana yang penting tujuannya bahwa siswa lebih giat, lebih semangat lebih tertarik dan tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Langkah-langkah pembuatan Project Based Learning adalah penentuan pertanyaan mendasar, penyusunan rancangan proyek, penyusunan jadwal kegiatan, memonitor jalannya proyek, penilaian terhadap proyek yang dilakukan dan terakhir adalah evaluasi.
Dalam kondisi pandemi, langkah-langkah pembelajaran daring dengan metode Project Based Learning (PBL) tersebut dapat disesuaikan dengan situasi kondisi keberadaan peserta didik belajar dari rumah masing-masing. Dengan penerapan model ini diharapkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran daring tetap semangat, giat, menarik dan menyenangkan. Melalui langkah-langkah pembelajaran dengan metode Project Based Learning (PBL) tersebut peserta didik melakukan aktivitas mulai dari perencanaan sampai pada publikasi hasilnya. Dan peserta didik dilatih dan diberi kepercayaan utuh untuk melakukan aktivitas mempertanggungjawabkan proyek yang dilakukan. Sehingga dalam model ini, setiap peserta didik berperan aktif dalam pelaksanaan proyek tersebut. Setiap peserta didik bertanggungjawab besar terhadap keberhasilan proyeknya. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri bagi siswa melalui berbagai aktivitas belajar. Maka dengan model Project Based Learning diharapkan peserta didik akan berperan aktif dalam pembelajaran meskipun dalam kondisi Pandemi Covid–19.
Sebagai contoh pembelajaran IPS kelas 9 semester gasal pada materi Letak dan Luas Benua Asia dengan pembelajaran daring yang menggunakan metode Project Based Learning (PBL) di awali dengan menyampaikan tema pembelajaran kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa misalnya diharapkan siswa mampu menunjukkan letak benua Asia dan benua lainnya dan menyebutkan urutan benua berdasarkan luas dan letaknya. Maka pada langkah pertama siswa diberi materi dalam bentuk PDF yang berisi tentang letak dan luas Benua Asia dan Benua lainnya yang dikirim melalui grup WA kelas, pada langkah ini disebut kegiatan pembelajaran literasi. Setelah membaca melihat mengamati materi yang disajikan peserta didik disuruh mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi tentang letak dan luas Benua Asia dan Benua lainnya dan yang akan dijawab melalui kegiatan belajar mengajar secara daring yang dikirim melalui grup WA kelas, pada langkah ini disebut kegiatan critical thinking. Kemudian pada langkah collaboration siswa dipersilahkan membentuk grup WA kecil kalau dalam pembelajaran tatap muka membentuk kelompok belajar untuk berdiskusi, tujuannya adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mungkin, mempresentasikan ulang dalam bentuk tulisan dan saling bertukar informasi tentang materi ajar letak benua Asia dan benua lainnya. Pada tahap kegiatan pembelajaran komunikasi setiap kelompok saling bertukar hasil belajar kelompok melalui grup WA kelompok untuk dimintakan pendapat terhadap kelompok yang lain. Dan di tahap kegiatan pembelajaran kreativitas yang merupakan tahapan terakhir, guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait dengan letak dan luas Benua Asia dan benua lainnya kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami dalam bentuk pertanyaan melalui grup WA Kelas. Setelah proses pembelajaran selesai setiap kelompok mengirim hasil pekerjaannya setelah diberi tambahan dari masukan usulan dari kelompok lain kemudian guru memberikan penilaian kepada hasil karya peserta didik dan memberikan pujian penghargaan kepada kelompok belajar yang kinerjanya baik yang dikirim melalui grup WA Kelas.
Dengan demikian inovasi pembelajaran yang tiada henti di masa PPKM ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga pembelajaran akan lebih menarik, tidak jenuh, lebih bergairah dan tujuan terakhir adalah prestasi siswa akan meningkat. Tetap semangat Guru Indonesia.
Editor: Cosmas